Fokus pada Ayat 19 dan Maknanya
Ayat 19 dari Surah Al-Kahfi (Surah Gua) ini merupakan kelanjutan narasi yang sangat memukau tentang kisah Ashabul Kahfi (Pemuda Ashab al-Kahf), sekelompok pemuda saleh yang bersembunyi di dalam gua untuk menghindari penindasan agama pada masa lampau. Ayat ini secara spesifik menjelaskan momen ketika mereka terbangun setelah tertidur lelap selama ratusan tahun.
Setelah periode istirahat yang ajaib itu, kesadaran pertama mereka adalah kebingungan mengenai durasi waktu mereka tertidur. Ini adalah reaksi manusiawi yang wajar. Mereka bertanya satu sama lain, dan jawaban mereka—"sehari atau setengah hari"—menunjukkan betapa waktu terasa sangat relatif dan bagaimana Allah SWT mampu memutar waktu bagi hamba-Nya.
Poin krusial pertama adalah ketika salah satu dari mereka berkata, "Tuhan kalian lebih mengetahui berapa lama kalian berada di sini." Kalimat ini menunjukkan kedewasaan spiritual. Meskipun mereka bingung, mereka segera mengembalikan pengetahuan penuh kepada Allah SWT. Ini mengajarkan kita pentingnya tawakal dan mengakui batasan ilmu manusia. Kita mungkin tidak tahu segalanya, namun Allah Maha Mengetahui.
Setelah menyadari kebutuhan dasar, mereka tidak hanya berdiam diri. Mereka mengambil langkah-langkah yang sangat bijaksana dan pragmatis. Mereka menyadari bahwa persediaan makanan dan uang mereka mungkin sudah kedaluwarsa atau tidak lagi berlaku di masyarakat luar.
Perintah untuk mengirim salah seorang dari mereka ke kota dengan uang perak lama mengandung beberapa pelajaran penting. Pertama, tentang kemandirian dalam kebutuhan dasar (mencari makanan). Kedua, tentang kehati-hatian ekstrem. Mereka diperintahkan untuk bersikap lembut (liyatalaṭṭaf) dan yang paling ditekankan adalah jangan sampai ada seorang pun yang mengetahui keberadaan mereka. Mengapa? Karena mereka khawatir jika identitas mereka terungkap, mereka akan menghadapi bahaya besar, entah dari penguasa zalim atau bahkan dari masyarakat yang mungkin telah berubah keyakinan.
Kisah ini mengajarkan bahwa kesalehan harus berjalan beriringan dengan strategi dan kehati-hatian dalam menghadapi dunia luar. Mereka harus beradaptasi sambil menjaga prinsip utama mereka.
Meskipun kita tidak menghadapi ancaman penindasan keimanan seperti pemuda Ashab al-Kahf, prinsip ayat ini tetap relevan dalam kehidupan modern. Ketika kita dihadapkan pada situasi yang membingungkan atau perubahan drastis (seperti krisis global atau perubahan teknologi), kita diingatkan untuk:
Surah Al-Kahfi, secara keseluruhan, adalah benteng pelindung dari empat fitnah terbesar: fitnah agama, fitnah harta, fitnah ilmu yang salah arah, dan fitnah kekuasaan/duniawi. Ayat 19 secara khusus menggarisbawahi bagaimana pemuda-pemuda ini, meskipun baru bangun dari tidur panjang, tetap cerdas dalam merencanakan langkah selanjutnya agar misi suci mereka tidak terganggu oleh kecerobohan.
Membaca dan merenungkan ayat ini setiap hari Jumat, sebagaimana dianjurkan dalam banyak riwayat, membantu menenangkan jiwa dan mengingatkan kita bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sementara, dan setiap keputusan harus mengarah pada keridhaan Ilahi.