Ilustrasi simbolis kenikmatan abadi dan petunjuk Ilahi.
Surah Al-Kahfi (Gua) adalah salah satu surat terpanjang dalam Al-Qur'an yang sarat akan pelajaran penting, terutama mengenai fitnah duniawi dan keimanan. Di antara berbagai keutamaan yang terkandung di dalamnya, **sepuluh ayat terakhir** memiliki posisi yang sangat istimewa dan seringkali ditekankan oleh para ulama untuk dibaca. Membaca ayat-ayat ini, terutama pada hari Jumat, diyakini memberikan perlindungan besar dari fitnah terbesar, yaitu Dajjal.
Sepuluh ayat terakhir ini dimulai dari ayat ke-90 hingga ayat ke-100 Surah Al-Kahfi. Ayat-ayat ini secara fundamental membahas kontras tajam antara dua kelompok manusia: mereka yang memilih jalan kebaikan dan kebenaran (yang akan mendapatkan balasan surga) dan mereka yang memilih kekafiran dan kesombongan (yang akan menghadapi azab yang pedih). Fokus utama dari penutup surah ini adalah penegasan tentang janji Allah SWT bagi orang-orang beriman.
Keutamaan utama dari membaca sepuluh ayat terakhir ini sering dikaitkan dengan perlindungan dari keluarnya Dajjal, sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadis shahih. Dalam masa-masa akhir zaman yang penuh dengan ujian, menjaga hati dan akal agar tidak terperdaya oleh tipu daya adalah hal krusial. Ayat-ayat penutup ini berfungsi sebagai benteng spiritual yang mengingatkan kita akan realitas hakiki kehidupan setelah kematian.
Berikut adalah lafadz dari 10 ayat terakhir Surah Al-Kahfi beserta terjemahannya yang menegaskan janji Allah bagi hamba-Nya yang saleh:
Ayat 93 sangat krusial karena menjadi rangkuman ajaran tauhid dan praktik keislaman. Rasulullah SAW menegaskan bahwa beliau hanyalah manusia biasa yang menerima wahyu. Inti dari kebahagiaan abadi—yaitu bertemu dan mendapatkan ridha Allah—terletak pada dua pilar: melakukan amal saleh dan memurnikan ibadah (tauhid), yaitu tidak menyekutukan Allah dengan apapun. Hal ini adalah fondasi mengapa Surah Al-Kahfi, yang juga menceritakan kisah Ashabul Kahfi (pemuda yang teguh pada tauhid), dianjurkan untuk dibaca.
Ayat-ayat berikutnya (94 hingga 98) kemudian menjelaskan bagaimana kaum musyrik berusaha menghalangi dakwah dan bagaimana Nabi diperintahkan untuk mengingatkan mereka akan kedatangan Ya'juj dan Ma'juj (Gog dan Magog) sebagai salah satu tanda besar kiamat. Peringatan ini menguatkan perspektif bahwa kehidupan dunia ini hanyalah persinggahan sementara sebelum pertanggungjawaban yang hakiki.
Setelah menyinggung tentang fitnah dan kaum pendurhaka, Allah SWT menutup surat dengan pengulangan janji nikmat yang luar biasa bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Ayat 100 dan 101 berfungsi sebagai penyempurna motivasi spiritual:
Ayat-ayat penutup ini mengingatkan tentang kebangkitan massal di hadapan Allah, di mana amal perbuatan akan dibuka. Bagi orang kafir, penyesalan di saat itu sangatlah besar, bahkan mereka berharap kembali menjadi debu yang tak berarti. Kontrasnya, bagi orang beriman, penantian mereka adalah Surga Firdaus yang kekal (ayat 90-91).
Membaca dan merenungkan sepuluh ayat terakhir Surah Al-Kahfi adalah cara efektif untuk menyegarkan kembali niat kita untuk selalu berada di jalur kebenaran. Ini adalah pengingat konstan bahwa tujuan utama hidup bukanlah kekayaan atau kekuasaan duniawi yang fana, melainkan persiapan bekal untuk kehidupan abadi. Dengan menjadikannya rutinitas, seorang Muslim memperkuat imannya terhadap janji dan ancaman Allah, sehingga siap menghadapi segala ujian duniawi, termasuk fitnah-fitnah besar yang akan datang.