Ayat ke-98 dari Surah Al-Kahfi merupakan salah satu ayat yang memberikan peringatan keras mengenai hari pembalasan dan gambaran mengerikan dari neraka Jahannam. Ayat ini datang setelah rangkaian ayat-ayat yang membahas kisah Dzulqarnain dan perbandingan antara dua golongan manusia: yang beriman dan yang ingkar. Dalam konteks pembahasan ini, ayat 98 berfungsi sebagai klimaks peringatan bagi mereka yang menolak petunjuk Allah dan memilih jalan kesesatan.
Frasa kunci dalam ayat ini adalah "diperlihatkan neraka Jahannam bagi orang-orang yang durhaka." Kata "diperlihatkan" (َعرَضَهَا) memiliki makna yang sangat mendalam. Ini bukan sekadar gambaran visual biasa, melainkan presentasi nyata dan eksplisit mengenai tempat azab mereka. Bagi orang-orang kafir dan pendurhaka, neraka tidak lagi menjadi konsep abstrak atau ancaman yang jauh; ia akan hadir secara fisik, terang benderang, dan tidak terbantahkan.
Imam Al-Baghawi dan para mufasir lainnya menjelaskan bahwa pada hari kiamat, ketika perhitungan amal telah selesai, neraka akan digiring mendekati orang-orang yang telah ditakdirkan untuk memasukinya. Mereka akan melihat langsung api yang berkobar-kobar, mendengar suara deru api yang mengerikan, dan merasakan hawa panasnya. Sensasi melihat secara langsung ini jauh lebih dahsyat daripada sekadar mendengar deskripsinya di dunia.
Ayat tersebut kemudian melanjutkan dengan deskripsi yang menakutkan: "Dihadapkan kepada mereka (dengan jelas)." Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada lagi tempat untuk lari, menyangkal, atau meminta penundaan. Mereka akan dihadapkan langsung pada konsekuensi dari pilihan hidup mereka di dunia. Jahannam digambarkan sebagai tempat yang penuh dengan siksaan fisik dan batin yang tiada tara.
Surat Al-Kahfi sendiri memiliki banyak pelajaran tentang ujian dan cobaan hidup (fitnah). Ayat 98 ini menekankan bahwa ujian terbesar dan penghabisan adalah ujian akidah dan amal perbuatan yang menentukan tempat kembali setelah kematian. Mereka yang menganggap remeh peringatan Allah, yang menolak kebenaran karena kesombongan atau mengikuti hawa nafsu, akan mendapati bahwa 'pintu' yang mereka hadapi bukanlah kenikmatan, melainkan azab yang telah dijanjikan.
Memahami ayat ini memberikan beberapa implikasi penting bagi seorang Muslim dalam menjalani kehidupan:
Oleh karena itu, pembacaan rutin Surah Al-Kahfi, terutama pada hari Jumat, bukan hanya sebagai tradisi, tetapi sebagai sarana penyucian hati dan penguatan iman agar kita selalu waspada terhadap fitnah dunia dan siap menghadapi saat diperlihatkannya neraka Jahannam bagi orang-orang yang zalim. Semoga kita termasuk golongan yang diperlihatkan Jannah (Surga) atas rahmat dan kasih sayang-Nya.