Dalam lembaran kehidupan, seringkali kita dihadapkan pada ujian dan kesulitan yang terasa berat menekan dada. Rasa lelah, putus asa, dan kegelisahan menjadi teman akrab dalam perjalanan perjuangan. Di saat seperti inilah, petunjuk Ilahi menjadi pelita penerang. Salah satu ayat paling menenangkan yang termaktub dalam Al-Qur'an adalah yang terdapat dalam Surah Al-Insyirah (Asy-Syarh).
Surah ini, yang turun sebagai penghibur Nabi Muhammad SAW di masa-masa sulitnya di Mekkah, membawa janji kebaharuan. Inti dari pesan ini terangkum dalam pengulangan yang menenangkan: "Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan."
Ayat kelima dari surah yang hanya terdiri dari delapan ayat ini adalah penegasan yang sangat vital. Mari kita simak bersama:
Ayat ini memiliki dampak psikologis dan spiritual yang mendalam. Kata "fa inna" (maka sesungguhnya) memberikan penekanan dan kepastian. Allah tidak mengatakan bahwa kemudahan akan datang setelah kesulitan, melainkan "ma'a" (bersama) kesulitan itu sendiri. Ini menunjukkan bahwa kemudahan itu sudah melekat dan hadir pada saat yang sama ketika kesulitan itu melanda.
Banyak orang keliru memahami kesulitan sebagai akhir dari segalanya. Namun, Al-Insyirah mengajarkan perspektif yang berbeda. Ayat 5, yang diulang kembali pada ayat 6, menegaskan sebuah hukum alam spiritual yang tak terpisahkan:
Ketika kita merasa tertekan oleh pekerjaan, masalah finansial, atau kegagalan pribadi, merenungkan untuk tuliskan surah Al-Insyirah ayat 5 di hati kita adalah tindakan mengingat janji Allah. Ini bukan sekadar harapan kosong, melainkan sebuah kepastian yang didasarkan pada firman Sang Pencipta.
Memahami maknanya saja tidak cukup; kita perlu mengamalkannya. Bagaimana cara kita merasakan "kemudahan" yang bersamaan dengan "kesulitan"?
Pertama, dalam kesulitan tersebut, seringkali Allah memudahkan hal-hal lain. Mungkin saat Anda kehilangan pekerjaan (kesulitan), Anda diberi waktu luang untuk memperbaiki hubungan dengan keluarga (kemudahan). Atau saat Anda sakit (kesulitan), Anda diberikan kesabaran yang luar biasa (kemudahan).
Kedua, kemudahan yang dimaksud bisa berupa kemudahan dalam bersabar, kemudahan dalam menemukan solusi yang tadinya tidak terpikirkan, atau kemudahan untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui doa dan introspeksi. Kesulitan adalah katalisator untuk kedekatan spiritual.
Ketiga, adalah penting untuk terus bergerak maju (ikhtiar). Kemudahan tidak akan datang jika kita berhenti berusaha. Ayat ini justru mendorong kita untuk tetap teguh, karena di setiap langkah yang kita ambil dalam kesulitan, ada pertolongan dan kemudahan yang mendampingi.
Ayat kelima dari Surah Al-Insyirah adalah sebuah deklarasi iman yang harus selalu kita pegang teguh. Ia mengingatkan kita bahwa tidak ada situasi yang sepenuhnya gelap, karena di balik tirai kesukaran, cahaya kemudahan telah menunggu dan bahkan sudah berjalan bersama kita.
Oleh karena itu, ketika tantangan datang menerpa, tarik napas dalam-dalam, hadapi situasi itu, dan bisikkan dalam hati, "Fainna ma'al 'usri yusra" (Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan). Keyakinan ini akan meringankan beban langkah Anda, menjadikan perjalanan hidup jauh lebih ringan dan penuh makna.