Panduan Lengkap Bacaan Iqomah

Simbol Panggilan Salat

Ilustrasi Panggilan Salat

Memahami Bacaan Iqomah Setelah Adzan

Setelah lantunan merdu adzan mengalun memanggil umat Muslim untuk melaksanakan salat wajib, ada satu panggilan lagi yang menyusul sebelum salat berjamaah dimulai, yaitu iqomah. Iqomah adalah penanda bahwa salat akan segera didirikan. Berbeda dengan adzan yang dilakukan dengan suara agak keras dan lantang, iqomah umumnya dikumandangkan lebih cepat, lebih pelan, dan seringkali hanya dilakukan satu kali saja di dalam masjid atau musala.

Bagi banyak Muslim, terutama yang baru belajar salat, seringkali timbul pertanyaan spesifik mengenai bacaan yang tepat untuk iqomah. Apakah lafalnya sama persis dengan adzan? Apa saja perbedaan mendasar di antara keduanya? Memahami bacaan iqomah adalah bagian penting dari kesempurnaan tata cara salat.

Lafal Bacaan Iqomah Lengkap

Struktur bacaan iqomah sangat mirip dengan adzan, namun terdapat beberapa penambahan dan perbedaan substansial. Lafal iqomah diucapkan dengan cepat dan berulang untuk memberi isyarat bahwa shaf harus segera dirapatkan dan salat akan dimulai.

Berikut adalah lafal lengkap bacaan iqomah yang biasa diamalkan:

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ

Allahu Akbar, Allahu Akbar

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّٰهُ

Asyhadu an laa ilaaha illallah

أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ ٱللَّٰهِ

Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah

حَيَّ عَلَى ٱلصَّلَاةِ

Hayya 'alash shalaah

حَيَّ عَلَى ٱلْفَلَاحِ

Hayya 'alal falaah

قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ، قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ

Qad qamatis shalaah, Qad qamatis shalaah

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ

Allahu Akbar, Allahu Akbar

لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّٰهُ

Laa ilaaha illallah

Perbedaan Kunci Antara Adzan dan Iqomah

Perbedaan antara adzan dan iqomah sangat penting untuk diketahui agar tidak terjadi kekeliruan saat melaksanakannya. Secara umum, iqomah memiliki jumlah pengulangan yang lebih sedikit, namun terdapat satu frasa krusial yang hanya ada dalam iqomah.

1. Pengulangan Lafal

Pada adzan, lafadz "Allahu Akbar" diucapkan empat kali di awal, dan lafadz "Asyhadu" diucapkan dua kali. Sementara pada iqomah, lafadz "Allahu Akbar" di awal hanya diucapkan dua kali. Semua lafadz lainnya (syahadat, hayya 'alash shalaah, hayya 'alal falaah) diucapkan sekali saja, kecuali dua lafadz yang ditambahkan.

2. Penambahan Lafadz "Qad Qamatis Shalag"

Inilah perbedaan paling mendasar. Dalam iqomah, setelah lafadz "Hayya 'alal Falaah", ditambahkan seruan:

"QAD QAMATIS SHALAHAH" (قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ)

Lafadz ini diucapkan dua kali, yang berarti "Sesungguhnya shalat telah didirikan". Penambahan ini tidak ada dalam lafadz adzan. Setelah frasa ini, barulah dilanjutkan dengan pengulangan "Allahu Akbar" sebanyak dua kali dan diakhiri dengan "Laa Ilaaha Illallah".

3. Kecepatan dan Volume Suara

Adzan dikumandangkan dengan tempo yang lebih perlahan, bertujuan untuk menjangkau pendengar seluas mungkin. Sedangkan iqomah dikumandangkan dengan tempo yang cepat dan suara yang tidak terlalu keras, bertujuan untuk segera memberitahu jamaah bahwa salat akan segera dimulai, sehingga mereka bisa bersiap dan meluruskan shaf (barisan).

Tata Cara Mengumandangkan Iqomah

Prosedur mengumandangkan iqomah biasanya dilakukan oleh muadzin atau salah satu jamaah yang ditunjuk setelah imam dan makmum sudah siap di dalam masjid. Berikut tata caranya:

  1. Muadzin berdiri menghadap kiblat.
  2. Mengucapkan seluruh lafadz iqomah sesuai urutan di atas, memperhatikan penambahan "Qad Qamatis Shalag" dan perbedaan jumlah pengulangan.
  3. Setelah iqomah selesai, jamaah langsung berdiri untuk meluruskan shaf dan imam memulai takbiratul ihram.

Pelaksanaan iqomah ini menjadi sunnah muakkadah (sunnah yang sangat ditekankan) bagi laki-laki yang mendirikan salat berjamaah di masjid. Meskipun hukumnya sunnah, meninggalkan iqomah ketika salat berjamaah dikhawatirkan mengurangi kesempurnaan pahala salat tersebut. Dengan memahami bacaan dan tata cara ini, ibadah kita diharapkan menjadi lebih khusyuk dan sesuai dengan tuntunan syariat Islam.

🏠 Homepage