Ilustrasi waktu masuk sholat malam.
Sholat Isya adalah sholat wajib kelima dan terakhir dalam sehari bagi umat Muslim. Waktu pelaksanaannya dimulai ketika hilangnya mega merah (syafaqul ahmar) di ufuk barat dan berakhir ketika terbit fajar shodiq (awal waktu sholat Subuh). Karena merupakan penutup rangkaian ibadah harian, sholat Isya memiliki kedudukan yang sangat penting, terutama karena Rasulullah ﷺ pernah menekankan keutamaannya.
Memasuki waktu Isya menandai berakhirnya kegelapan malam penuh dan dimulainya persiapan untuk beristirahat. Oleh karena itu, menjaga ketepatan waktu sholat Isya, terutama bagi mereka yang bekerja atau memiliki aktivitas padat, menjadi kunci utama dalam menjaga kualitas ibadah.
Penentuan waktu Isya secara astronomis sering kali menjadi perbedaan pandangan di antara berbagai mazhab dan otoritas keagamaan. Secara umum, waktu Isya ditetapkan berdasarkan parameter ketinggian matahari di bawah ufuk.
Mayoritas ulama menetapkan awal waktu Isya ketika ketinggian matahari berada pada derajat 18 di bawah ufuk barat. Namun, beberapa organisasi atau lembaga lain menggunakan standar yang sedikit berbeda, misalnya 15 derajat atau 19,5 derajat, tergantung pada lokasi geografis (lintang) dan metode perhitungan yang digunakan.
Rasulullah ﷺ pernah bersabda mengenai keutamaan sholat Isya dan Subuh secara berjamaah. Beliau bersabda, "Barangsiapa melaksanakan sholat Isya berjamaah, seolah-olah dia telah melaksanakan sholat separuh malam. Dan barangsiapa melaksanakan sholat Subuh berjamaah, seolah-olah dia telah melaksanakan sholat semalam penuh." (HR. Muslim). Hadits ini menunjukkan betapa besar pahala yang didapatkan ketika kita berjuang melawan rasa kantuk untuk menunaikan Isya di awal waktu dan bangun untuk Subuh.
Adzan adalah seruan penanda waktu sholat telah tiba. Meskipun lafaz adzan hanya berbeda pada bagian akhir untuk membedakan antara waktu sholat (Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya), penekanan pada panggilan Isya sangat penting.
Perbedaan utama yang menandai adzan Isya adalah penambahan lafaz "Ash shalaatu khairum minan naum" (Sholat itu lebih baik daripada tidur) yang diucapkan sebanyak dua kali setelah Hayya 'alal falaah, namun pada sholat Isya lafaz ini tidak diucapkan. Sebaliknya, pada sholat Isya, lafaz yang ditekankan adalah "Qad qaamatis shalaah, Qad qaamatis shalaah" yang juga diucapkan pada sholat Dzuhur dan Ashar.
Setelah adzan dikumandangkan, muadzin akan melanjutkan dengan lafaz Iqamah, yang merupakan panggilan untuk segera berdiri melaksanakan sholat:
Setelah mendengar seruan adzan Isya, dianjurkan bagi setiap Muslim untuk membaca doa khusus yang telah diajarkan oleh Rasulullah ﷺ. Membaca doa ini diyakini akan membuka pintu rahmat dan pengampunan.
Artinya: "Ya Allah, Tuhan Pemilik panggilan yang sempurna dan sholat yang didirikan. Berikanlah kepada Muhammad wasilah (perantaraan) dan fadhilah (keutamaan), serta bangkitkanlah beliau dalam kedudukan terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya."