Kisah Ashabul Kahfi, atau pemuda-pemuda gua, adalah salah satu narasi paling memukau dalam Al-Qur'an, diceritakan dalam Surat Al-Kahfi. Ayat 15 hingga 20 secara spesifik menyoroti momen ketika mereka memutuskan untuk mencari perlindungan fisik dari kekejaman dan penyembahan berhala yang dilakukan oleh kaum mereka, serta memohon perlindungan ilahi untuk iman mereka.
Konteks ayat-ayat ini adalah ketika para pemuda tersebut menyadari bahwa mempertahankan akidah tauhid mereka di tengah masyarakat yang sesat adalah mustahil tanpa campur tangan Allah SWT. Mereka memilih untuk meninggalkan kenyamanan duniawi demi menjaga kemurnian spiritual. Keputusan drastis ini menjadi pelajaran penting tentang keberanian iman.
Berikut adalah nukilan dari Surat Al-Kahfi ayat 15 hingga 20, yang menggambarkan kesepakatan dan ikhtiar mereka:
Ayat 16 ini adalah puncak dari permohonan mereka yang diijabah secara implisit. Mereka memutuskan untuk i'tizal (mengasingkan diri) dari penyembah berhala dan menyandarkan seluruh harapan pada rahmat (rahmat) dan kemudahan (mirfaq) dari Allah SWT. Mereka tahu bahwa perlindungan sejati bukan datang dari kekuatan manusia, melainkan dari kasih sayang Ilahi.
Perjalanan mereka menuju gua bukanlah akhir, melainkan permulaan dari sebuah mukjizat tidur panjang yang akan menjadi penegasan akan kekuasaan Allah SWT. Ayat-ayat selanjutnya menjelaskan bagaimana Allah mengatur tidur mereka:
Ayat 17 menekankan aspek pemeliharaan fisik mereka selama tidur panjang. Pengaturan posisi matahari yang sedemikian rupa—tidak menyinari langsung tubuh mereka baik saat terbit maupun terbenam—adalah bukti nyata bahwa mereka berada di bawah pengawasan khusus Allah. Ayat ini menegaskan bahwa siapa pun yang Allah kehendaki untuk mendapat petunjuk, tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan sebaliknya.
Kisah ini, yang berpusat pada ayat 15 hingga 20 (meskipun fokus utama perlindungan dimulai ayat 16), mengajarkan kita beberapa nilai fundamental:
Kisah Ashabul Kahfi dalam rentang ayat ini memberikan ketenangan batin bahwa dalam kesulitan apapun, jika niat kita tulus untuk mencari keridhaan Allah dan menjaga iman, Dia pasti akan menyiapkan jalan keluar, baik melalui pertolongan yang kasat mata maupun melalui mukjizat yang tak terduga.