Surat Al-Fil, atau Surah Gajah, adalah salah satu surat pendek dalam Al-Qur'an yang menyimpan kisah monumental tentang bagaimana Allah SWT melindungi Ka'bah dan kota Mekkah dari upaya penghancuran oleh pasukan besar yang dipimpin oleh seorang raja penakluk bernama Abraha. Surat ini terdiri dari lima ayat, dan setiap ayatnya mengandung pelajaran berharga.
Inti dari kisah dramatis ini terangkum dalam ayat terakhir surat Al-Fil, yaitu ayat kelima. Ayat ini merupakan penutup yang tegas dan memuaskan atas narasi kehancuran total pasukan penyerang tersebut. Ayat terakhir ini adalah puncaknya, menegaskan janji dan kuasa Allah SWT.
خُمُتْهُ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ
Khumuhū ka'asfin ma'kūl.Ayat kelima ini menggunakan perumpamaan yang sangat visual dan mudah dipahami. "Seperti daun-daun yang dimakan (ulat)" (كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ) memberikan gambaran tentang kehancuran yang total, cepat, dan tidak menyisakan apa-apa. Bayangkan sehelai daun yang awalnya hijau dan segar, namun setelah dilahap ulat, ia menjadi serpihan kotoran yang tidak berharga dan berserakan.
Kehancuran pasukan Abraha, yang terdiri dari ribuan prajurit, kuda, dan gajah yang gagah perkasa, direduksi oleh Allah menjadi sesuatu yang lebih lemah dan lebih remuk daripada daun yang dimakan ulat. Ini menunjukkan bahwa betapapun besar kekuatan materiil atau jumlah pasukan yang dimiliki, mereka tidak akan mampu melawan kekuasaan mutlak dari Sang Pencipta.
Untuk memahami betapa kuatnya perumpamaan ini, perlu diingat kembali konteks ayat-ayat sebelumnya. Allah mengirimkan burung-burung Ababil yang membawa batu-batu dari tanah liat yang dibakar (sijjil). Batu-batu kecil ini, yang dilemparkan oleh burung-burung kecil, mampu menghancurkan pasukan raksasa. Kehancuran tersebut bukan hanya mengenai kematian fisik, tetapi juga penghinaan total.
Jika mereka dihancurkan dengan pedang atau dilemparkan ke laut, mungkin masih ada sedikit citra kekuatan yang tersisa. Namun, dijadikan seperti "daun yang dimakan ulat" menyiratkan bahwa mereka lenyap tanpa meninggalkan bekas yang berarti, kecuali sebagai pelajaran sejarah yang mengerikan bagi siapapun yang berniat buruk terhadap rumah suci Allah.
Fokus pada surat Al Fil ayat terakhir mengajarkan beberapa poin penting:
Kisah Al-Fil dan penekanan pada ayat terakhirnya, "Maka Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)," adalah manifestasi sempurna dari janji Allah. Ia menunjukkan bahwa cara Allah menghancurkan musuh-Nya seringkali jauh melebihi bayangan akal manusia, mengakhiri babak konflik dengan kekalahan yang mutlak dan penghinaan yang abadi bagi para penyerang.
Oleh karena itu, mempelajari dan merenungkan makna ayat terakhir ini, bersama dengan keseluruhan Surat Al-Fil, memperkuat keyakinan kita bahwa bertawakal sepenuhnya kepada Allah adalah satu-satunya jalan menuju kemenangan sejati, baik di dunia maupun di akhirat.