Shalat adalah tiang agama Islam. Selain lima waktu shalat fardhu yang wajib dilaksanakan, seorang Muslim dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah sebagai pelengkap dan penyempurna ibadah. Salah satu sunnah yang sangat ditekankan oleh Rasulullah ﷺ adalah shalat rawatib.
Shalat rawatib adalah shalat sunnah rawatib (yang mengiringi) yang dikerjakan sebelum atau sesudah shalat fardhu. Pelaksanaannya secara rutin menjadi jalan untuk mendapatkan tambahan pahala dan kedekatan dengan Allah SWT, serta menambal kekurangan yang mungkin terjadi pada shalat wajib kita.
Kedudukan dan Keutamaan Shalat Rawatib
Shalat rawatib sering disebut sebagai "sunnah muakkadah" (sunnah yang sangat dianjurkan). Rasulullah ﷺ sangat rutin melaksanakannya, bahkan ketika sedang dalam perjalanan. Keutamaan shalat rawatib sangat besar, di antaranya adalah:
- Menambal Kekurangan Shalat Fardhu: Shalat sunnah berfungsi sebagai penyempurna dan penambal shalat wajib yang mungkin kurang khusyu’ atau terdapat kekurangan.
- Mendapatkan Pahala yang Besar: Konsistensi dalam melaksanakannya menunjukkan kesungguhan seorang hamba kepada Allah SWT.
- Mendapat Janji Rumah di Surga: Rasulullah ﷺ pernah bersabda bahwa siapa pun yang menjaga shalat sunnah rawatib dua belas rakaat sehari semalam, Allah akan membangunkan rumah baginya di surga. (HR. Muslim).
Jenis dan Jumlah Rakaat Shalat Rawatib
Shalat rawatib terbagi menjadi dua jenis utama berdasarkan kedudukannya terhadap shalat fardhu, yaitu qabliyah (sebelum) dan ba'diyah (sesudah).
1. Rawatib Qabliyah (Sebelum Shalat Fardhu)
Rawatib qabliyah dikerjakan sebelum melaksanakan shalat wajib. Jumlah rakaat untuk rawatib qabliyah adalah sebagai berikut:
- Sebelum Dzuhur: 2 rakaat (ada pendapat yang mengatakan 4 rakaat).
- Sebelum Ashar: 2 rakaat.
- Sebelum Maghrib: Tidak ada shalat rawatib qabliyah yang masyhur, namun dianjurkan melaksanakan shalat sunnah mutlak jika waktu memungkinkan.
- Sebelum Isya: 2 rakaat.
- Sebelum Subuh: 2 rakaat.
2. Rawatib Ba'diyah (Sesudah Shalat Fardhu)
Rawatib ba'diyah dikerjakan setelah selesai melaksanakan shalat wajib. Berikut adalah jumlah rakaatnya:
- Sesudah Dzuhur: 2 atau 4 rakaat.
- Sesudah Ashar: 2 rakaat.
- Sesudah Maghrib: 2 rakaat.
- Sesudah Isya: 2 rakaat.
- Sesudah Subuh: Tidak ada shalat rawatib ba'diyah, namun dianjurkan shalat sunnah fajar (sebelum subuh) atau shalat dua rakaat setelah salam shalat subuh jika belum sempat melakukannya sebelum adzan.
Total Rakaat dalam Sehari Semalam
Jika digabungkan, total shalat rawatib yang sangat dianjurkan (sunnah muakkadah) adalah 10 rakaat atau 12 rakaat jika mengikuti pendapat yang menganjurkan 4 rakaat sebelum Dzuhur dan 4 rakaat sesudah Dzuhur.
Total 12 rakaat adalah jumlah yang paling sering dirujuk dalam hadits yang menjanjikan rumah di surga. Praktik ini menunjukkan komitmen seorang Muslim untuk selalu terhubung dengan Allah di sela-sela kesibukan duniawi.
Tata Cara Pelaksanaan
Secara umum, tata cara pelaksanaan shalat rawatib sama dengan shalat sunnah lainnya. Niat dilakukan di hati sesuai dengan shalat yang akan dilaksanakan (misalnya, niat shalat sunnah qabliyah Dzuhur 2 rakaat). Setiap dua rakaat diakhiri dengan salam.
Niat: Dilafalkan dalam hati, tidak perlu dikeraskan. Contoh: "Usholli sunnatan qabliyyata dzuhri rak'ataini lillahi ta'ala."
Rakaat: Shalat rawatib umumnya dikerjakan dua rakaat salam, dua rakaat salam, kecuali shalat rawatib Dzuhur dan Ashar yang terkadang dikerjakan empat rakaat tanpa salam (disambung).
Waktu Pelaksanaan: Waktu shalat rawatib terikat langsung dengan waktu shalat fardhu yang mengiringinya. Shalat qabliyah dilakukan setelah adzan dan sebelum iqamah, sementara shalat ba'diyah dilakukan setelah salam shalat fardhu berakhir.
Penutup
Meskipun shalat rawatib bukan kewajiban mutlak seperti shalat fardhu, konsistensi dalam melaksanakannya adalah cerminan kecintaan dan kerinduan seorang hamba kepada Rabb-nya. Dengan menjaga shalat rawatib, seorang Muslim tidak hanya menyempurnakan ibadahnya tetapi juga mempersiapkan bekal terbaik untuk kehidupan akhirat.
Mari kita jadikan shalat rawatib sebagai kebiasaan yang manis dalam rutinitas harian kita, sebagai jembatan menuju surga-Nya.