Adzan adalah panggilan suci yang mengumumkan tibanya waktu shalat fardhu. Suara lantang muazin, yang menyerukan kalimat-kalimat tauhid dan ajakan menuju kebahagiaan sejati, memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam. Ketika kita mendengar kumandang adzan, seorang Muslim diwajibkan untuk menghentikan kesibukan duniawi dan menaruh perhatian penuh terhadap panggilan tersebut. Sikap kita saat mendengar adzan, termasuk bacaan khusus yang dianjurkan, mencerminkan ketaatan dan penghormatan kita terhadap syiar agama.
Adab dan Bacaan Ketika Mendengar Adzan
Islam mengajarkan tata krama (adab) yang rinci untuk setiap ibadah, termasuk saat merespon panggilan shalat. Adab mendengar adzan tidak hanya sekadar diam, tetapi melibatkan pengulangan kalimat yang diucapkan muazin, diikuti dengan doa khusus setelah adzan selesai.
1. Menghentikan Aktivitas dan Memusatkan Perhatian
Hal pertama yang harus dilakukan adalah segera menghentikan segala bentuk aktivitas yang sedang dilakukan, baik itu berbicara, bekerja, atau bahkan obrolan ringan. Hal ini menunjukkan bahwa panggilan Allah lebih utama daripada urusan duniawi. Sesuai dengan hadis Nabi Muhammad ﷺ, ketika adzan dikumandangkan, dunia seolah-olah berhenti berputar.
2. Mengikuti dan Mengucapkan Bacaan yang Sama
Sunnah yang sangat dianjurkan adalah mengikuti lafadz adzan yang diucapkan oleh muazin, kecuali pada bagian "Hayya 'alas-Shalah" (Marilah shalat) dan "Hayya 'alal-Falah" (Marilah menuju kemenangan). Pada dua lafadz tersebut, kita dianjurkan membaca:
"Lā haula wa lā quwwata illā billāh" (Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).
Mengucapkan kalimat ini sebagai respons menunjukkan pengakuan kita bahwa hanya Allah SWT yang memiliki kekuatan untuk menunaikan ibadah shalat dengan sempurna.
Doa Setelah Adzan: Permohonan Syafaat
Setelah muazin menyelesaikan kumandangnya, seorang Muslim dianjurkan untuk membaca doa khusus yang memiliki janji ganjaran besar. Doa ini adalah bentuk permohonan kepada Allah SWT agar memberikan kedudukan yang tinggi (wasilah) kepada Nabi Muhammad ﷺ di Hari Kiamat.
Doa setelah adzan adalah:
اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ
Latinnya:
"Allahumma Rabb hādhihi ad-da'watit-tāmmah, wash-shalātil qā'imah, āti Muhammadan al-wasīlata wal-fadhīlah, wab'atshu maqāman mahmūdanil ladzī wa'adtah."
Artinya:
"Ya Allah, Rabb Pemilik panggilan yang sempurna ini dan salat yang didirikan. Berikanlah kepada Muhammad kedudukan (wasilah) dan keutamaan (fadhilah), dan bangkitkanlah beliau pada kedudukan terpuji yang telah Engkau janjikan."
Keutamaan Mengikuti Bacaan dan Doa Adzan
Memperhatikan dan mengamalkan bacaan saat mendengar adzan bukanlah sekadar ritual kosong, melainkan memiliki keutamaan yang sangat besar, sebagaimana disebutkan dalam berbagai hadis sahih:
- Diampuni Dosanya: Rasulullah ﷺ bersabda bahwa barangsiapa mengucapkan doa setelah adzan dengan penuh keyakinan, dosanya akan diampuni.
- Mendapatkan Syafaat Nabi: Permohonan untuk mendapatkan wasilah dan fadhilah bagi Nabi Muhammad ﷺ adalah jalan untuk memperoleh syafaat beliau di akhirat.
- Mendapatkan Keridhaan Allah: Dengan menghentikan urusan duniawi demi menjawab panggilan-Nya, seorang Muslim menunjukkan prioritas ketaatan, yang tentu saja mendatangkan keridhaan Ilahi.
Penting untuk diingat bahwa ketika adzan dikumandangkan, itu adalah momen spiritual yang krusial. Idealnya, seorang Muslim harus segera bersiap untuk berwudhu dan menuju masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah. Bacaan dan doa yang kita panjatkan di antara adzan dan iqamah adalah waktu mustajab untuk memohon segala hajat.
Oleh karena itu, mari kita jadikan setiap mendengar adzan sebagai pengingat yang menyegarkan jiwa, bukan sekadar suara latar belakang. Dengan meneladani sunnah dalam meresponnya, kita tidak hanya melaksanakan kewajiban, tetapi juga meraih rahmat dan pahala yang dijanjikan bagi hamba-hamba yang taat.