Kisah Ashabul Kahfi (Pemuda Ashabul Kahfi), yang diceritakan secara rinci dalam Surah Al-Kahfi, merupakan salah satu narasi paling memukau dalam Al-Qur'an. Ayat-ayat ini bukan hanya kisah masa lalu, tetapi juga mengandung pelajaran mendalam tentang keimanan, keteguhan, dan pertolongan Allah SWT di tengah tekanan zaman. Fokus kita kali ini adalah mengupas tuntas Surah Al Kahfi Ayat 20 sampai 30, yaitu momen ketika para pemuda tersebut terbangun dari tidur panjang mereka.
Setelah tertidur lelap selama berabad-abad demi menjaga akidah mereka dari kekejaman kaum zalim, Allah membangunkan mereka. Mereka terbangun dalam keadaan bingung dan terkejut. Mereka mengira hanya tertidur sesaat.
Keterkejutan ini wajar. Bagi mereka, waktu terasa sangat singkat. Ayat ini menunjukkan betapa kecilnya durasi waktu di mata Allah dibandingkan dengan kebesaran kuasa-Nya yang mampu menghentikan perputaran waktu bagi mereka di dalam gua. Rasa takut mereka akan terungkapnya identitas mereka sangat tinggi, yang dibuktikan dengan pesan agar utusan mereka harus sangat berhati-hati saat mencari makanan.
Setelah utusan mereka pergi, baru kemudian mereka menyadari bahwa dunia telah berubah total. Iman mereka diuji kembali, namun kali ini dengan ujian perubahan kosmik.
Ayat-ayat berikutnya menegaskan mengapa mereka harus bersembunyi. Ketakutan mereka beralasan: jika penguasa zalim saat itu mengetahui keberadaan mereka, mereka akan dibunuh (dirajam) atau dipaksa murtad. Ketika utusan mereka kembali dengan makanan dan menceritakan apa yang terjadi di luar, barulah mereka sadar bahwa zaman telah berganti. Mereka telah tidur sangat lama.
Ketika realitas zaman yang baru menyapa, mereka tidak bersikap panik yang berlebihan, melainkan kembali berserah diri kepada Allah. Mereka mengakui bahwa hanya Allah yang Maha Tahu tentang lamanya mereka berada di gua.
Angka pasti 309 tahun ini menjadi penegasan mutlak bahwa segala sesuatu berada dalam perhitungan dan pengetahuan Allah. Penjelasan mengenai jumlah tahun ini diberikan oleh Allah sendiri, bukan oleh para pemuda tersebut, menekankan bahwa ilmu Allah meliputi segalanya. Kisah Surah Al Kahfi Ayat 20 30 ini mengajarkan kita bahwa panjangnya waktu ujian di dunia tidak berarti apa-apa di hadapan kekuasaan Ilahi.
Setelah kesadaran penuh tentang pergantian zaman, fokus beralih pada wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW mengenai kisah ini. Allah kemudian memerintahkan untuk senantiasa mengikuti Al-Qur'an dan tidak mencari perlindungan atau pedoman lain selain dari-Nya.
Pesan ini ditujukan kepada Nabi dan seluruh umat Islam: Al-Qur'an adalah sumber kebenaran tunggal. Tidak ada yang bisa mengubah ketetapan Allah. Ayat-ayat ini menggarisbawahi konsistensi akidah mereka di masa lalu dengan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Ini adalah inti dari kisah Ashabul Kahfi: keteguhan mempertahankan tauhid, meskipun harus bersembunyi dari dunia yang rusak.
Kisah ini berakhir dengan pengumuman bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi di langit dan di bumi. Ayat terakhir di bagian ini (Ayat 30) menegaskan bahwa balasan berupa surga telah disiapkan bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, sebuah penutup yang penuh harapan bagi setiap mukmin yang menghadapi ujian zaman.