Ketika berbicara tentang kuliner pinggir jalan yang kaya rasa di Jawa Timur, nama Surabaya selalu muncul di jajaran teratas. Kota Pahlawan ini menawarkan berbagai hidangan ikonik, dan salah satu yang tak boleh dilewatkan adalah mie Surabaya sraten. Meskipun namanya menyandang 'Surabaya', kuliner yang satu ini memiliki ciri khas tersendiri yang membuatnya dicari, terutama bagi mereka yang merindukan cita rasa otentik warisan turun-temurun. Mie Surabaya secara umum terkenal dengan bumbu dasar ayamnya yang medok dan berwarna cokelat gelap kehitaman, berbeda dengan mie ayam Jakarta yang cenderung lebih basah dan bening kuahnya.
Konsep "Sraten" seringkali merujuk pada area atau variasi spesifik yang menguatkan kekhasan rasa tersebut. Mie Surabaya Sraten menawarkan keseimbangan sempurna antara gurihnya kaldu, manis legit dari kecap khas, serta aroma bawang putih yang tajam. Tekstur mie-nya sendiri biasanya kenyal, mampu menahan siraman bumbu tanpa menjadi lembek terlalu cepat, sebuah kriteria penting bagi penikmat mie sejati. Popularitasnya tidak hanya terbatas pada warga lokal; para perantau dan wisatawan pun rela mengantri demi merasakan sensasi rasa yang sulit ditiru ini.
Keunggulan mie Surabaya sraten terletak pada detail komposisinya. Bahan utama tentu saja adalah mie kuning segar. Namun, rahasianya seringkali tersembunyi pada tiga elemen utama: bumbu ayam topping, sambal pendamping, dan tentu saja, minyak ayam yang digunakan. Bumbu ayam yang digunakan pada versi Sraten ini umumnya dimasak dengan proses yang lebih lama (slow cooking) hingga bumbu meresap sempurna ke dalam potongan daging ayam, memberikan warna cokelat pekat yang memikat mata. Daging ayamnya tidak hanya dipotong dadu, tetapi seringkali dicincang kasar sehingga lebih mudah menyatu dengan mie ketika diaduk.
Berbeda dengan hidangan mie lain, mie Surabaya sangat identik dengan penggunaan sedikit minyak bawang putih yang harum saat penyajian. Minyak inilah yang memberikan kilau pada mie dan aroma khas saat dihidangkan panas-panas. Ketika mie telah dicampur dengan sambal pedas segar (biasanya sambal cabai rawit atau sambal terasi), harmoni rasa antara manis, gurih, pedas, dan aroma bawang putih langsung meledak di mulut. Hidangan ini hampir selalu disajikan bersama kuah kaldu terpisah yang bening dan hangat, berfungsi membersihkan langit-langit mulut antar suapan.
Daya tarik utama dari mie Surabaya sraten adalah konsistensinya dalam menjaga kualitas rasa selama bertahun-tahun. Banyak kedai yang beroperasi dari gerobak sederhana atau ruko kecil, namun antrean pelanggan tidak pernah sepi. Ini menunjukkan bahwa kenikmatan sejati dalam kuliner tidak selalu membutuhkan kemewahan tempat, melainkan dedikasi pada resep asli. Rasa yang kaya namun tidak berlebihan, serta porsi yang memuaskan, menjadikannya pilihan ideal untuk sarapan, makan siang, maupun makan malam.
Banyak penggemar berat makanan ini mendeskripsikannya sebagai nostalgia dalam semangkuk mie. Setiap gigitan membawa ingatan akan jajanan masa kecil atau momen kebersamaan di Surabaya. Dalam perkembangan kuliner modern, beberapa penjual telah mencoba inovasi, misalnya menambahkan pangsit atau jamur. Namun, variasi klasik—hanya mie, topping ayam medok, sedikit sayuran hijau (biasanya sawi), dan taburan bawang goreng—tetap menjadi favorit dan patokan utama keotentikan mie Surabaya Sraten. Eksistensi kuliner ini adalah bukti nyata bahwa tradisi rasa yang kuat akan selalu menemukan jalannya di hati para pecinta kuliner Indonesia. Jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi warisan rasa ini saat Anda berkunjung ke kota Surabaya atau menemukan cabangnya di kota lain.