Mengungkap Awal Pembacaan Surah Al-Fatihah

Surah Al-Fatihah Diawali dengan Bacaan Apa? Panduan untuk Shalat

Setiap Muslim yang melaksanakan shalat wajib maupun sunnah pasti akan membaca Surah Al-Fatihah. Surah ini, yang juga dikenal sebagai "Ummul Kitab" (Induk Al-Qur'an) dan "As-Sab'ul Matsani" (Tujuh Ayat yang Diulang-ulang), adalah rukun sahnya shalat. Namun, seringkali muncul pertanyaan mendasar bagi pemula atau bahkan pengingat bagi yang sudah lama: Surah Al-Fatihah diawali dengan bacaan apa sebelum mengucapkan 'Bismillahirrahmannirrahim'?

Pembukaan Shalat

Ilustrasi visualisasi rangkaian pembukaan ibadah.

Jawaban yang paling tepat dan sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW adalah bahwa sebelum memulai bacaan Surah Al-Fatihah, seorang yang sedang shalat (baik dalam shalat jahriyah/lantang maupun sirriyah/pelan) dianjurkan untuk membaca sebuah kalimat pembuka yang menandai dimulainya bacaan tersebut.

Ta’awudz (Istia’dzah): Kalimat Pembuka yang Diucapkan

Bacaan yang mendahului Surah Al-Fatihah adalah Ta’awudz, yaitu mengucapkan:

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

(A'uudzu billaahi minasy syaithaanir rajiim)

Artinya: "Aku berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk."

Dasar hukum untuk membaca Ta’awudz ini diambil dari firman Allah SWT dalam Al-Qur'an, tepatnya pada Surah An-Nahl ayat 98: "Maka apabila kamu membaca Al-Qur'an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk." Ayat inilah yang menjadi landasan utama mengapa bacaan ini penting diucapkan sebelum membaca surah apa pun, termasuk Al-Fatihah, yang merupakan permulaan dari setiap rakaat shalat.

Perbedaan Pendapat Mengenai Bacaan 'Basmalah'

Setelah Ta’awudz, umat Islam kemudian melanjutkan dengan bacaan Basmalah, yaitu:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

(Bismillaahir rahmaanir rahiim)

Artinya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."

Namun, terdapat perbedaan pandangan di antara madzhab fikih mengenai posisi Basmalah dalam kaitannya dengan Surah Al-Fatihah. Apakah Basmalah termasuk ayat pertama dari Al-Fatihah ataukah ia hanya bacaan pembuka tersendiri (seperti Ta'awudz)?

Mayoritas ulama, termasuk Imam Syafi'i, berpendapat bahwa Basmalah adalah bagian dari ayat pertama Surah Al-Fatihah. Oleh karena itu, dalam shalat jahr (yang dikeraskan), mereka membaca Ta’awudz, kemudian Basmalah dengan suara keras, dilanjutkan dengan ayat-ayat Al-Fatihah lainnya dengan suara keras.

Sementara itu, ulama dari madzhab Hanafi dan sebagian Hanbali berpendapat bahwa Basmalah adalah ayat tersendiri yang dibaca sebelum memulai surah, namun bukan bagian integral dari Surah Al-Fatihah. Dalam shalat jahr, mereka cenderung membaca Ta’awudz, kemudian diam sejenak (atau membaca doa iftitah), lalu langsung memulai Al-Fatihah dari ayat pertama, yaitu "Alhamdulillaahi Rabbil 'aalamiin", tanpa mengeraskan Basmalah.

Praktik Terbaik dalam Shalat

Mengingat perbedaan ini, praktik yang paling aman dan mencakup kedua pandangan adalah selalu mengucapkan Ta’awudz terlebih dahulu sebagai bentuk perlindungan dari godaan setan saat bermunajat. Setelah itu, bacaan Basmalah harus selalu diucapkan, baik secara keras maupun pelan, sebelum membaca ayat pertama Al-Fatihah, yaitu "Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin".

Jika Anda mengikuti mazhab yang menganggap Basmalah sebagai ayat pertama, maka susunan Anda adalah: Ta’awudz > Basmalah (Ayat 1) > Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin (Ayat 2) dan seterusnya. Jika Anda mengikuti mazhab yang memisahkan Basmalah, maka urutannya adalah: Ta’awudz > (Diam sejenak) > Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin (Ayat 1).

Intinya, untuk menjawab secara lugas pertanyaan surah Al-Fatihah diawali dengan bacaan Ta’awudz, sebagai permohonan perlindungan, dan diikuti oleh Basmalah sebagai pembuka segala urusan baik. Konsistensi dalam membaca kedua kalimat pembuka ini sebelum memulai Al-Fatihah akan menyempurnakan kekhusyukan shalat Anda, mengikuti sunnah Rasulullah SAW dalam memohon pertolongan dan keberkahan dari Allah SWT.

🏠 Homepage