Dalam Mushaf Al-Qur'an, urutan surah memiliki sistem penomoran yang telah ditetapkan berdasarkan tradisi pewarisan dari Rasulullah SAW. Ketika kita membahas surah sebelum Al-Fil, kita secara otomatis merujuk pada salah satu surat terpendek dan penuh makna yang terletak tepat sebelum Surah Al-Fil (Surah ke-105) dalam susunan mushaf standar Utsmani. Surah yang dimaksud adalah Surah Al-Kafirun (Surah ke-109).
Posisi Surah Al-Kafirun dalam Mushaf
Surah Al-Fil terdiri dari lima ayat yang menceritakan peristiwa ajaib pasukan gajah yang hendak menyerang Ka'bah. Tepat sebelum peristiwa besar tersebut, Allah SWT menurunkan wahyu dalam bentuk Surah Al-Kafirun. Meskipun urutan ini baku dalam penulisan Al-Qur'an, perlu dicatat bahwa urutan penurunan wahyu (nuzul) berbeda dengan urutan penulisan (tartib) dalam mushaf saat ini. Namun, ketika merujuk pada posisi dalam mushaf, Al-Kafirun adalah surah sebelum Al-Fil.
Ilustrasi simbolis untuk Surah Al-Kafirun, surah sebelum Al-Fil.
Makna Inti Surah Al-Kafirun
Surah Al-Kafirun memiliki nama lain, yaitu Surah "Barā'ah" (pembebasan diri). Surah ini diturunkan sebagai respons terhadap tawaran kaum Quraisy kepada Rasulullah SAW untuk berdamai dengan cara saling menoleransi dalam hal ibadah. Mereka menawarkan, "Kami menyembah apa yang engkau sembah, dan engkau menyembah apa yang kami sembah."
Mendengar tawaran ini, Allah SWT menurunkan Surah Al-Kafirun sebagai ketegasan prinsip akidah Islam. Ayat pertama hingga ketiga adalah penolakan tegas terhadap kompromi dalam urusan tauhid:
- "Katakanlah: Wahai orang-orang kafir,"
- "Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah."
- "Dan kamu tidak (pula) menyembah apa yang aku sembah."
Penegasan ini sangat penting karena menunjukkan bahwa Islam tidak mengenal kompromi sedikit pun dalam masalah ketuhanan dan penyembahan. Keunikan Surah ini terletak pada penegasan pemisahan total antara akidah Islam dan kekafiran.
Ayat Penutup: Jaminan Kebebasan Beragama
Setelah menolak ajakan untuk mencampuradukkan ibadah, Surah Al-Kafirun ditutup dengan penegasan toleransi dalam batas-batas muamalah (interaksi sosial) yang memberikan jaminan kebebasan beragama bagi mereka yang berbeda keyakinan. Ayat penutup yang terkenal adalah:
"Untukmu agamamu, dan untukku agamaku." (QS. Al-Kafirun: 6)
Ayat ini sering disalahpahami jika dikeluarkan dari konteksnya. Dalam konteks turunnya surah, ayat ini adalah penegasan bahwa setiap pihak bertanggung jawab atas ibadahnya masing-masing, dan tidak ada paksaan dalam beragama. Penegasan ini menjadi pondasi penting dalam prinsip toleransi antarumat beragama dalam Islam, selama batas-batas akidah dihormati.
Fadhilah Membaca Surah Al-Kafirun
Surah Al-Kafirun, yang mendahului surah sebelum Al-Fil, memiliki keutamaan yang sangat besar. Rasulullah SAW bersabda bahwa membaca Surah Al-Kafirun setara dengan membaca seperempat Al-Qur'an. Meskipun terdapat perbedaan pendapat ulama mengenai interpretasi hadis ini, keutamaan dan signifikansi surah ini tidak diragukan lagi.
Selain itu, Surah Al-Kafirun sangat dianjurkan untuk dibaca pada waktu-waktu tertentu, misalnya setelah Salat Witir, atau pada dua rakaat pertama Salat Rawatib Subuh dan Maghrib. Ini menunjukkan bahwa surah ini berfungsi sebagai penutup spiritual harian, memurnikan niat seorang Muslim dari segala bentuk penyimpangan tauhid sebelum memulai atau mengakhiri hari.
Perbedaan dan Kedudukan Relatif
Perlu ditekankan kembali, meskipun Al-Kafirun adalah surah sebelum Al-Fil dalam penulisan mushaf, Surah Al-Fil sendiri memiliki konteks yang spesifik terkait peristiwa tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW dan upaya penghancuran Ka'bah. Kedua surah ini, meskipun berdekatan secara urutan, memiliki fokus teologis yang sedikit berbeda: Al-Kafirun fokus pada penegasan tauhid murni, sedangkan Al-Fil fokus pada pertolongan Allah SWT terhadap rumah-Nya.
Dengan memahami posisi dan makna mendalam dari Al-Kafirun, kita mendapatkan pelajaran berharga mengenai ketegasan prinsip agama dan pentingnya memisahkan akidah dari kepentingan duniawi. Posisi berdekatan dengan Surah Al-Fil menjadi pengingat bahwa keimanan yang kokoh (Al-Kafirun) akan selalu dilindungi oleh Allah SWT (Al-Fil).