Ilustrasi visual yang terinspirasi dari keindahan kaligrafi pembuka Surah.
Surat Al-Fatihah, yang berarti "Pembukaan," adalah jantung dari Al-Qur'an dan rukun wajib dalam setiap rakaat shalat. Keindahan teks Arabnya bukan hanya terletak pada makna yang agung, tetapi juga pada struktur linguistik dan historisnya. Membaca tulisan arab surat Alfatihah dengan benar adalah sebuah ibadah tersendiri yang membutuhkan ketelitian dalam pengucapan huruf (makharijul huruf) dan panjang pendeknya (tajwid).
Dalam konteks visual, tulisan Arab membawa dimensi estetika yang kaya. Kaligrafi Al-Fatihah sering kali menjadi mahakarya seni Islam, di mana setiap titik dan lengkungan huruf (seperti ha, ain, ghain, dan dhaa) dilukiskan dengan presisi. Meskipun di sini kita menyajikan teks dalam format digital standar untuk kemudahan bacaan, penting untuk selalu mengingat bahwa teks ini adalah transkripsi dari mushaf yang dijaga kemurniannya sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
Berikut adalah teks otentik dari Surat Al-Fatihah dalam aksara Arab. Perhatikan bagaimana setiap ayatnya membangun fondasi tauhid, pujian kepada Allah, permohonan petunjuk, dan pengakuan akan hari pembalasan.
Mengkaji tulisan arab surat Alfatihah juga berarti memperhatikan kompleksitas huruf-huruf tertentu. Sebagai contoh, ayat kedua, "الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ," mengandung huruf Ha’ (هـ) dan Lam (ل) yang harus dibaca dengan jelas. Dalam ayat keenam, "اهْدِنَا," terdapat huruf Ha’ besar (هـ) yang membedakannya dari huruf Ha’ kecil (ح) dan membutuhkan aliran napas yang berbeda saat diucapkan.
Ayat keenam juga menampilkan huruf Dhad (ض), yang sering dianggap sebagai salah satu huruf tersulit dalam bahasa Arab. Surat ini adalah inti dari pengakuan bahwa jalan yang lurus adalah jalan mereka yang telah diberi nikmat, bukan jalan orang-orang yang dimurkai atau mereka yang tersesat. Visualisasi tulisan Arab ini sangat membantu dalam membedakan antara ض (Dhad) dan ظ (Zha), meskipun dalam konteks Al-Fatihah, fokus utama adalah pada keakuratan pengucapan, yang didukung oleh visualisasi teks yang benar.
Teks Arab Al-Fatihah adalah contoh sempurna bagaimana tajwid (ilmu tentang cara melafalkan huruf-huruf Al-Qur'an dengan baik dan benar) memainkan peran vital. Misalnya, pada ayat "الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ," terdapat hukum bacaan Idgham Syamsiyyah (leburan dengan dengung) pada Alif Lam di awal kata 'Rahman'. Jika dibaca tanpa memperhatikan tajwid, makna spiritual dan keindahan teks tersebut bisa hilang.
Meskipun platform digital modern memudahkan akses ke tulisan arab surat Alfatihah, pembaca tetap dianjurkan untuk membandingkannya dengan mushaf cetak yang terpercaya. Konsistensi visual dalam bentuk Utsmani memastikan bahwa setiap generasi dapat mempelajari dan melaksanakan shalat dengan teks yang sama persis seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dengan memahami tata letak dan bentuk hurufnya, pemahaman kita terhadap kedudukan surat ini sebagai "Ummul Kitab" (Induk Al-Kitab) akan semakin kokoh. Keindahan teks ini adalah jembatan antara pelafalan lisan dan penghayatan hati.