Surat Al-Fatihah, sering disebut sebagai Ummul Kitab (Induk Al-Qur'an), adalah surat pertama dalam mushaf Al-Qur'an yang wajib dibaca dalam setiap rakaat salat. Keagungannya tidak terbantahkan, dan pemahaman mendalam terhadap ayat-ayatnya merupakan kunci untuk meningkatkan kualitas ibadah. Salah satu karya tafsir klasik yang secara ringkas namun padat menjelaskan makna surat ini adalah Tafsir Al-Fatihah Jalalain.
Siapa Imam Jalalain?
Kitab Tafsir Al-Jalalain sendiri merupakan karya gabungan dua ulama besar yang hidup pada periode berbeda, yaitu Imam Jalaluddin Al-Mahalli (w. 864 H) dan putranya, Imam Jalaluddin As-Suyuthi (w. 911 H). Tafsir ini terkenal karena gaya penulisannya yang ringkas, elegan, dan fokus pada makna tekstual (literal) tanpa bertele-tele. Karena keringkasannya, tafsir ini sering dijadikan rujukan utama bagi pelajar ilmu tafsir di berbagai pesantren dan lembaga pendidikan Islam.
Tafsir Singkat Setiap Ayat Al-Fatihah
Ketika membahas Al-Fatihah, Jalalain memberikan penekanan pada bagaimana setiap kalimat berfungsi sebagai pondasi tauhid dan permohonan seorang hamba kepada Rabbnya.
1. Bismillahirrahmanirrahim
Jalalain menjelaskan bahwa frasa ini berarti "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang." Ini adalah pembuka yang menegaskan bahwa setiap tindakan, termasuk membaca Al-Qur'an, harus dimulai dengan penyebutan nama Allah. Pengulangan sifat Ar-Rahman (Maha Pengasih) dan Ar-Rahim (Maha Penyayang) menekankan keluasan rahmat ilahi yang meliputi seluruh makhluk.
2. Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin
Ayat ini adalah inti pujian. Menurut Jalalain, kata Alhamdulillah mencakup rasa syukur dan pujian murni hanya untuk Allah. Sementara Rabbil ‘Alamin (Tuhan Semesta Alam) menegaskan keunikan Allah sebagai Pencipta, Pemelihara, dan Pengatur segala sesuatu—baik itu alam malaikat, jin, manusia, maupun benda mati.
3. Ar-Rahmani Ar-Rahim
Ayat ini mengulang fokus pada sifat kasih sayang Allah, namun penekanannya sedikit berbeda. Jika Ar-Rahman sering dikaitkan dengan rahmat yang umum (untuk mukmin dan kafir di dunia), Ar-Rahim lebih dikhususkan kepada rahmat yang akan diberikan kepada orang-orang beriman di akhirat.
4. Maliki Yaumiddin
Ayat ini menegaskan kekuasaan mutlak Allah pada Hari Pembalasan (Kiamat). Jalalain menekankan bahwa penguasaan Allah di hari itu bersifat absolut; tidak ada raja, hakim, atau penguasa lain yang berhak menentukan nasib kecuali Dia. Ini menjadi pengingat akan pertanggungjawaban final amal perbuatan.
Permohonan Inti Umat
Tiga ayat terakhir Al-Fatihah beralih dari pujian kepada permohonan langsung dari hamba kepada Tuhannya.
5. Iyyaka Na’budu Wa Iyyaka Nasta’in
Ini adalah inti pengakuan ubudiyah (perhambaan). Kalimat "Hanya kepada-Mu kami menyembah" menegaskan eksklusivitas ibadah hanya ditujukan kepada Allah. Kemudian, "dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan" membatasi permohonan bantuan tertinggi hanya kepada-Nya. Dalam Jalalain, penempatan kata Iyyaka (hanya kepada-Mu) di awal kalimat menunjukkan penekanan (ta’kid) yang kuat atas tauhid dalam ibadah dan istianah (pertolongan).
6. Ihdinas Siratal Mustaqim
Permintaan ini adalah doa agar senantiasa ditetapi di jalan yang lurus. Jalan yang lurus ini ditafsirkan oleh Jalalain sebagai Islam itu sendiri, atau jalan yang ditempuh oleh para Nabi dan orang-orang shalih.
7. Shiratallazina An’amta ‘Alaihim, Ghairil Maghdubi ‘Alaihim Wa Lad-Dallin
Ayat penutup ini merinci jalan yang dimaksud: yaitu jalan orang-orang yang telah diberi nikmat (seperti para nabi, siddiqin, syuhada, dan shalih) dan memohon agar dijauhkan dari jalan orang-orang yang dimurkai (yang mengetahui kebenaran tetapi menolaknya) dan jalan orang-orang yang sesat (yang tidak mengetahui kebenaran). Penjelasan Jalalain di sini seringkali merujuk pada interpretasi umum bahwa yang dimurkai adalah Yahudi, dan yang sesat adalah Nashara, sesuai konteks penurunan ayat yang terkait dengan latar belakang kondisi umat saat itu.
Keistimewaan Mempelajari Tafsir Jalalain
Meskipun tafsir ini sangat ringkas, kekuatan Tafsir Al-Fatihah Jalalain terletak pada kemampuannya memadatkan makna esensial. Dengan memahami tafsir ini, seorang pembaca dapat menangkap inti sari dari setiap ayat Al-Fatihah tanpa harus tenggelam dalam perdebatan filosofis yang panjang, menjadikannya alat yang sangat efektif untuk meningkatkan kekhusyukan dalam salat sehari-hari. Ini adalah warisan intelektual yang terus relevan dalam dunia modern yang serba cepat.