Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah muakkadah (yang sangat dianjurkan) yang dilaksanakan mengiringi shalat fardhu. Pelaksanaannya sebelum atau sesudah shalat wajib untuk menyempurnakan pahala dan menambal kekurangan yang mungkin terjadi dalam shalat fardhu kita. Salah satu shalat sunnah rawatib yang memiliki kedudukan penting adalah yang mengiringi Shalat Maghrib.
Shalat Maghrib memiliki waktu yang sangat singkat, yakni antara terbenamnya matahari (syuruq) hingga hilangnya mega merah di ufuk barat. Karena keterbatasan waktu ini, menjaga konsistensi dalam melaksanakan rawatib Maghrib menjadi barometer kesungguhan seorang Muslim dalam menghiasi waktu-waktu ibadahnya.
Ilustrasi Konsistensi Ibadah di Waktu Senja
Kedudukan Shalat Rawatib Maghrib
Para ulama berbeda pendapat mengenai jumlah rakaat yang paling utama untuk rawatib Maghrib. Namun, yang paling sering dirujuk adalah shalat sunnah dua rakaat sebelum Maghrib dan dua rakaat sesudahnya. Meskipun beberapa mazhab menetapkan empat rakaat sebelum dan dua rakaat sesudah, dua rakaat sebelum dan sesudah Maghrib seringkali menjadi pegangan karena waktu Maghrib yang sempit.
Keutamaan utama dari rawatib Maghrib adalah mendapatkan kecintaan dari Allah SWT dan menjadi penolong di hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda mengenai shalat sunnah yang mengiringi shalat fardhu, bahwa dengannya akan dibangun istana di surga bagi yang konsisten melaksanakannya.
Tata Cara Pelaksanaan Shalat Sunnah Rawatib Maghrib
Secara umum, tata cara pelaksanaan shalat sunnah rawatib Maghrib ini tidak berbeda jauh dengan shalat sunnah dua rakaat lainnya, seperti rawatib Subuh atau rawatib Dzuhur.
1. Shalat Sunnah Rawatib Qabliyah Maghrib (Sebelum Maghrib)
- Jumlah Rakaat: Paling umum dua rakaat, namun ada riwayat yang menyebutkan empat rakaat. Jika waktu sempit, dua rakaat sudah sangat dianjurkan.
- Niat: Melafazkan niat dalam hati, misalnya: "Saya niat shalat sunnah dua rakaat sebelum Maghrib karena Allah Ta'ala."
- Pelaksanaan: Dilakukan dengan dua rakaat salam, sama seperti shalat fardhu biasa. Tidak perlu mengeraskan bacaan (sirr).
- Waktu: Dimulai setelah masuk waktu Maghrib dan selesai sebelum Imam memulai shalat fardhu Maghrib. Jika sudah terlanjur takbiratul ihram shalat fardhu, maka rawatib qabliyah ini gugur atau dianjurkan dilakukan setelah shalat fardhu (berpindah status menjadi ba'diyah).
2. Shalat Sunnah Rawatib Ba'diyah Maghrib (Sesudah Maghrib)
- Jumlah Rakaat: Dua rakaat. Ini lebih ditekankan daripada rawatib qabliyah karena kekhawatiran akan terlewatnya waktu Maghrib yang pendek.
- Niat: Melafazkan niat dalam hati, misalnya: "Saya niat shalat sunnah dua rakaat sesudah Maghrib karena Allah Ta'ala."
- Pelaksanaan: Dilaksanakan dua rakaat salam, dibaca pelan (sirr).
Kiat Istiqamah di Tengah Kesibukan
Tantangan terbesar dalam menjaga rawatib Maghrib adalah transisi antara waktu kerja/aktivitas sore menuju waktu shalat. Maghrib seringkali jatuh saat kita baru tiba di rumah atau masih dalam perjalanan. Berikut beberapa kiat agar tidak terlewat:
- Menjadwalkan Prioritas: Segera berwudhu begitu waktu Maghrib tiba, anggap shalat ini sebagai 'pintu gerbang' kenyamanan spiritual sebelum melanjutkan aktivitas malam.
- Keutamaan Dulu: Dahulukan minimal dua rakaat ba'diyah Maghrib sebelum menyantap hidangan atau berinteraksi panjang dengan keluarga. Ingat, ini adalah waktu emas yang dijanjikan pahala besar.
- Meneladani Nabi SAW: Rasulullah SAW sangat menjaga rawatib ini. Meneladani beliau memberikan dorongan motivasi yang kuat.
- Memahami Fungsi Penambal: Ingat bahwa shalat sunnah ini berfungsi menambal kekosongan fardhu. Semakin banyak kekurangan dalam fardhu, semakin vital kebutuhan kita akan rawatib.
Dengan memahami keutamaan dan menjaga konsistensi dalam melaksanakannya, Shalat Sunnah Rawatib Maghrib akan menjadi penyejuk jiwa dan pelindung amal kita dari kekurangan yang tidak kita sadari saat melaksanakan shalat wajib. Mulailah dengan istiqamah dua rakaat sesudah Maghrib sebagai langkah awal yang paling mudah dicapai.