Surat Al Qadr (atau An-Naba') adalah surat ke-97 dalam urutan mushaf Al-Qur'an dan termasuk golongan surat Makkiyah. Surat ini hanya terdiri dari lima ayat, namun memiliki makna yang sangat mendalam, terutama karena di dalamnya disebutkan tentang malam yang paling mulia dalam Islam, yaitu Lailatul Qadr (Malam Kemuliaan).
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan.
2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
3. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.
4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk membawa segala urusan.
5. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar.
Membaca Al-Qur'an harus sesuai dengan kaidah tajwid agar makna tidak berubah dan kita mendapatkan pahala yang sempurna. Berikut adalah beberapa poin penting terkait tajwid dalam Surat Al Qadr:
إِنَّآ (Innaa): Terdapat hukum Ghunnah (Dengung) karena adanya Nun bertasydid. Dengung dibaca dua harakat.
أَنزَلْنَٰهُ (Anzalnaahu): Terdapat hukum Ikhfa' Syafawi (atau Ikhfa' Haqiqi jika mengikuti qira'ah tertentu pada nun) karena nun bertemu dengan huruf Zai (ز) yang diucapkan secara samar. Juga terdapat Madd Thobi'i pada alif madd setelah nun.
لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ (Lailatil Qadr): Huruf lam pada kata 'Al-Qadr' dibaca Alif Lam Syamsiyah (karena huruf Qaf tidak memiliki garis di atasnya, dalam penulisan standar seringkali dibaca Qamariyah, namun di sini kita fokus pada konteks bacaan yang jelas) dan dibaca Tafkhim (tebal) pada huruf Ra' karena didahului harakat fathah dan diikuti huruf isti'la (Qaf) yang berharakat kasrah, atau tergantung konteks riwayat yang diikuti. Jika Ra' berbaris fathah, maka dibaca tebal.
وَمَآ (Wamaa): Terdapat Madd Shilah Qashirah jika diwaslkan ke ayat berikutnya, namun karena di sini di-waqafkan, terdapat Madd Arid li As-Sukun (dapat dibaca 2, 4, atau 6 harakat) pada Alif terakhir karena huruf setelahnya (mim) di-waqafkan.
أَدْرَىٰكَ (Adraaka): Huruf Ra' (ر) dibaca Tafkhim (tebal) karena berharakat fathah.
خَيْرٌ (Khairun): Terdapat hukum Iqlab jika dibaca washal ke ayat berikutnya (nun sukun bertemu Ba') atau Tanwin Dhammah bertemu Ba' (Iqlab). Namun, jika dihentikan, tanwin dibaca biasa.
مِّنْ (Min): Nun sukun bertemu Alif. Dalam riwayat Hafs 'an Ashim, ini adalah hukum Izhar Halqi (jelas) karena Alif (hamzah) termasuk huruf Izhar.
شَهْرٍ (Syahrin): Jika di-waqafkan, dibaca Madd Arid li As-Sukun.
تَنَزَّلُ (Tanaazzalu): Terdapat Saktah pendek (jeda tanpa nafas) yang biasanya dibaca oleh sebagian qari' antara 'Tanaazzalu' dan 'Al-Malaa'ikatu' jika waqaf, namun dalam mushaf standar sering dihilangkan dan dilanjutkan dengan Idgham Syamsiyah pada 'Al-Malaaikatu'.
ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ (Al-Malaaa'ikatu): Terdapat Madd Badal pada Alif setelah hamzah, dan Madd Wajib Muttashil karena hamzah setelah madd bertemu dengan hamzah (pada 'Malaaa'ikatu') dalam satu kata. Dibaca 4 atau 5 harakat.
ٱلرُّوحُ (Ar-Ruuhu): Huruf Ra' (ر) dibaca Tafkhim (tebal) karena berbaris dhommah.
بِإِذْنِ (Bi'idhni): Terdapat Izhar Halqi karena nun sukun bertemu dengan huruf Dzā (ذ), yang termasuk huruf tenggorokan.
سَلَٰمٌ (Salaamun): Tanwin bertemu Ha (هـ). Jika dibaca washal, maka ini adalah hukum Izhar Halqi.
هِىَ (Hiyya): Terdapat Madd Shilah Qashirah karena ha dhamir didahului harakat kasrah dan diikuti huruf selain hamzah. Dibaca 2 harakat.
ٱلْفَجْرِ (Al-Fajr): Huruf Ra' (ر) pada akhir kalimat dibaca Tafkhim (tebal) karena sukun didahului harakat fathah (atau dibaca Tarqiq jika riwayat yang diikuti adalah kasrah). Karena di sini di-waqafkan, maka terdapat Madd Arid li As-Sukun.
Surat Al Qadr menjelaskan keutamaan Lailatul Qadr yang tak tertandingi. Keutamaan utamanya adalah bahwa ibadah yang dilakukan pada malam tersebut, seperti shalat, membaca Al-Qur'an, atau berdzikir, nilainya setara dengan melakukan ibadah yang sama selama seribu bulan penuh. Seribu bulan setara dengan kurang lebih 83 tahun.
Malaikat, termasuk Ruh (Malaikat Jibril), turun ke bumi membawa rahmat dan ketenangan yang melimpah. Keadaan malam ini digambarkan sebagai "salam" (penuh kedamaian dan kesejahteraan) hingga terbit fajar. Oleh karena keutamaan yang luar biasa ini, umat Islam sangat dianjurkan untuk giat beribadah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, khususnya pada malam-malam ganjil, dalam rangka mencari malam mulia ini.
Memahami tajwid surat ini membantu kita melafalkan setiap huruf dengan tepat, sehingga makna yang terkandung dalam wahyu Allah SWT tersampaikan dengan sempurna, dan ibadah kita mendapatkan keberkahan maksimal.