Surat Al-Fil (Gajah) adalah surat ke-105 dalam Al-Qur'an yang menceritakan peristiwa luar biasa mengenai kegagalan pasukan gajah yang dipimpin oleh Raja Abrahah untuk menghancurkan Ka'bah.
Berikut adalah fokus utama pada ayat ketiga dari surat yang agung ini:
Ayat ketiga ini adalah inti dari kisah keajaiban yang menimpa pasukan Abrahah. Kata kunci dalam ayat ini adalah "thairan abaabeel" (طَيْرًا أَبَابِيلَ).
Para mufassir sepakat bahwa burung-burung ini bukanlah burung biasa. Kata 'Ababil' sendiri dipercaya berasal dari bahasa Arab yang berarti berkelompok-kelompok, datang beruntun, atau datang secara bergantian dan berturut-turut. Kehadiran mereka sangat tiba-tiba dan masif, menunjukkan campur tangan Ilahi yang langsung.
Dalam riwayat tafsir klasik, burung-burung ini dideskripsikan memiliki ciri fisik yang khas: mereka datang dari arah laut, memiliki paruh seperti paruh burung unta, dan mencengkeram batu-batu kecil yang panas atau keras di paruh dan cakar mereka. Ukuran mereka mungkin kecil, tetapi dampaknya sangat dahsyat.
Meskipun ayat 3 hanya menyebutkan pengiriman burung-burung tersebut, ayat selanjutnya (Ayat 4) menjelaskan fungsinya: melemparkan batu dari tanah liat yang dibakar (sijjil). Ayat 3 berfungsi sebagai pengantar dramatis, memperkenalkan alat pemusnah yang diutus Allah SWT.
Ayat ini menegaskan prinsip tauhid bahwa Allah SWT tidak memerlukan tentara manusia untuk membela kesucian Baitullah (Ka'bah). Kekuatan gajah yang dianggap sebagai simbol kekuatan militer terbesar saat itu dihancurkan oleh makhluk terkecil, sebuah pengingat abadi tentang keagungan dan kekuasaan Allah SWT yang melampaui nalar manusia.
Peristiwa ini menjadi landasan penting bagi bangsa Arab Quraisy, yang kemudian meningkatkan kedudukan Ka'bah dan suku Quraisy di mata bangsa Arab lainnya. Mereka melihat ini sebagai pertolongan langsung dari Tuhan yang mereka sembah di Ka'bah.
Untuk memahami sepenuhnya makna ayat 3, penting untuk melihat rangkaian ayat lainnya:
Ayat 3 adalah jembatan naratif yang menghubungkan rencana buruk Abrahah (Ayat 2) dengan pembalasan langsung dari Allah (Ayat 4 dan 5). Kehadiran burung-burung Ababil menandai dimulainya kehancuran total pasukan yang berniat merusak pusat ibadah tauhid di Mekkah.
Kisah ini mengajarkan umat Islam untuk selalu bergantung penuh kepada Allah SWT, karena pertolongan-Nya bisa datang dalam bentuk yang tidak terduga, bahkan melalui makhluk yang paling sederhana. Peristiwa ini juga terjadi menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang semakin meninggikan status kota Mekkah di mata dunia.
Secara keseluruhan, Surat Al-Fil ayat 3 memberikan gambaran visual tentang intervensi ilahi yang terorganisir, di mana kawanan burung menjadi agen kehancuran yang efektif melawan kekuatan militer yang angkuh.