Keutamaan Malam Al-Qadr (Lailatul Qadar)

Fokus Utama: Surah Al-Qadr Ayat 5

Surah Al-Qadr (Surah ke-97) adalah salah satu surat terpendek dalam Al-Qur'an, namun memiliki kedalaman makna yang luar biasa. Surat ini secara eksplisit menjelaskan tentang kemuliaan satu malam tertentu di bulan Ramadan, yaitu Malam Lailatul Qadar, yang kehadirannya lebih baik daripada seribu bulan.

Ayat kelima dari surah ini merupakan penutup sekaligus penegasan utama mengenai sifat malam yang penuh berkah tersebut. Berikut adalah teks lengkap ayat kelima beserta artinya:

سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Artinya: Malam itu penuh kesejahteraan (keselamatan) hingga terbit fajar.

Makna Mendalam Ayat Kelima

Ayat terakhir ini memberikan kesimpulan yang sangat menenangkan dan membahagiakan bagi umat Islam yang menghidupkan malam tersebut. Frasa kunci dalam ayat ini adalah "Salāmun hiya" (سلامٌ هي) yang berarti 'Malam itu adalah kedamaian' atau 'Malam itu penuh keselamatan'.

1. Kedamaian dan Keselamatan: Ini menyiratkan bahwa di malam Lailatul Qadar, Allah SWT menurunkan ketenangan (sakinah) yang melimpah ke hati para hamba-Nya yang beribadah. Tidak ada gangguan, kegelisahan, atau keburukan yang terjadi pada malam tersebut. Segala bentuk musibah dan bencana diangkat, menjadikan malam itu murni sebagai waktu untuk fokus beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

2. Batas Waktu yang Jelas: Frasa "hattā maṭla‘il-fajr" (حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ), atau 'hingga terbit fajar', menetapkan batas waktu berakhirnya kemuliaan malam tersebut. Begitu fajar shadiq (fajar kedua yang menandakan masuknya waktu Subuh) tiba, waktu keutamaan khusus Lailatul Qadar pun berakhir. Hal ini mendorong orang mukmin untuk memaksimalkan setiap detik dari malam itu hingga batas akhir yang ditentukan.

Keutamaan Beribadah di Malam Lailatul Qadar

Mengapa ayat ini begitu penting? Karena malam yang dipenuhi kedamaian ini adalah waktu di mana Al-Qur'an diturunkan. Ketika kita beribadah di malam Lailatul Qadar, seolah-olah kita sedang berinteraksi langsung dengan momen penurunan wahyu ilahi. Para ulama menjelaskan beberapa aspek penting dari malam ini:

Ilustrasi Bulan Sabit dan Bintang di Malam Hari Waktu Berakhir Tepat Saat Fajar

Implementasi Praktis Ayat Terakhir

Ayat "Malam itu penuh kedamaian hingga terbit fajar" menjadi motivasi praktis. Kita tahu bahwa kedamaian ini akan hilang ketika fajar menyingsing. Oleh karena itu, seorang Muslim dianjurkan untuk:

  1. Memperpanjang Ibadah: Tidak tidur di sebagian besar malam tersebut, atau setidaknya melakukan ibadah seperti shalat sunnah, tadarus Al-Qur'an, dan berzikir hingga menjelang Subuh.
  2. Menjaga Niat dan Hati: Memastikan bahwa ibadah yang dilakukan dilandasi ketulusan (ikhlas) agar benar-benar mendapatkan kedamaian (salam) yang dijanjikan.
  3. Menghindari Maksiat: Karena malam itu adalah malam keselamatan, sangat dilarang keras untuk melakukan perbuatan yang dapat menghilangkan kedamaian tersebut, seperti pertengkaran atau kemaksiatan lainnya.

Merenungkan Surah Al-Qadr secara keseluruhan, terutama ayat kelima, mengingatkan kita bahwa kemuliaan itu bersifat sementara dan berbatas waktu. Nilai ibadah yang dilakukan saat itu tidak terhingga, sebab pahalanya melampaui ribuan bulan. Oleh karena itu, mari kita sambut malam-malam yang diduga sebagai Lailatul Qadar dengan persiapan fisik dan spiritual terbaik, memohon kepada Allah SWT agar kita termasuk golongan yang meraih kedamaian dan keberkahan tersebut hingga terbitnya fajar.

🏠 Homepage