Makna dan Teks Surat Al-Lahab yang Diawali Lafal 'Tabbat Yada Abi Lahab'

ق Simbol Kebenaran

Ilustrasi visual bertema api dan ketetapan.

Surat Al-Lahab, atau dikenal juga dengan nama Al-Masad, adalah salah satu surat pendek dalam Al-Qur'an yang terletak pada juz ke-30. Surat ini memiliki keunikan tersendiri karena memiliki kisah spesifik di balik penurunannya. Ketika kita berbicara mengenai **surat al lahab diawali dengan lafal** apa, jawabannya sangat tegas dan lugas, yaitu "Tabbat Yada Abi Lahab".

Pembukaan Surat Al-Lahab

Lafal pembuka surat ini adalah salah satu yang paling mudah diingat oleh umat Islam di seluruh dunia. Surat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Lahab, paman Rasulullah SAW, yang terkenal sangat menentang dakwah Islam. Kata "Tabbat" sendiri mengandung makna celaka atau binasa.

Mari kita telaah lebih dalam isi surat yang terdiri dari lima ayat ini:

Teks dan Terjemahan Surat Al-Lahab

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
Tabbat yadaa Abi Lahabinw wa tabb
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan (dia sendiri) pun binasa.
مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ
Maa aghna 'anhu maaluhuu wa maa kasab
Hartanya dan apa yang telah ia usahakan (perbuat) tidaklah berguna baginya.
سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
Sayaslaa naaran dhaata lahab
Kelak ia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (nyala).
وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ
Wamraatuhuu hammaalatal hatab
Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar.
فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ
Fii jiidihaa hablum min masad
Di lehernya ada tali dari sabut.

Konteks Historis Penurunan Surat

Alasan utama mengapa **surat al lahab diawali dengan lafal** kutukan langsung adalah karena penolakan terang-terangan Abu Lahab terhadap Islam. Abu Lahab memiliki nama asli Abd al-Uzza ibn Abd al-Muttalib, dan ia adalah paman kandung Nabi Muhammad SAW. Meskipun memiliki hubungan kekerabatan, ia menjadi salah satu musuh bebuyutan Rasulullah.

Riwayat menyebutkan bahwa ketika Rasulullah SAW mulai berdakwah secara terbuka di bukit Safa, beliau memanggil seluruh kaum Quraisy. Setelah menyampaikan risalah tauhid, Abu Lahab langsung berdiri dan meneriakkan kata-kata yang sangat kasar, yang intinya adalah penolakan total dan penghinaan terhadap ajaran baru tersebut. Sebagai respons atas penolakan ini, turunlah surat Al-Lahab, yang secara harfiah mengutuk tindakan dan nasib Abu Lahab dan istrinya, Ummu Jamil.

Makna Mendalam di Balik Setiap Ayat

Ayat pertama, yang menjadi ciri khas pembukaan surat ini, langsung menunjukkan kehancuran total (dunia dan akhirat) yang menimpa Abu Lahab. Kata "Tabbat" menunjukkan kepastian azab yang akan datang.

Ayat kedua menjelaskan bahwa kekayaan yang ia banggakan, yaitu harta dan anak-anaknya yang banyak, tidak akan mampu menyelamatkannya dari hukuman Allah. Hal ini menjadi pelajaran bagi siapa pun yang mengandalkan materi daripada kebenaran ilahi.

Ayat ketiga secara spesifik menyebutkan jenis siksaan yang akan dialaminya: api yang menyala-nyala (Lahab), yang secara ironis sesuai dengan julukannya. "Lahab" berarti nyala api.

Dua ayat terakhir surat ini menyoroti peran istrinya, Ummu Jamil, yang dijuluki "pembawa kayu bakar". Ada beberapa tafsiran mengenai makna ini. Ada yang mengatakan ia secara harfiah membawa duri dan kayu bakar untuk diletakkan di jalan Rasulullah agar menyakiti beliau. Tafsiran lain menyebutkan bahwa ia membawa bahan bakar untuk menyalakan api permusuhan terhadap Nabi Muhammad SAW. Konsekuensinya, di akhirat ia akan menanggung siksaan dengan tali api (sabut) melingkari lehernya, sebuah gambaran penderitaan yang hina.

Pelajaran Etika Sosial

Meskipun surat ini bernada keras dan menghukum dua individu spesifik, pelajaran yang bisa diambil sangat universal. Surat Al-Lahab menekankan bahaya kesombongan dan permusuhan yang didasari oleh kebencian buta. Hubungan keluarga tidak berarti apa-apa di hadapan kebenaran ilahi jika seseorang memilih untuk membangkang dan menyakiti rasul-Nya.

Bagi seorang Muslim, mempelajari surat ini—yang **surat al lahab diawali dengan lafal** "Tabbat"—bukan hanya sekadar menghafal teks, melainkan merenungkan konsekuensi dari penolakan terhadap kebenaran dan pentingnya menjaga lisan serta perbuatan dari segala bentuk fitnah dan permusuhan terhadap ajaran Allah dan Rasul-Nya.

Surat Al-Lahab menjadi pengingat abadi bahwa kekuasaan dan harta duniawi adalah fana, sementara pertanggungjawaban atas perbuatan di hadapan Allah SWT adalah mutlak dan abadi.

🏠 Homepage