Teks Surat Al-Qadr (Inna Anzalnahu) dan Keutamaannya

Simbol Malam Kemuliaan (Lailatul Qadar)

Ilustrasi visual malam yang penuh cahaya dan kemuliaan.

Surat Al-Qadr adalah salah satu surat terpendek dalam Al-Qur'an, namun memiliki bobot dan keagungan yang luar biasa. Terletak di Juz 'Amma (Juz 30), surat kelima puluh tujuh ini memiliki keistimewaan karena menjadi penjelas utama mengenai Malam Lailatul Qadar, malam di mana Al-Qur'an pertama kali diturunkan. Memahami teks, transliterasi, dan maknanya sangat penting bagi setiap Muslim, terutama menjelang bulan suci Ramadhan.

Teks Surat Al-Qadr (Lailatul Qadar)

Berikut adalah teks lengkap Surat Al-Qadr, diikuti dengan transliterasi dan terjemahan bahasa Indonesianya untuk memudahkan pembacaan dan pemahaman:

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
*Inna anzalnāhu fī lailatil-qadr.*
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar).
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ
*Wa mā adrāka mā lailatul-qadr?*
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
*Lailatul-qadru khairum min 'alfi shahr.*
Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ
*Tanazzalul-malā'ikatu war-rūḥu fīhā bi'idzni rabbihim min kulli 'amr.*
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk membawa setiap urusan.
سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلِعِ الْفَجْرِ
*Salāmun hiya hattā matla'il-fajr.*
Malam itu (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar.

Keagungan Lailatul Qadar: Lebih Baik dari Seribu Bulan

Ayat ketiga, "Lailatul-qadru khairum min 'alfi shahr," adalah inti dari keistimewaan malam ini. Jika seseorang beribadah (shalat, berzikir, berdoa) pada malam ini, pahalanya setara dengan beribadah selama kurang lebih 83 tahun tanpa henti. Karena keutamaan ini, umat Islam sangat antusias untuk mencari dan menghidupkan malam Lailatul Qadar, yang diyakini jatuh pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, terutama pada malam-malam ganjil.

Penurunan Al-Qur'an pada malam tersebut bukan sekadar peristiwa sejarah, melainkan penanda bahwa malam itu adalah malam penetapan takdir (qadar) tahunan. Allah SWT menetapkan rezeki, ajal, dan semua urusan penting manusia untuk tahun berikutnya, sebagaimana dijelaskan dalam ayat keempat.

Turunnya Malaikat dan Kedamaian

Ayat keempat menjelaskan fenomena spiritual besar yang terjadi. Malaikat, yang dipimpin oleh Ruhul Qudus (Malaikat Jibril), turun ke bumi untuk mengurus dan melaksanakan ketetapan ilahi tersebut. Kehadiran mereka membawa berkah yang melimpah ruah. Kedatangan mereka mengindikasikan bahwa bumi pada malam itu dipenuhi dengan makhluk surgawi yang bersujud dan beristighfar memohonkan ampunan bagi orang-orang yang beriman.

Kemudian, ayat penutup menegaskan sifat malam tersebut: penuh kedamaian (*salām*). Kedamaian ini mencakup ketenangan jiwa bagi orang yang beribadah, terhindarnya dari segala bala atau musibah, serta limpahan rahmat dari Allah SWT. Kedamaian ini berlangsung secara eksklusif hingga fajar menyingsing, menandai berakhirnya waktu istimewa tersebut.

Oleh karena itu, bagi seorang Muslim, mencari Lailatul Qadar adalah upaya spiritual untuk meraih ampunan dosa, peningkatan derajat, dan doa yang mustajab. Surat Al-Qadr mengajarkan kita bahwa ada momen-momen tertentu dalam waktu yang nilainya jauh melampaui pengukuran waktu duniawi biasa. Membaca dan merenungkan teks singkat ini dapat memotivasi kita untuk lebih giat beribadah, terutama di paruh akhir Ramadhan, demi meraih keberkahan malam yang lebih mulia dari seribu bulan tersebut.

🏠 Homepage