Surat Al-Kahfi (Bab ke-18 dalam Al-Qur'an) adalah salah satu surat yang sangat dianjurkan untuk dibaca, terutama pada hari Jumat. Surat ini terdiri dari 110 ayat dan memiliki banyak pelajaran mendalam mengenai iman, ujian kehidupan, kekuasaan Allah, serta bahaya kesesatan. Kisah-kisah di dalamnya—Ashabul Kahfi (Penghuni Gua), pemilik dua kebun, Nabi Musa dan Khidr, serta kisah Zulkarnain—memberikan pedoman penting bagi umat Islam dalam menghadapi fitnah dunia.
Berikut adalah teks lengkap Surat Al-Kahfi dalam bahasa Arab beserta terjemahannya dalam Bahasa Indonesia.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang.
1الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا ۜ
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Qur'an) dan Dia tidak menjadikan di dalamnya kebengkokan sedikit pun.
1قَيِّمًا لِيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِنْ لَدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا
Lurus, untuk memperingatkan akan siksaan yang keras dari sisi-Nya, dan memberi berita gembira kepada orang-orang mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa mereka akan mendapatkan pahala yang baik,
2وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِائَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا
Dan mereka tinggal dalam guanya itu tiga ratus tahun dan mereka menambah sembilan tahun.
25قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam ibadah kepada Tuhannya."
110Membaca seluruh 110 ayat Surat Al-Kahfi bukan sekadar ritual mingguan, melainkan sebuah persiapan spiritual. Kisah Ashabul Kahfi mengajarkan tentang pentingnya hijrah dan konsistensi dalam iman di tengah penindasan (fitnah agama). Kisah pemilik kebun mengingatkan kita agar tidak terlena oleh harta duniawi dan selalu bersyukur kepada Allah SWT, karena kekayaan sejati adalah dari sisi-Nya.
Lebih lanjut, kisah Musa dan Khidr menunjukkan bahwa ilmu Allah sangat luas dan terkadang kebijakan Ilahi tidak dapat dipahami sepenuhnya oleh akal manusia. Surat ini ditutup dengan penegasan tauhid (keesaan Allah) dalam ayat terakhir, menyerukan agar amal perbuatan kita murni hanya untuk mencari keridhaan-Nya. Dengan membaca dan merenungkan seluruh ayat Al-Kahfi, seorang Muslim dipersiapkan untuk menghadapi empat godaan terbesar dunia: fitnah agama, harta, ilmu, dan kekuasaan, sebagaimana disimbolkan dalam empat kisah utama surat tersebut. Keutamaan yang paling sering disebutkan adalah perlindungan dari Dajjal, sebuah ujian besar di akhir zaman.