Ilustrasi: Sholat di atas ketinggian.
Melaksanakan ibadah sholat saat melakukan perjalanan udara, terutama penerbangan jarak jauh, seringkali menimbulkan pertanyaan dan kebingungan. Bagaimana caranya menghadap kiblat? Bagaimana dengan rukuk dan sujud di ruang yang terbatas? Artikel ini akan memberikan panduan praktis mengenai cara sholat di pesawat sesuai dengan tuntunan syariat Islam, sambil memperhatikan batasan fisik di dalam kabin.
Kondisi Khusus Penerbangan dan Rukhsah (Kemudahan)
Dalam Islam, terdapat prinsip kemudahan (rukhsah) bagi seorang musafir (pelancong). Perjalanan udara termasuk dalam kategori safar yang membolehkan keringanan, seperti menjamak (menggabungkan) sholat Dhuhur dengan Ashar, dan Maghrib dengan Isya. Sholat wajib tetap harus dilaksanakan, namun tata caranya bisa disesuaikan.
1. Menentukan Arah Kiblat
Menentukan kiblat adalah syarat sah sholat. Di dalam pesawat, ini bisa sedikit menantang:
- Gunakan Aplikasi/Kompas Digital: Mayoritas ponsel pintar kini memiliki kompas yang dapat menunjukkan arah kiblat (Qibla Finder). Tanyakan kepada awak kabin jika Anda tidak yakin dengan arah kabin pesawat relatif terhadap posisi Ka'bah.
- Tanyakan Kru Kabin: Awak kabin biasanya memiliki informasi mengenai arah penerbangan dan posisi Ka'bah saat itu.
- Ijtihad (Usaha Terbaik): Jika semua alat dan informasi tidak tersedia, lakukan ijtihad (penilaian terbaik Anda) berdasarkan arah umum. Sholat Anda tetap sah karena telah berusaha semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan Najis dan Bersuci (Thaharah)
Pastikan pakaian dan tempat sholat Anda bersih. Jika Anda berwudhu di toilet pesawat, gunakan air secukupnya. Jika air sangat terbatas atau sulit digunakan, bertayamum adalah solusi yang sah berdasarkan syariat bagi musafir.
Tata Cara Pelaksanaan Sholat di Pesawat
Ruang kabin pesawat, terutama kursi kelas ekonomi, sangat sempit. Berikut adalah cara menyesuaikan gerakan sholat:
Sholat Berdiri (Qiyam)
Usahakan berdiri tegak jika memungkinkan. Jika ruang di lorong tidak memungkinkan karena ada penumpang lain, Anda bisa berdiri di samping kursi Anda, bahkan duduk sambil menghadap kiblat.
Rukuk dan Sujud
Ini adalah bagian yang paling membutuhkan penyesuaian:
- Rukuk: Tekuk badan Anda secukupnya. Tidak perlu mencapai sudut 90 derajat jika tempat kepala Anda akan membentur sandaran kursi di depan. Cukup membungkuk sekira kepala sejajar dengan pinggang.
- I'tidal: Berdiri tegak kembali.
- Sujud: Karena sulit meletakkan dahi ke lantai, Anda dapat melakukan sujud dengan isyarat (isyarat):
- Turunkan kepala Anda lebih rendah dari posisi rukuk.
- Jika kursi Anda memiliki meja lipat (tray table), Anda bisa menekuk meja tersebut dan meletakkan dahi Anda di atasnya (jika meja itu bersih).
- Jika tidak ada fasilitas, cukup tundukkan kepala Anda sedekat mungkin ke arah lantai sambil menjaga niat sujud dalam hati.
- Duduk di antara Dua Sujud: Lakukan seperti biasa jika ruang memungkinkan.
Sholat Sambil Duduk
Jika Anda tidak dapat berdiri sama sekali (misalnya, karena turbulensi parah atau kursi berada di tengah barisan), Anda diperbolehkan melaksanakan seluruh sholat dalam keadaan duduk:
- Duduklah tegak menghadap kiblat.
- Gerakan rukuk dilakukan dengan membungkukkan badan.
- Gerakan sujud dilakukan dengan menundukkan kepala lebih rendah dari rukuk.
Menjamak Sholat di Pesawat
Karena bepergian adalah udzur syar'i, Anda diperbolehkan untuk menjamak sholat. Ada dua cara menjamak:
- Jamak Taqdim: Menggabungkan sholat Dzuhur dan Ashar pada waktu Dzuhur, atau Maghrib dan Isya pada waktu Maghrib.
- Jamak Ta’khir: Menunda Dzuhur dan Ashar hingga waktu Ashar, atau Maghrib dan Isya hingga waktu Isya.
Pilih waktu yang paling mudah bagi Anda, misalnya menjamak Dzuhur dan Ashar saat pesawat berada di tengah penerbangan, atau saat transit.
Melaksanakan ibadah di pesawat menunjukkan komitmen seorang Muslim terhadap kewajibannya. Dengan pemahaman akan rukhsah dan tata cara penyesuaian, ibadah sholat tetap dapat tertunaikan dengan baik meskipun berada jauh di atas awan.