Memahami Makna Pegon Surat Al-Fatihah

Surat Al-Fatihah, yang berarti "Pembukaan," adalah surat pertama dalam Al-Qur'an dan merupakan inti dari setiap rakaat shalat umat Islam. Selain membaca dan memahami artinya dalam bahasa Arab dan terjemahannya, banyak ulama dan santri di Nusantara yang mendalami maknanya melalui tulisan Pegon. Pegon adalah aksara Arab yang digunakan untuk menuliskan bahasa lokal seperti bahasa Melayu atau Jawa.

Mempelajari Al-Fatihah dalam bentuk Pegon memberikan dimensi spiritual dan historis yang mendalam, menghubungkan kita dengan tradisi keilmuan Islam Nusantara yang telah berlangsung berabad-abad. Ini bukan sekadar transliterasi, melainkan sebuah cara untuk meresapi ayat-ayat suci dengan kerangka linguistik lokal.

Ilustrasi Pembukaan dengan Aksara Arab Gambar abstrak yang menunjukkan transisi dari aksara Arab ke bentuk yang lebih terbuka, melambangkan pembukaan (Al-Fatihah). بِسْمِ ٱللَّٰهِ

Pengantar Ayat Demi Ayat dalam Pegon

Berikut adalah pemaknaan singkat beberapa ayat kunci Al-Fatihah dalam konteks bagaimana ia ditulis dan dibaca menggunakan aksara Pegon:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang.

Dalam Pegon, kita melihat bagaimana huruf-huruf Arab disesuaikan untuk membentuk bunyi bahasa lokal. Ayat pembuka ini adalah penegasan niat dan permohonan berkat sebelum memulai segala urusan.

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَالَمِينَ

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Ini adalah pengakuan akan kebesaran Allah sebagai Pencipta dan Pemelihara segala sesuatu yang ada. Kata 'Al-' di awal sering kali ditulis menyambung atau dibedakan dalam kaidah Pegon tertentu, bergantung pada standar pesantren yang digunakan.

مَالِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ

Raja (Pemilik) hari pembalasan.

Ayat ini menegaskan bahwa hanya Allah yang berkuasa penuh pada hari penghakiman, hari di mana semua usaha manusia akan dihisab. Penggunaan aksara Pegon membantu pembacaan yang lebih terinternalisasi bagi mereka yang terbiasa membaca kitab kuning.

Pentingnya Memahami Konteks Pegon

Bagi masyarakat Muslim tradisional di Indonesia, terutama di pesantren-pesantren tradisional, teks-teks keagamaan sering kali ditulis dalam Jawi (salah satu bentuk Pegon yang umum) atau bahasa Arab berharakat. Alasan utama penggunaan ini adalah untuk mempermudah pemahaman bagi komunitas yang mungkin belum fasih membaca Arab standar namun sudah terbiasa dengan aksara Arab sebagai dasar penulisan.

Makna Pegon Surat Al-Fatihah bukan hanya sekadar transliterasi fonetik. Ia seringkali dilengkapi dengan sandhangan (tanda baca atau harakat tambahan) atau catatan kaki yang menjelaskan makna filosofis dari setiap kata, yang mungkin tidak selalu eksplisit dalam terjemahan harfiah. Misalnya, bagaimana kata Ar-Rahman (Maha Pengasih) dan Ar-Rahim (Maha Penyayang) dipisahkan maknanya dalam konteks teologis lokal seringkali dijelaskan secara rinci.

Dalam tradisi lisan pesantren, ketika seorang santri membaca Al-Fatihah dari kitab Pegon, proses ini mengaktifkan memori otot bacaan yang telah dipelajari sejak dini. Ini menciptakan ikatan antara ritual ibadah harian (shalat) dengan warisan intelektual leluhur Nusantara.

Implikasi Spiritual dari Pembacaan Pegon

Ketika kita membaca Al-Fatihah dalam aksara yang familiar, seperti yang diwakili oleh Pegon, konsentrasi (khusyuk) cenderung lebih mudah tercapai. Otak tidak perlu lagi bekerja keras menerjemahkan huruf Arab ke dalam bunyi yang asing; sebaliknya, fokus langsung tertuju pada makna yang disampaikan.

Ayat terakhir, "Ihdināṣ-ṣirāṭal-mustaqīm" (Tunjukilah kami jalan yang lurus), menjadi permohonan yang sangat personal. Dalam representasi Pegon, kalimat ini terasa lebih dekat dan relevan dengan konteks kehidupan sehari-hari pembaca di Nusantara. Jalan yang lurus ini kemudian dijelaskan lebih lanjut dalam ayat-ayat berikutnya sebagai jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat, bukan jalan mereka yang dimurkai atau mereka yang sesat.

Secara keseluruhan, mengkaji makna Pegon Surat Al-Fatihah adalah sebuah perjalanan kembali ke akar keilmuan Islam di tanah air. Ia memperkaya pemahaman kita bahwa Al-Qur'an dapat diakses dan dihayati melalui berbagai corak kebudayaan dan linguistik, tanpa mengurangi kesucian teks aslinya.

🏠 Homepage