Gambar representatif babi betina (induk) dengan anaknya.
Dalam dunia agrikultur modern, peran babi betina (disebut juga induk atau sow) adalah salah satu pilar utama dalam keberlangsungan usaha peternakan babi. Mereka bukan sekadar hewan ternak biasa, melainkan pusat reproduksi yang menentukan volume produksi daging dalam jangka panjang. Memahami biologi, manajemen, dan perilaku babi betina sangat esensial bagi peternak yang ingin mencapai efisiensi dan profitabilitas maksimal.
Secara biologis, babi betina mencapai kematangan seksual (pubertas) antara usia 5 hingga 8 bulan, tergantung pada ras dan nutrisi. Namun, peternak profesional biasanya baru mengawinkan mereka setelah mencapai bobot tubuh yang optimal, seringkali sekitar 120–140 kg. Siklus estrus (masa birahi) pada babi relatif singkat, sekitar 2-3 hari, dan harus dimanfaatkan dengan cepat untuk mencapai kebuntingan.
Periode kebuntingan babi betina rata-rata berlangsung sekitar 114 hari, atau yang sering disebut aturan "tiga bulan, tiga minggu, tiga hari" (3-3-3). Setelah melahirkan, babi betina akan memasuki periode laktasi, di mana mereka menyusui anak-anaknya. Kualitas nutrisi selama laktasi ini sangat menentukan pertumbuhan anak babi dan kesiapan induk untuk siklus kawin berikutnya. Induk yang sehat dapat menghasilkan rata-rata 2 hingga 2,5 kali beranak dalam setahun, menghasilkan total 20 hingga 30 anak babi yang disapih per tahun per ekor induk.
Manajemen babi betina dibagi menjadi beberapa fase penting: pra-kawin (dry sow management), kawin (breeding), bunting (gestation), melahirkan (farrowing), dan menyusui (lactation). Setiap fase memerlukan perhatian nutrisi dan lingkungan yang spesifik.
Setelah disapih, babi betina perlu dipulihkan dan dipersiapkan untuk estrus berikutnya. Pemberian pakan yang tepat sangat krusial. Pemberian energi berlebih di fase ini dapat menghambat pemulihan kondisi tubuh dan menunda munculnya birahi. Banyak peternak menggunakan sistem pengelompokan (group housing) pada fase ini untuk efisiensi kerja dan stimulasi sosial.
Fase melahirkan adalah saat paling rentan bagi induk dan anak. Babi betina harus ditempatkan di kandang beranak (farrowing crate) yang dirancang untuk mencegah induk menindih anaknya. Perilaku mencari sarang (nest-building behavior) sering muncul beberapa hari sebelum melahirkan, menunjukkan naluri keibuan yang kuat. Peternak harus memantau proses persalinan untuk intervensi jika diperlukan.
Di luar konteks produksi, babi betina liar atau babi hutan menunjukkan perilaku sosial yang kompleks. Mereka membentuk kelompok matriarkal yang stabil. Induk memegang peran penting dalam mengajarkan anak-anaknya cara mencari makan, menghindari predator, dan menavigasi lingkungan. Studi etologi menunjukkan bahwa ikatan antara induk dan anak babi sangat erat selama beberapa minggu pertama kehidupan.
Dalam konteks konservasi, kesehatan dan populasi babi betina di alam liar merupakan indikator penting kesehatan ekosistem karena mereka adalah spesies penyebar benih dan pengolah bahan organik tanah. Meskipun babi ternak modern telah terdomestikasi, naluri dasar keibuan mereka tetap kuat, menuntut lingkungan yang tenang dan aman selama masa kehamilan dan menyusui.
Salah satu tantangan terbesar dalam pemeliharaan babi betina adalah menjaga kesuburan sepanjang umur produktifnya. Setelah beberapa tahun (biasanya 3-4 tahun atau sekitar 5-6 kali beranak), produktivitas reproduksi mereka cenderung menurun, yang dikenal sebagai sindrom "babi tua" atau penurunan performa. Hal ini mendorong rotasi stok dalam peternakan. Selain itu, manajemen stres termal juga sangat penting; babi betina sangat sensitif terhadap panas, yang dapat menyebabkan penurunan nafsu makan dan gangguan reproduksi.
Secara keseluruhan, keberhasilan peternakan babi sangat bergantung pada kemampuan peternak dalam mengelola siklus hidup babi betina secara efektif, mulai dari nutrisi pra-kawin hingga pemeliharaan anak babi yang baru lahir. Investasi pada kesejahteraan dan kesehatan babi betina secara langsung berkorelasi dengan hasil panen daging yang lebih besar dan lebih konsisten.