Ilustrasi visual mengenai keluasan setelah kesempitan.
Salah satu surat yang sangat menenangkan dalam Al Quran adalah **Surat Al Insyirah**, yang juga dikenal dengan nama **Asy-Syarh** atau **Alam Nasyrah**. Memahami posisi surat ini dalam Mushaf memberikan konteks mendalam terhadap pesan yang dibawanya.
Lantas, berapa urutan surat Al Insyirah dalam Al Quran?
Al Insyirah menempati posisi ke-94 dalam susunan standar Al Quran yang kita baca saat ini.
Surat ini terletak setelah Surat Ad-Duha (Surat ke-93) dan sebelum Surat At-Tin (Surat ke-95).
Penempatan surat ke-94 ini, tepat setelah Surat Ad-Duha, bukanlah kebetulan. Kedua surat ini secara tematik sangat erat kaitannya dan sering dikelompokkan dalam bagian akhir dari surat-surat pendek di Juz 'Amma (meskipun Ad-Duha dan Al Insyirah berada di Juz 30). Surat Ad-Duha turun sebagai penenang Nabi Muhammad SAW ketika jeda wahyu terjadi, meyakinkan beliau bahwa Allah tidak meninggalkannya.
Setelah Surat Ad-Duha memberikan penegasan kasih sayang ilahi, Surat Al Insyirah (yang berarti 'Kelapangan' atau 'Pembukaan') datang untuk memberikan janji eksplisit mengenai kemudahan yang selalu menyertai kesulitan.
Dalam Al Quran, susunan surat (tartib) mengikuti penetapan dari Rasulullah SAW, meskipun ada beberapa bagian yang diyakini ditetapkan langsung oleh beliau saat menerima wahyu. Urutan 94 ini telah menjadi konsensus umat Islam secara turun-temurun.
Meskipun pertanyaannya adalah mengenai urutan, memahami isi surat ini akan memperkuat mengapa penempatannya begitu penting. Surat Al Insyirah terdiri dari 8 ayat yang merupakan peneguhan tertinggi bagi siapa pun yang sedang menghadapi ujian hidup.
Ayat kuncinya, "Fa inna ma'al 'usri yusra, inna ma'al 'usri yusra" (Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan), adalah janji berulang yang menekankan bahwa kemudahan itu selalu beriringan dan bahkan mendampingi kesulitan itu sendiri.
Nomor 94 menempatkan Al Insyirah pada sepertiga akhir Al Quran. Bagi banyak penafsir, bagian akhir mushaf seringkali berisi surat-surat yang sangat fokus pada aspek spiritualitas individu dan janji akhirat atau solusi langsung atas tekanan kehidupan duniawi.
Surat ini bukan hanya sekadar penenang bagi Nabi Muhammad SAW ketika beliau merasa terbebani dengan tugas dakwah; ia adalah jaminan universal bagi setiap mukmin. Ketika seseorang membuka Al Quran dan mendapati surat ke-93 (Ad-Duha) dan kemudian langsung bertemu dengan surat ke-94 (Al Insyirah), ia seolah-olah sedang diingatkan: "Lihatlah, Allah telah memberimu kepastian kasih sayang-Nya, dan kini Dia menjanjikan kemudahan nyata dalam setiap cobaanmu."
Secara keseluruhan, urutan surat Al Insyirah dalam Al Quran adalah posisi yang strategis dan penuh hikmah, berfungsi sebagai peneguhan berulang-ulang bahwa di balik setiap kesulitan yang dihadapi umat manusia, Allah telah menetapkan kemudahan sebagai pasangannya yang tak terpisahkan. Ini adalah hadiah ketenangan yang ditempatkan pada posisi yang tepat dalam rangkaian ayat-ayat suci.
Dengan demikian, baik saat mencari ketenangan dalam kesusahan maupun saat ingin memahami struktur kitab suci, mengetahui bahwa Al Insyirah adalah surat ke-94 memberikan kerangka acuan yang jelas mengenai pesan harapan yang dibawanya.