Surat Al-Fatihah, yang berarti "Pembukaan", adalah surat pertama dalam Al-Qur'an dan merupakan rukun shalat yang wajib dibaca. Kesempurnaan dalam menulis, baik dalam bentuk cetak maupun saat membacanya, sangat ditekankan dalam Islam karena kesalahan harakat atau huruf dapat mengubah makna. Memahami cara tulis Al-Fatihah dengan benar adalah langkah awal menuju kualitas ibadah yang lebih baik.
Artikel ini akan memandu Anda langkah demi langkah mengenai susunan ayat, penulisan huruf Arab yang tepat, serta beberapa tips untuk memastikan setiap huruf dan harakat terbaca sesuai dengan Mushaf standar.
Setiap huruf dalam Al-Qur'an memiliki nilai pahala. Kesalahan dalam penulisan, terutama pada bagian yang berkaitan dengan harakat panjang (mad), tasydid, atau penempatan hamzah, bisa berpotensi mengubah arti ayat. Sebagai contoh, perbedaan antara "Al-Maliki" (pemilik) dan "Al-Mālik" (raja) menunjukkan betapa krusialnya ketelitian dalam mengikuti kaidah penulisan mushaf.
Surat Al-Fatihah terdiri dari tujuh ayat. Untuk memudahkan pemahaman, mari kita uraikan penulisan setiap ayat, lengkap dengan teks Arab dan transliterasinya.
Transliterasi: Bismillaahir-rahmaanir-rahiim.
Perhatikan pada ayat ini: Huruf Lam pada "Allah" (اللَّهِ) harus diikuti oleh harakat syaddah (tasydid) dan fathah. Sementara itu, "Ar-Rahman" (الرَّحْمَٰنِ) memiliki tanda mad kecil di atas huruf Alif kedua (Alif Kharijiyyah), menunjukkan panjang bacaan satu harakat.
Transliterasi: Al-hamdu lillaahi Rabbil 'aalamiin.
Pada ayat kedua, penulisan "Al-'Aalamiin" (الْعَالَمِينَ) membutuhkan penekanan pada Mad Thobi'i di huruf Alif setelah 'Ain, dan panjang dua harakat pada Alif setelah Lam kedua.
Transliterasi: Ar-rahmaanir-rahiim.
Ayat ini seringkali serupa dengan bagian akhir ayat pertama. Kesalahan umum adalah menghilangkan tanda tasydid pada "Ar-Rahman" atau salah menempatkan harakat panjang pada "Ar-Rahiim".
Transliterasi: Maaliki yawmid-diin.
Perhatikan kata "Maa-liki" (مَالِكِ). Terdapat Alif panjang (mad) setelah Mim. Ini adalah pembeda krusial dari kata "Maliki" (pemilik biasa tanpa mad). Kemudian pada "Diin" (الدِّينِ), terdapat harakat tasydid pada huruf Dal, yang harus dibaca tegas.
Transliterasi: Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin.
Ayat kelima mengandung huruf yang muncul dua kali, yaitu "Iyyaka" (إِيَّاكَ). Penulisan 'Iyya' memerlukan tasydid pada huruf Ya, yang menandakan bahwa huruf Ya tersebut dibaca rangkap (di-doubling).
Transliterasi: Ihdinas-shiraatal mustaqiim.
Bagian yang paling menantang mungkin adalah "Ash-Shiraat" (الصِّرَاطَ). Huruf Shad (ص) di sini harus dibaca tebal (emphatic) dan terdapat Alif setelahnya yang menunjukkan panjang bacaan Mad Thobi'i.
Transliterasi: Shiraatal-ladziina an'amta 'alaihim ghairil-maghdhuubi 'alaihim waladh-dhaalliin.
Ayat terakhir ini paling panjang. Perhatikan penekanan pada huruf Dhad (ض) pada kata "Dhaalliin" (الضَّالِّينَ) yang harus dibaca tebal dan disertai Alif mad panjang (empat atau lima harakat saat waqaf).
Jika Anda sedang berlatih menulis Al-Fatihah di kertas atau media digital, berikut beberapa tips untuk menjaga keakuratan:
Dengan memperhatikan detail-detail penulisan di atas, proses Anda untuk menguasai cara tulis Al-Fatihah akan menjadi lebih terarah. Kesungguhan dalam mempelajari setiap huruf adalah bentuk penghormatan kita terhadap Kalamullah.