Surah Al-Kafirun adalah salah satu surah pendek dalam Al-Qur'an yang memiliki kedudukan sangat penting. Surah ini menegaskan prinsip ketegasan (barā’ah) terhadap kekufuran dan menegaskan kemurnian tauhid. Membaca surah ini, terutama dalam shalat sunnah rawatib atau shalat witir, adalah amalan yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Namun, apa yang terjadi atau amalan apa yang dianjurkan sesudah membaca surah Al-Kafirun? Pemahaman yang benar mengenai konteks ibadah ini akan memaksimalkan pahala dan keberkahan yang terkandung di dalamnya. Surah ini, bersama dengan Surah Al-Ikhlas, sering kali dibaca secara berpasangan, mencerminkan penolakan terhadap kesyirikan dan penegasan terhadap tauhid yang murni.
Keutamaan Membaca Al-Kafirun dan Al-Ikhlas
Sebelum membahas amalan lanjutan, penting untuk mengingat kedudukan pasangan surah ini. Dalam banyak riwayat hadits, Rasulullah SAW sering membaca Surah Al-Kafirun pada rakaat pertama shalat sunnah Subuh, dan Surah Al-Ikhlas pada rakaat kedua. Begitu pula dalam shalat Rawatib lainnya, atau bahkan dalam shalat witir.
Salah satu hadits yang masyhur menyatakan bahwa membaca Al-Kafirun dan Al-Ikhlas secara berpasangan setara dengan seperempat Al-Qur'an. Meskipun para ulama berbeda pendapat mengenai interpretasi "seperempat Al-Qur'an" ini, kemuliaan membacanya secara rutin tidak diragukan lagi.
Amalan Langsung Sesudah Membaca Al-Kafirun
Secara spesifik dalam konteks shalat (baik fardhu maupun sunnah), rangkaian pembacaan surah akan segera diikuti oleh gerakan atau bacaan selanjutnya dalam tata cara shalat itu sendiri. Jika Al-Kafirun dibaca pada rakaat pertama, maka amalan yang dilakukan sesudahnya adalah:
1. Menyempurnakan Rakaat dengan Al-Ikhlas
Ini adalah amalan paling umum dan paling utama. Setelah mengucapkan salam dari rakaat pertama yang di dalamnya terdapat Al-Kafirun, seorang muslim berdiri untuk rakaat kedua dan melanjutkan bacaannya dengan Surah Al-Ikhlas. Pasangan ini menciptakan keseimbangan sempurna: Al-Kafirun menolak apa yang bukan hak Allah, sementara Al-Ikhlas menegaskan keesaan mutlak Allah.
2. Melanjutkan Shalat Sesuai Sunnah
Setelah membaca kedua surah tersebut, bacaan dilanjutkan dengan ruku', sujud, tasyahud, dan salam, sebagaimana tata cara shalat pada umumnya. Dalam konteks shalat sunnah, pembacaan ini sering dikaitkan dengan niat untuk menjaga diri dari perbuatan dosa dan memohon perlindungan.
Manfaat Spiritualitas Sesudah Pengucapan Ikrar Tauhid
Meskipun secara harfiah 'sesudah' berarti langkah ritual berikutnya, ada implikasi spiritual yang mendalam yang seharusnya melekat pada diri seorang Muslim setelah menegaskan sumpahnya dalam Surah Al-Kafirun ("Bagi kalian agama kalian, dan bagiku agama-Ku").
- Memperkuat Keberanian Aqidah: Setelah mengikrarkan penolakan terhadap segala bentuk penyimpangan, amalan selanjutnya adalah menghayati konsekuensi dari ikrar tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Ini berarti menjaga batasan dalam pergaulan dan prinsip hidup.
- Peningkatan Konsentrasi (Khushu'): Pembacaan surah yang memiliki pesan tegas ini seharusnya meningkatkan kekhusyukan. Sesudahnya, seorang Muslim diharapkan membawa ketenangan dan fokus yang dihasilkan dari penegasan kembali komitmennya kepada Allah.
- Doa dan Permohonan Ampun: Setelah menyelesaikan rangkaian bacaan tersebut dan sebelum salam (atau setelah salam), momen ini sangat baik untuk berdoa. Karena telah membersihkan niat dari unsur kesyirikan melalui bacaan, doa yang dipanjatkan diyakini lebih murni dan lebih mendekati penerimaan.
Amalan Setelah Selesai Shalat yang Melibatkan Al-Kafirun
Jika yang dimaksud adalah apa yang dilakukan setelah selesai shalat di mana Al-Kafirun dibaca, maka amalan yang dianjurkan adalah dzikir-dzikir yang umum dilakukan setelah shalat fardhu maupun sunnah, seperti:
- Membaca Tasbih (Subhanallah 33x), Tahmid (Alhamdulillah 33x), dan Takbir (Allahu Akbar 33x).
- Membaca Ayat Kursi.
- Memohon perlindungan dan ampunan.
Intinya, Surah Al-Kafirun bukanlah akhir dari sebuah proses, melainkan sebuah penegasan fundamental yang harus menuntun pada perilaku dan ibadah selanjutnya yang semakin mendekatkan diri kepada Allah. Ia adalah fondasi penolakan kemusyrikan, yang kemudian diikuti oleh pembangunan amal saleh yang didasari oleh kemurnian tauhid, yang diwakili oleh Surah Al-Ikhlas.