Doa dan Kiriman Pahala
Kematian adalah sebuah kepastian yang akan dihadapi setiap makhluk hidup. Ketika seseorang telah berpulang, doa dan amalan yang ditinggalkan oleh keluarga dan kerabat menjadi salah satu cara untuk mengirimkan manfaat dan meringankan beban almarhum atau almarhumah di alam kubur. Salah satu amalan yang paling sering dilakukan dan dianjurkan dalam tradisi Islam adalah mengirim Al-Fatihah untuk orang meninggal.
Surat Al-Fatihah, yang merupakan induk Al-Qur'an, memiliki kedudukan yang sangat agung. Ia dibaca dalam setiap rakaat salat wajib kita. Karena kedudukannya yang tinggi, membaca dan menghadiahkan pahalanya kepada ahli kubur diyakini membawa kebaikan yang luar biasa bagi mereka yang telah berpulang.
Landasan Mengirim Al-Fatihah
Meskipun praktik spesifik mengirim surat tertentu kepada orang yang telah meninggal terkadang menjadi bahan diskusi di kalangan ulama, secara umum, umat Islam meyakini bahwa doa dan amalan shaleh yang dihadiahkan kepada mayit akan sampai kepadanya. Mengirimkan Al-Fatihah merupakan bentuk kasih sayang, penghormatan, dan permohonan ampunan kepada Allah SWT atas nama almarhum.
Dalam Islam, doa orang yang masih hidup untuk saudaranya yang telah wafat adalah amalan yang sangat dianjurkan. Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita untuk selalu mendoakan kaum muslimin yang telah mendahului kita. Al-Fatihah, sebagai bacaan yang paling utama, dianggap sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan permohonan ini kepada Allah SWT.
Bagaimana Cara Mengirim Al-Fatihah yang Benar?
Proses mengirimkan Al-Fatihah tidak memerlukan ritual yang rumit, namun membutuhkan kekhusyukan dan niat yang tulus. Berikut adalah langkah-langkah umum yang dilakukan:
- Niatkan dengan Ikhlas: Mulailah dengan niat dalam hati untuk menghadiahkan pahala bacaan Al-Fatihah ini kepada almarhum/almarhumah (sebutkan nama mereka).
- Membaca Ta'awudz dan Basmalah: Ucapkan "A'udzu billahi minas syaithanir rajim" dan "Bismillahir rahmanirrahim."
- Membaca Surat Al-Fatihah: Baca surat Al-Fatihah sebanyak satu kali (atau lebih, sesuai keyakinan) dengan tartil dan penuh pemahaman makna.
- Doa Penutup: Setelah selesai membaca, tutup dengan doa khusus untuk almarhum, memohonkan ampunan dan rahmat Allah baginya. Contoh: "Ya Allah, terimalah pahala bacaan Al-Fatihah ini dan jadikanlah sebagai penyejuk bagi kubur (Nama Almarhum/ah)..."
Beberapa tradisi juga menganjurkan pembacaan surat-surat pendek lainnya seperti surat Al-Ikhlas (tiga kali), Al-Falaq, An-Nas, atau Ayat Kursi, bersamaan dengan Al-Fatihah untuk menambah kekhusyukan dan pahala yang dikirimkan.
Manfaat Bagi yang Mengirim dan yang Menerima
Amalan mengirim Al-Fatihah untuk orang meninggal memberikan manfaat ganda. Bagi almarhum, pahala tersebut diharapkan menjadi penerangan di alam kuburnya, meringankan azab (jika ada), dan mengangkat derajatnya di sisi Allah SWT. Bagi yang mengirim, terdapat pahala karena telah berbakti kepada orang tua atau kerabatnya, serta memperkuat tali silaturahim spiritual.
Doa adalah jembatan komunikasi yang tidak terputus antara dunia yang fana dan alam akhirat. Saat kita membaca Al-Fatihah dengan penuh harap, kita sedang memohon kepada Sang Pencipta agar rahmat-Nya tercurah kepada mereka yang telah berpulang. Ini adalah wujud nyata dari konsep "sadaqah jariyah ruhiyah" (amal jariyah spiritual).
Jangan pernah meremehkan kekuatan sebuah doa yang tulus. Meskipun terlihat sederhana, membaca Al-Fatihah adalah cara yang paling mulia dan utama dalam menunjukkan kepedulian kita kepada jiwa-jiwa yang telah mendahului kita dalam perjalanan abadi. Kekhusyukan hati saat membaca jauh lebih penting daripada kuantitas bacaan semata.
Mari kita jadikan kebiasaan baik ini sebagai pengingat bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sementara, dan bekal terbaik yang bisa kita kirimkan adalah doa yang didasari oleh surat teragung dalam Al-Qur'an.