Mengenal Surah Sebelum Al Kahfi dalam Al-Qur'an

Ilustrasi Gua dan Pohon

Simbol perlindungan dan kisah Ashabul Kahfi

Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, tersusun dalam 114 surah. Setiap surah memiliki posisi dan keutamaan tersendiri. Salah satu surah yang sangat populer dan sarat akan pelajaran moral serta spiritual adalah Surah Al-Kahfi, yang menempati urutan ke-18 dalam Mushaf. Sebelum kita mendalami keutamaan atau kisah-kisah di dalamnya, penting untuk mengetahui surah apa yang mendahuluinya.

Dalam urutan mushaf standar, **Surah Al-Kahfi (Surah ke-18)** terletak setelah **Surah Al-Isrā’ (Surah ke-17)**. Surah Al-Isrā’, yang juga dikenal sebagai Bani Israil, adalah sebuah surah Makkiyah yang kaya akan mukjizat, hukum, dan pengingat akan kebesaran Allah SWT.

Surah yang berada tepat sebelum Surah Al-Kahfi (Surah ke-18) adalah **Surah Al-Isrā’ (Surah ke-17)**.

Mengenal Surah Al-Isrā’ (Bani Israil)

Surah Al-Isrā’ memiliki nama lain yaitu Bani Israil, yang berarti "Anak-anak Israel." Penamaan ini merujuk pada ayat pertama surah tersebut yang menceritakan peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW, yang dimulai dari Masjidil Haram hingga ke Masjidil Aqsa (Palestina), sebuah perjalanan yang melibatkan Bani Israil di masa lalu.

Surah ini membahas berbagai tema penting, termasuk keadilan, larangan syirik, pentingnya berbakti kepada orang tua, larangan menghamburkan harta secara berlebihan, dan juga peringatan terhadap kesombongan. Ayat-ayatnya mengingatkan bahwa segala perbuatan manusia, baik atau buruk, akan dicatat dan dipertanggungjawabkan.

Transisi Menuju Surah Al-Kahfi

Setelah membahas perjalanan malam suci Nabi Muhammad SAW dan berbagai pelajaran etika sosial dari Surah Al-Isrā’, pembaca Al-Qur'an kemudian diperkenalkan dengan Surah Al-Kahfi. Perpindahan dari satu surah ke surah berikutnya sering kali mengandung hikmah yang mendalam dalam susunan tematik Al-Qur'an.

Surah Al-Kahfi (Gua) memperkenalkan narasi utama tentang empat kisah besar yang berfungsi sebagai pedoman bagi umat Muslim yang hidup di tengah ujian zaman. Kisah-kisah tersebut adalah: Kisah Ashabul Kahfi (pemuda penghuni gua), kisah pemilik dua kebun yang sombong, kisah Nabi Musa AS dengan Khidir AS, dan kisah Dzulkarnain.

Secara umum, banyak ulama melihat korelasi antara Surah Al-Isrā’ dan Al-Kahfi. Al-Isrā’ mengingatkan akan ujian kekuasaan dan kelemahan manusia, sementara Al-Kahfi memberikan solusi praktis menghadapi ujian tersebut—yaitu dengan kesabaran, ilmu, dan tawakal.

Pentingnya Membaca Surah Sebelum Al Kahfi

Walaupun fokus utama sering tertuju pada Surah Al-Kahfi, terutama karena keutamaannya dibaca setiap hari Jumat untuk mendapatkan cahaya (nur) pelindung dari fitnah Dajjal, memahami konteks surah sebelumnya memperkaya pemahaman kita terhadap Al-Qur'an secara keseluruhan. Surah Al-Isrā’ memberikan landasan peringatan ilahiah, yang kemudian dilengkapi dengan kisah-kisah penyelamat dan petunjuk moral dalam Al-Kahfi.

Setiap kali kita menutup lembaran Surah Al-Isrā’ dan membuka lembaran Surah Al-Kahfi, kita seolah diingatkan untuk senantiasa memohon perlindungan dan bimbingan Allah dari godaan duniawi, sebagaimana pemuda Al-Kahfi yang memilih berlindung di gua untuk menjaga keimanan mereka. Membaca Al-Qur'an secara berurutan membantu kita melihat bagaimana Allah SWT menyusun pesan-pesan-Nya secara sistematis dan mengalir.

Dengan demikian, mengetahui bahwa Surah Al-Isrā’ adalah "tetangga" langsung dari Surah Al-Kahfi memberikan perspektif utuh mengenai transisi tema spiritual dalam Mushaf. Kedua surah ini, yang berdekatan urutannya, sama-sama memberikan peringatan penting bagi mukmin dalam menghadapi ujian kehidupan.

🏠 Homepage