Ilustrasi Shalat Berjamaah Gambar ilustrasi sederhana orang-orang berbaris rapi untuk shalat berjamaah dengan latar belakang masjid minimalis.

Panduan Lengkap Bacaan Iqomah (Latin)

Iqomah adalah seruan kedua yang dikumandangkan setelah adzan untuk memberitahukan bahwa shalat fardhu akan segera dimulai. Berbeda dengan adzan yang biasanya dikumandangkan dengan suara lantang, iqomah dibaca dengan lebih cepat dan tidak mengeraskan suara (lirih), serta hanya dibacakan satu kali.

Bagi umat Muslim yang sedang berada di perjalanan atau kesulitan membaca teks Arab, memiliki panduan bacaan iqomah dalam format Latin sangatlah membantu. Berikut adalah susunan lafal iqomah lengkap, baik dalam teks Latin maupun terjemahannya, agar kita dapat mengikuti sunnah Rasulullah SAW dengan benar.

Lafal Iqomah dalam Teks Latin

Bacaan iqomah dimulai setelah muadzin selesai mengumandangkan adzan. Kalimat "Hayya 'alash shalah" dan "Hayya 'alal falah" diucapkan dua kali dalam adzan, namun dalam iqomah diucapkan satu kali, dan ditambahkan satu kalimat penutup yaitu "Qad qāmatish shalah" yang diucapkan dua kali.

Berikut adalah urutan bacaan iqomah secara lengkap dalam teks Latin:

Allāhu akbar, Allāhu akbar

اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ

Allāhu akbar, Allāhu akbar

اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ

Asyhadu an lā ilāha illallāh

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ

Asyhadu anna Muḥammadar rasūlullāh

أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ ٱللَّهِ

Hayya 'alash shalah

حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ

Hayya 'alal falah

حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ

Qad qāmatish shalah, Qad qāmatish shalah

قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ، قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ

Allāhu akbar, Allāhu akbar

اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ

Lā ilāha illallāh

لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ

Terjemahan Bacaan Iqomah

Memahami arti dari setiap lafal akan menambah kekhusyukan dan kesadaran kita saat mempersiapkan diri untuk shalat.

Tata Cara dan Adab Mengumandangkan Iqomah

Selain lafal, terdapat beberapa tata cara dan adab yang dianjurkan saat mengumandangkan iqomah, yang perlu diperhatikan oleh muadzin atau yang bertugas:

1. Kecepatan dan Suara

Iqomah dibaca dengan lebih cepat dibandingkan adzan. Tidak disunnahkan mengeraskan suara (jahr) seperti saat adzan. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa jarak antara adzan dan iqomah sebaiknya cukup untuk persiapan jamaah, misalnya waktu yang dibutuhkan untuk merapikan shaf atau jeda ringan.

2. Posisi Muadzin

Secara umum, terdapat perbedaan pendapat mengenai posisi muadzin saat iqomah. Beberapa ulama menganjurkan muadzin untuk menghadap kiblat ketika mengucapkan "Qad qāmatish shalah", sesuai dengan kesiapan shalat akan dimulai.

3. Pengulangan Kalimat

Perbedaan paling mencolok dari adzan adalah pengulangan. Dalam adzan, kalimat syahadat dan ajakan shalat/falah diulang dua kali. Sementara dalam iqomah, kalimat "Hayya 'alash shalah" dan "Hayya 'alal falah" hanya diucapkan satu kali, dan ditambahkan kalimat penutup "Qad qāmatish shalah" yang diucapkan dua kali.

4. Hukum Melaksanakan Shalat Tanpa Iqomah

Mayoritas ulama mazhab (Hanafi, Syafi'i, Hanbali) berpendapat bahwa iqomah hukumnya adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi shalat berjamaah. Meskipun demikian, shalat tetap sah meski tanpa iqomah, namun sangat dianjurkan untuk senantiasa melaksanakannya demi mengikuti tuntunan Nabi Muhammad SAW.

5. Waktu Antara Adzan dan Iqomah

Waktu jeda antara adzan dan iqomah sangat penting. Jeda ini diberikan agar jamaah yang jauh sempat bergerak menuju masjid dan jamaah yang sudah hadir dapat melaksanakan shalat sunnah qabliyah (jika ada) atau sekadar menunggu dengan tenang. Jeda ini bervariasi tergantung kondisi, namun pada masa Rasulullah, jeda ini diukur berdasarkan waktu yang diperlukan untuk meratakan barisan shalat.

Dengan memahami lafal iqomah dalam teks Latin ini, semoga kita semakin mudah dalam mengikuti prosedur pelaksanaan shalat berjamaah di mana pun kita berada. Ingatlah bahwa iqomah adalah penanda bahwa kita akan segera menghadap dan berkomunikasi langsung dengan Allah SWT.

🏠 Homepage