Adzan Subuh memiliki kedudukan yang sangat istimewa dalam Islam. Ia bukan sekadar panggilan biasa, melainkan penanda dimulainya waktu ibadah wajib yang paling awal, mengisyaratkan pergantian dari malam menuju fajar shadiq (fajar sejati). Oleh karena itu, lafal adzan ini sering kali diucapkan dengan intonasi yang lebih lembut dan mengandung tambahan penting yang membedakannya dari adzan waktu lainnya.
Memahami dan mengetahui bacaan adzan Subuh secara benar, lengkap dengan lafal Arab, transliterasi, dan artinya, adalah hal fundamental bagi setiap Muslim. Berikut adalah panduan detail mengenai lafal yang diucapkan saat waktu Subuh tiba.
Adzan Subuh memiliki lafal yang sama dengan adzan waktu lainnya, kecuali pada bagian penutup setelah lafal Hayya 'alal Falah. Pada adzan Subuh, ditambahkan lafal "Ash-Shalatu Khairum Minan Naum" (Shalat itu lebih baik daripada tidur).
Berikut adalah susunan lafal lengkapnya:
Kalimat tambahan ini (yang diulang dua kali) adalah ciri khas adzan Subuh. Rasulullah ﷺ sendiri yang memerintahkan untuk menambahkannya. Hal ini memiliki hikmah yang mendalam. Pagi hari adalah waktu di mana hawa kantuk paling kuat mencengkeram. Tidur terasa begitu nikmat setelah lelah beribadah malam atau bekerja seharian.
Dengan menggemandangkan bahwa shalat lebih baik daripada tidur, muazin mengingatkan hati umat Islam akan prioritas utama mereka. Nilai ibadah dan kedekatan dengan Sang Pencipta jauh melampaui kenikmatan sesaat berupa tidur yang terlewat. Dalam beberapa riwayat, bahkan Bilal bin Rabah pernah ditegur oleh Nabi ﷺ agar menambahkan lafaz ini, menunjukkan betapa pentingnya penekanan pada kewajiban Subuh.
Setelah adzan selesai dikumandangkan, seorang Muslim dianjurkan untuk membaca doa khusus sebagai penutup permohonan. Doa ini memohon agar Allah SWT menganugerahkan kebaikan dari panggilan tersebut.
اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ Allahumma Rabb Hadzihid Da'watit Tammah, Wash-Shalatil Qaimah, Ati Muhammadanil Wasilah wal Fadilah, Wab'atshu Maqaman Mahmudanilladzi Wa'adtah. (Ya Allah, Tuhan Pemilik panggilan yang sempurna ini dan shalat yang akan didirikan. Berikanlah kepada Muhammad wasilah (kedudukan tertinggi di surga) dan keutamaan, serta bangkitkanlah beliau pada kedudukan yang terpuji sebagaimana yang telah Engkau janjikan kepadanya.)
Mengamalkan doa ini setelah adzan Subuh dan adzan Dzhuhur, Ashar, Maghrib, serta Isya diyakini akan membuat seorang Muslim berhak mendapatkan syafaat Nabi Muhammad ﷺ di hari kiamat.
Mengenali bacaan adzan Subuh adalah kunci untuk memulai hari dengan keberkahan. Lafal "Ash-Shalatu Khairum Minan Naum" berfungsi sebagai pengingat tegas bahwa ketaatan kepada Allah harus didahulukan di atas kenyamanan duniawi seperti tidur. Dengan menjalankan adzan sesuai sunnah dan mengiringinya dengan doa yang diajarkan, seorang Muslim telah mempersiapkan jiwanya untuk meraih kemenangan sejati di dunia dan akhirat.