Keagungan Tauhid: Terjemahan Surah Al-Ikhlas Ayat Kedua

Ilustrasi simbol keesaan Tuhan dan keteguhan iman

Ayat Kedua Surah Al-Ikhlas

Surah Al-Ikhlas, yang dikenal sebagai surat penjelas keesaan Allah SWT, memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Setiap ayatnya memancarkan esensi fundamental dari akidah Tauhid. Setelah ayat pertama menegaskan bahwa Allah adalah Yang Maha Esa, ayat kedua langsung memperkuat konsep tersebut dengan penegasan yang sangat jelas mengenai kemandirian-Nya.

اللَّهُ الصَّمَدُ

Terjemahan Ayat Kedua

"(Dia) Allah Yang Maha Dibutuhkan (tempat bergantung) segalanya."

Kata kunci utama dalam ayat ini adalah "Ash-Shomad" (الصَّمَدُ). Para ulama tafsir sepakat bahwa kata ini memiliki makna yang sangat mendalam dan komprehensif. Jika diterjemahkan secara harfiah, ia berarti sesuatu yang padat, kokoh, atau sesuatu yang dijadikan tumpuan. Namun, dalam konteks Ilahiyah, maknanya meluas.

Memahami Makna "Ash-Shomad"

Makna "Ash-Shomad" mencakup beberapa aspek penting yang saling melengkapi:

  1. Tempat Bergantung Mutlak: Allah adalah satu-satunya Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu di alam semesta. Segala kebutuhan, harapan, ketakutan, dan permohonan kembali kepada-Nya. Sebaliknya, Allah tidak membutuhkan apapun dari ciptaan-Nya.
  2. Sempurna Tanpa Cacat: Makna lain menyebutkan bahwa Ash-Shomad adalah Dzat yang tidak memiliki rongga, tidak berlubang, dan tidak memiliki kekurangan sedikit pun. Ini menegaskan kesempurnaan zat dan sifat-Nya.
  3. Kekal dan Abadi: Ia adalah Dzat yang kekal selamanya, tidak mati, tidak lenyap, dan tidak berubah.
  4. Pemimpin yang Utama: Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa Al-Shomad adalah pemimpin yang sempurna, yang tidak ada seorang pun yang lebih mulia darinya.

Ketika kita merenungkan terjemahan "Allah Yang Maha Dibutuhkan segalanya", kita menyadari betapa kecilnya posisi kita di hadapan keagungan-Nya. Ayat ini membatalkan segala bentuk persekutuan (syirik) yang menyandarkan kebutuhan kepada selain Allah. Jika ada yang membutuhkan, hanya Allah yang mampu memenuhi. Jika ada yang dicari, hanya kepada-Nya tujuan akhirnya.

Hubungan Ayat Kedua dengan Ayat Pertama

Ayat kedua ini berfungsi sebagai penjelasan dan penegasan yang kuat terhadap ayat pertama, "Qul Huwa Allahu Ahad" (Katakanlah: Dialah Allah Yang Maha Esa). Keesaan Allah (Ahad) dibuktikan melalui kemandirian-Nya yang mutlak (Shomad). Karena Dia Maha Esa, maka Dia pasti tidak membutuhkan siapapun, dan semua yang ada membutuhkan Dia. Kontras ini menunjukkan kemandirian Ilahi yang absolut.

Dalam kehidupan sehari-hari, pemahaman ini membawa ketenangan luar biasa. Ketika menghadapi kesulitan finansial, musibah, atau kegelisahan batin, kesadaran bahwa kita bersandar kepada Ash-Shomad memberikan pondasi yang kokoh. Ini adalah ajaran murni mengenai ketergantungan total hanya kepada Pencipta, sebuah pilar utama dalam Islam yang wajib diimani dan diresapi oleh setiap Muslim.

🏠 Homepage