Memahami Surat Al-Lahab: Nama Lain dan Pesan Kerasnya

🔥

Ilustrasi visualisasi makna Al-Lahab (Api Berkobar).

Surat Al-Lahab: Siapa yang Disebut Juga dengan Nama Ini?

Di antara lautan ayat dan surah dalam Al-Qur'an, terdapat surat yang memiliki pesan tegas dan peringatan keras terhadap musuh-musuh Islam di awal penyiaran dakwah. Surat tersebut adalah **Surat Al-Lahab**.

Secara spesifik, **surat Al-Lahab disebut juga surat** Al-Masad. Kedua nama ini merujuk pada surat ke-111 dalam susunan mushaf Al-Qur'an. Penamaan "Al-Lahab" diambil dari ayat pertama surat tersebut yang berarti "nyala api," sementara "Al-Masad" (yang berarti "serat kasar" atau "tali sabut") diambil dari ayat terakhirnya. Meskipun berbeda nama, keduanya merujuk pada satu wahyu yang sama, diturunkan mengenai Abu Lahab, paman Nabi Muhammad SAW, dan istrinya.

Penggunaan dua nama ini seringkali membuat pembaca awam sedikit bingung, namun penting untuk dipahami bahwa keduanya adalah valid dan berasal langsung dari teks Al-Qur'an itu sendiri.

Latar Belakang Penurunan dan Konteks Historis

Surat Al-Lahab termasuk dalam golongan surat Makkiyah, yang berarti diturunkan sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Konteks penurunannya sangat personal dan dramatis. Surat ini turun sebagai respons langsung terhadap penolakan keras dan permusuhan terang-terangan yang dilakukan oleh Abu Lahab bin Abdul Muthalib. Abu Lahab adalah salah satu figur Quraisy yang paling gigih menentang dakwah keponakannya, Nabi Muhammad SAW, bahkan setelah nabi mulai berdakwah secara terang-terangan di Bukit Safa.

Ketika Nabi Muhammad SAW mengumpulkan kaum kerabatnya untuk menyampaikan risalah tauhid, Abu Lahab berdiri dan menolak keras, bahkan mendoakan kehancuran bagi Nabi. Respons inilah yang memicu turunnya wahyu yang berisi kutukan dan janji siksa bagi Abu Lahab dan istrinya.

Kandungan Pokok Surat Al-Lahab

Dengan hanya lima ayat pendek, Surat Al-Lahab menyampaikan ancaman yang sangat spesifik dan jelas. Isi surat ini berfokus pada dua individu utama:

1. "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia pun akan binasa." (Ayat 1)

2. "Tidaklah berguna baginya harta benda dan apa yang telah ia usahakan." (Ayat 2)

3. "Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka)." (Ayat 3)

4. "Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar," (Ayat 4)

5. "Yang lehernya dililit seutas tali dari sabut (neraka)." (Ayat 5)

Ayat 1-3 fokus pada kehancuran dan kerugian total yang akan menimpa Abu Lahab. Meskipun ia adalah seorang yang kaya raya di Mekkah, harta kekayaannya tidak akan memberinya perlindungan sedikit pun dari azab Allah SWT. Sifatnya yang sombong dan penolakannya terhadap kebenaran membuatnya kehilangan segala keuntungan duniawi di akhirat.

Ayat 4 dan 5 kemudian secara khusus menyerang istrinya, Ummu Jamil binti Harb, saudari Abu Sufyan. Istrinya ini dikenal sangat aktif membantu suaminya dalam permusuhan terhadap Nabi. Ia seringkali menyebarkan duri dan kotoran di jalan yang akan dilalui Nabi. Oleh karena itu, balasan untuknya adalah digambarkan mengenakan tali sabut (tali kasar yang terbuat dari serat pohon palem) sebagai rantai di lehernya saat memasuki neraka, menunjukkan hinaan dan penderitaan abadi.

Pelajaran Penting dari Surat Al-Lahab

Pesan yang disampaikan oleh **surat Al-Lahab disebut juga surat** Al-Masad ini melampaui kisah dua individu tersebut. Surat ini memberikan beberapa pelajaran mendasar bagi umat Islam:

  1. Konsekuensi Penolakan Kebenaran: Surat ini menunjukkan bahwa permusuhan terbuka terhadap risalah Allah, meskipun dilakukan oleh kerabat dekat Rasulullah, akan dibalas setimpal.
  2. Harta Tidak Berlaku di Akhirat: Kekayaan dan usaha di dunia tidak ada artinya jika didedikasikan untuk menentang tauhid.
  3. Kuatnya Peran Pendukung: Istri Abu Lahab menunjukkan bagaimana dukungan aktif dalam kejahatan akan membawa pelakunya pada hukuman yang sama beratnya.
  4. Kepastian Janji Allah: Surat ini adalah salah satu mukjizat nubuwah karena ancaman yang ditujukan kepada Abu Lahab terwujud selama ia hidup, ia meninggal dalam keadaan kafir dan sengsara tanpa sempat memeluk Islam.

Oleh karena itu, setiap kali kita membaca atau merenungkan **surat Al-Lahab disebut juga surat** Al-Masad, kita diingatkan akan bahaya kesombongan, kebencian yang berakar, dan harga mahal yang harus dibayar ketika seseorang memilih untuk menolak cahaya kebenaran yang dibawa oleh para utusan Allah.

Penutup

Surat Al-Lahab adalah pengingat yang kuat bahwa tidak ada hubungan darah atau status sosial yang dapat menahan siksa Allah bagi mereka yang berbuat zalim. Pesannya jelas, tegas, dan relevan hingga akhir zaman sebagai peringatan bagi siapa pun yang hatinya tertutup dari seruan tauhid.

🏠 Homepage