Dalam kehidupan seorang Muslim, panggilan salat adalah momen penting yang menentukan ritme harian. Panggilan khusus yang menandai dimulainya waktu salat Subuh memiliki lafaz yang unik dan sarat makna, yaitu: asholatu khairum minannaum. Frasa Arab ini bukan sekadar pengumuman; ia adalah pengingat fundamental tentang prioritas spiritual di hadapan kebutuhan duniawi.
Ilustrasi waktu fajar dan panggilan ibadah.
Lafaz yang sering kita dengar dalam seruan azan Subuh adalah:
Secara harfiah, terjemahan dari asholatu khairum minannaum adalah: "Salat itu lebih baik daripada tidur."
Pengucapan ini merupakan bagian integral dari azan Subuh dan iqamah (seruan kedua sebelum salat dimulai) di banyak belahan dunia Islam. Kalimat ini menyentuh inti dari prioritas seorang mukmin ketika fajar menyingsing, saat dunia masih diselimuti kantuk dan kenyamanan bantal.
Keutamaan frasa ini tidak muncul tanpa sebab. Tidur adalah kebutuhan biologis yang penting, namun dalam konteks ibadah, ada batasan atas segalanya. Ketika waktu Subuh tiba, seorang Muslim diuji apakah ia akan memilih kenyamanan sesaat atau memenuhi panggilan Tuhannya.
Ketika Bilal bin Rabah, muazin pertama Rasulullah ﷺ, mengumandangkan azan, seringkali ia menambahkan lafaz ini. Ini menunjukkan bahwa kesadaran spiritual harus mendahului keinginan fisik. Tidur yang lelap di pagi hari dapat membuat seseorang terlewat dari salat wajib, padahal salat Subuh memiliki keistimewaan yang luar biasa dalam pandangan syariat Islam.
Mengapa salat ini disebut lebih baik daripada tidur? Keutamaan ini diperkuat oleh berbagai sabda Nabi Muhammad ﷺ yang menekankan beratnya timbangan salat Subuh di hari kiamat. Beberapa hadis yang relevan antara lain:
Ketika seseorang mendengar asholatu khairum minannaum, ia diingatkan bahwa tidur yang ia tinggalkan adalah pengorbanan kecil dibandingkan dengan pahala dan kedekatan dengan Allah SWT yang akan ia raih melalui pelaksanaan salat tepat waktu.
Bagi banyak orang, terutama mereka yang bekerja hingga larut malam atau memiliki jadwal tidur yang tidak teratur, menanggapi panggilan Subuh adalah tantangan terbesar. Bagaimana cara menundukkan godaan tidur? Jawabannya kembali pada pemahaman makna kalimat tersebut.
Dengan merenungkan bahwa salat adalah penghubung langsung dengan Sang Pencipta, gairah spiritual harus lebih kuat daripada dorongan fisik. Rasulullah ﷺ pernah bersabda bahwa dua rakaat salat sunah sebelum Subuh (Rawatib Subuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya. Jika salat sunahnya saja sedemikian berharga, bagaimana dengan salat fardunya?
Mempersiapkan diri sejak malam—seperti tidur lebih awal, menata niat, dan meletakkan alarm jauh dari jangkauan—adalah langkah praktis untuk menjawab seruan asholatu khairum minannaum dengan tindakan nyata, bukan hanya pengakuan lisan. Keberhasilan melewati godaan tidur pagi ini menjadi penentu kualitas spiritual kita di awal hari.
Pada akhirnya, kalimat pendek tersebut berfungsi sebagai pengingat kosmis bahwa ada sesuatu yang jauh lebih berharga daripada istirahat sesaat: ketaatan total kepada ajaran Ilahi. Ini adalah investasi terbaik untuk kehidupan dunia dan akhirat.