Ilustrasi Gajah dan Burung Ababil Simbol perlindungan Tuhan, menampilkan siluet gajah yang dihalau oleh sekumpulan burung kecil.

Kisah Perlindungan Ilahi: Surah Al-Fil Ayat 3

Surah Al-Fil, yang berarti "Gajah", adalah salah satu surah pendek namun sarat makna dalam Al-Qur'an. Surah ini menceritakan peristiwa luar biasa tentang upaya penghancuran Ka'bah oleh pasukan besar yang dipimpin oleh seorang raja Yaman bernama Abrahah, dan bagaimana Allah SWT menyelamatkan rumah-Nya melalui pertolongan yang tak terduga.

Fokus pada Terjemahan Surah Al Fil Ayat 3

Ayat ketiga dari surah ini sangat krusial karena menjelaskan mekanisme hukuman yang akan diturunkan kepada pasukan gajah tersebut. Untuk memahami kedalaman kisahnya, mari kita simak teks aslinya dan terjemahannya.

تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ مِّن سِجِّيلٍ

Terjemahan

"yang melempari mereka dengan batu-batu dari tanah yang dibakar,"

Makna dan Penjelasan Mendalam

Ayat 3 ini menggambarkan senjata pemusnah yang digunakan Allah SWT untuk menghentikan invasi Abrahah. Kata kunci dalam ayat ini adalah "hijaratun min sijjiil". Para mufassir (ahli tafsir) menjelaskan bahwa kata sijjiil memiliki beberapa interpretasi yang mengarah pada satu kesimpulan: kehancuran total.

Memahami "Hijaratan Min Sijjiil"

Secara harfiah, hijaratun berarti batu-batu. Namun, penambahan kata min sijjiil memberikan dimensi khusus pada batu-batu tersebut. Beberapa penafsiran populer meliputi:

  1. Batu yang Terbakar (Sijjiil sebagai Tanah Liat Keras): Banyak ulama menafsirkan sijjiil sebagai tanah liat yang telah dibakar hingga menjadi keras seperti batu (batu bata). Ini menyiratkan bahwa batu-batu yang dijatuhkan burung Ababil memiliki daya hancur yang jauh melampaui batu biasa; ia mampu menembus dan menghancurkan tubuh serta peralatan perang pasukan Abrahah.
  2. Batu yang Sangat Keras (Batu Api): Tafsiran lain menghubungkan sijjiil dengan batu yang sangat keras, bahkan mungkin menyerupai batu belerang atau batu api yang mengandung unsur panas dan mudah meledak saat menghantam sasaran.
  3. Catatan yang Dicatat/Ditentukan: Beberapa ahli bahasa Arab kuno mengaitkan sijjiil dengan sesuatu yang telah ditetapkan atau dicatat. Dalam konteks ini, batu-batu itu adalah hukuman yang telah ditentukan Allah secara khusus untuk menghancurkan mereka pada saat dan tempat itu.

Pesan utama yang ingin disampaikan melalui ayat ini adalah bahwa kekuatan manusia, betapapun besar dan lengkap senjatanya—dalam hal ini pasukan gajah yang dianggap tak terkalahkan—tidak ada artinya di hadapan kekuatan dan kehendak Allah SWT. Gajah, simbol kekuatan militer pada masa itu, menjadi tidak berdaya ketika dihadapkan pada batu-batu kecil yang dilemparkan oleh burung-burung kecil (Ababil).

Konteks Sebelum dan Sesudah Ayat 3

Ayat 1 dan 2 telah menetapkan peristiwa: "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Tuhanmu telah melakukan terhadap golongan gajah?" dan "Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?". Ayat 3 kemudian menjelaskan bagaimana tipu daya itu digagalkan—yaitu dengan mengirimkan batu-batu tersebut. Ayat selanjutnya (Ayat 4 dan 5) menyimpulkan bahwa mereka dihancurkan hingga menjadi seperti daun yang dimakan ulat, menegaskan totalitas kehancuran musuh tersebut.

Kisah Surah Al-Fil, yang berpusat pada terjemahan Surah Al Fil ayat 3, menjadi pengingat abadi bagi umat Islam tentang janji pertolongan Allah kepada mereka yang menjaga kesucian-Nya, serta peringatan bahwa kesombongan dan keangkuhan dalam menentang kebenaran akan berakhir dengan kehinaan.

--- Akhir Konten ---

🏠 Homepage