Menggali Makna Surah Al-Kahfi Ayat 63

Visualisasi Perjalanan dan Pertemuan Sebuah SVG minimalis yang menggambarkan dua sosok berjalan di sepanjang jalur menuju cahaya, melambangkan pencarian ilmu dan hikmah. Hikmah

Teks Ayat 63

قَالَ أَرَأَيْتَ إِذْ أَوَيْنَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِنِّي نَسِيتُ الْحُوتَ وَمَا أَنْسَانِيهُ إِلَّا الشَّيْطَانُ أَنْ أَذْكُرَهُ ۚ وَاتَّخَذَ سَبِيلَهُ فِي الْبَحْرِ عَجَبًا

Terjemahan

Ia (Musa) berkata, "Tahukah kamu ketika kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa akan ikan itu. Dan tidak ada yang membuatku lupa akan hal itu kecuali syaitan, dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang menakjubkan."

Penjelasan dan Hikmah Surah Al-Kahfi Ayat 63

Ayat 63 dari Surah Al-Kahfi merupakan bagian krusial dari kisah pertemuan Nabi Musa AS dengan hamba Allah yang saleh (sering diidentikkan dengan Nabi Khidir AS). Ayat ini adalah momen pengakuan dari Nabi Musa AS mengenai kesalahannya.

Konteksnya adalah ketika Musa dan sahabatnya merasa lelah dan mencari tempat istirahat di dekat sebuah batu besar setelah berlayar.

Lupa dan Faktor Kelupaan

Penggalan ayat, "Sesungguhnya aku lupa akan ikan itu," menunjukkan bahwa Nabi Musa AS, meskipun seorang nabi yang mulia, tetaplah seorang manusia biasa yang bisa lupa. Kelupaan ini bukan karena kelemahan iman, melainkan karena faktor eksternal yang diakui sendiri oleh beliau.

Faktor yang disebutkan adalah pengaruh setan. Musa berkata, "Dan tidak ada yang membuatku lupa akan hal itu kecuali syaitan, dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang menakjubkan." Pengakuan ini penting. Ia menunjukkan bahwa setan memiliki kemampuan untuk menyelinap ke dalam pikiran manusia dan menimbulkan kelupaan, terutama saat pikiran sedang teralihkan oleh kebutuhan jasmani seperti istirahat dan kelelahan.

Keajaiban Ikan yang Hidup Kembali

Keajaiban yang terjadi adalah ikan bekal mereka yang seharusnya mati atau dimakan, tiba-tiba hidup kembali dan melompat ke laut. Peristiwa ini menjadi penanda (syarat) yang telah disepakati oleh Musa dan gurunya sebagai petunjuk bahwa mereka telah sampai pada tujuan pencarian mereka.

Frasa "mengambil jalannya ke laut dengan cara yang menakjubkan" menggambarkan fenomena luar biasa yang tentunya tidak terjadi secara alami. Ini menegaskan bahwa kejadian tersebut adalah bagian dari kehendak Ilahi dan tanda dari pertemuan yang dinanti.

Pelajaran Penting untuk Kaum Muslimin

Ayat ini memberikan beberapa pelajaran mendalam. Pertama, pentingnya **akuntabilitas diri**. Nabi Musa AS tidak menyalahkan faktor lain sepenuhnya, melainkan mengakui kelupaan tersebut dan menyebutkan peran setan.

Kedua, ayat ini mengajarkan tentang **kerendahan hati dalam mencari ilmu**. Musa, yang diberi status sebagai seorang nabi, bersedia menjadi murid dan menerima bimbingan dari yang dianggap lebih berilmu (meskipun ilmunya adalah ilmu ladunni/ilmu dari sisi Allah). Ketika ia melakukan kesalahan, ia mengakuinya tanpa kesombongan.

Ketiga, ini mengingatkan kita bahwa godaan setan tidak pernah berhenti. Bahkan dalam kondisi lelah dan mencari perlindungan, setan bisa memanfaatkan kelengahan kita untuk melupakan janji atau tujuan utama. Oleh karena itu, perlindungan diri dengan dzikir dan mengingat Allah sangat diperlukan saat kita berada dalam kondisi rentan.

Kisah ini terus berlanjut, menekankan bahwa terkadang, pelajaran terbesar datang melalui peristiwa yang tampak seperti kegagalan atau kelupaan, yang ternyata merupakan bagian dari skenario hikmah yang lebih besar dari Allah SWT.

🏠 Homepage