Panduan dan Teks Lengkap Surat Al-Insyirah (Asy-Syarh)

Kelegaan Setelah Kesulitan

Ilustrasi: Kemudahan yang mengikuti kesulitan.

Pengantar Surat Al-Insyirah

Surat Al-Insyirah, atau dikenal juga dengan nama Asy-Syarh (yang berarti "Melapangkan"), adalah surat ke-94 dalam urutan mushaf Al-Qur'an. Surat ini merupakan salah satu surat pendek yang penuh dengan pesan penghiburan, penguatan iman, dan janji ilahiah dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.

Secara historis, surat ini diyakini diturunkan saat Nabi Muhammad SAW menghadapi periode yang sulit, penuh tantangan, dan tekanan berat, baik dari kaum Quraisy maupun dari kesedihan pribadi. Penurunan ayat-ayat ini berfungsi sebagai penawar hati, menegaskan bahwa di balik setiap kesulitan pasti ada kemudahan yang menyertainya. Prinsip ini bukan hanya berlaku bagi Nabi, tetapi menjadi prinsip universal bagi seluruh umat Islam yang sedang diuji.

Membaca dan merenungkan maknanya memberikan energi spiritual yang luar biasa, mengingatkan bahwa keputusasaan adalah jalan yang salah, sementara kesabaran dan tawakal adalah kunci menuju kelegaan yang dijanjikan.

Teks Lengkap Surat Al-Insyirah (Asy-Syarh)

Berikut adalah teks lengkap surat Al-Insyirah dalam bahasa Arab (Utsmani), transliterasi, dan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia.

Teks Arab (Mushaf)

اَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
وَوَضَعْنَا عَنكَ وِزْرَكَ
الَّذِي أَنقَضَ ظَهْرَكَ
وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ
وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ

Transliterasi

1. Alam nasrah laka sadrak
2. Wa wada'na 'anka wizrak
3. Allazi anqada zhahrak
4. Wa rafa'na laka dzikrak
5. Fa inna ma'al 'usri yusra
6. Inna ma'al 'usri yusra
7. Fa iza faraghta fanshab
8. Wa ila Rabbika farghab

Terjemahan Bahasa Indonesia

1. Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad),
2. Dan Kami telah meringankan dari padamu bebanmu,
3. Yang telah memberatkan punggungmu,
4. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu?
5. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,
6. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
8. Maka beribadatlah dengan sungguh-sungguh (kepada Tuhanmu).

Kandungan Utama dan Hikmah Surat Al-Insyirah

Surat ini merupakan rangkaian empat nikmat besar yang diberikan Allah kepada Rasulullah SAW sebagai landasan untuk menghadapi tantangan dakwah yang semakin berat:

1. Pelapangan Dada (Ayat 1)

Allah SWT menegaskan bahwa Dia telah melapangkan dada Nabi Muhammad SAW. Ini adalah karunia spiritual yang membuat hati beliau tenang, lapang, dan mampu menampung beban kenabian yang sangat besar, termasuk kesedihan, penghinaan, dan penolakan dakwah. Bagi seorang Muslim, ini mengajarkan pentingnya memohon ketenangan hati dan keluasan jiwa dalam menghadapi masalah.

2. Penghapusan Beban (Ayat 2-3)

Beban berat yang dimaksud adalah beban kenabian, kekhawatiran akan nasib umat, serta kesulitan dakwah di Makkah. Allah menghilangkan beban tersebut, seolah-olah beban itu telah patah dari punggung beliau. Ini adalah janji bahwa pertolongan Allah akan datang untuk meringankan beban yang terasa mustahil dipikul.

3. Pengangkatan Derajat (Ayat 4)

Allah SWT meninggikan derajat dan sebutan (dzikr) Nabi Muhammad SAW. Nama beliau akan selalu disebut bersamaan dengan nama Allah dalam syahadat dan azan hingga hari kiamat. Ini menunjukkan bahwa pengorbanan dan kesabaran akan selalu berbuah kemuliaan di sisi Allah.

4. Kaidah Emas: Bersama Kesulitan Ada Kemudahan (Ayat 5-6)

Inilah inti dari surat ini. Ayat 5 dan 6 diulang dua kali untuk penekanan maksimal. Bukan "setelah kesulitan", melainkan "bersama kesulitan" (ma'al 'usri). Artinya, kemudahan itu hadir bersamaan dengan kesulitan itu sendiri, meskipun mungkin kita belum merasakannya saat cobaan datang. Keimanan kepada kaidah ini menghilangkan rasa putus asa dan mendorong kita untuk terus bersabar karena janji kemudahan itu sudah tertanam dalam realitas kesulitan tersebut.

5. Penutup: Semangat Beribadah (Ayat 7-8)

Setelah menerima penghiburan dan janji ilahi, tugas selanjutnya adalah berjuang lebih giat. Ketika satu urusan selesai (misalnya, berhasil mengatasi satu ujian), seorang Mukmin harus segera bangkit dan fokus pada ibadah kepada Tuhannya (berdoa, salat, zikir). Ini adalah bentuk syukur tertinggi dan persiapan untuk menghadapi potensi kesulitan berikutnya.

🏠 Homepage