Ketika kita berbicara tentang keimanan fundamental dalam Islam, tidak ada bacaan yang lebih mewakili esensi tauhid (keesaan Allah) selain Surat Al-Ikhlas. Surat ini sering disebut sebagai 'seperpertiga Al-Qur'an' karena kedalaman maknanya yang memadatkan ajaran tentang Allah SWT. Pertanyaan mengenai surat al ikhlas urutan ke berapa sering muncul di benak umat Muslim yang sedang mendalami struktur Al-Qur'an.
Secara kronologis penulisan dalam Mushaf (Utsmani), surat al ikhlas urutan ke adalah surat ke-112. Surat ini terletak di Juz 'Amma (Juz ke-30), di antara Surat Al-Kafirun (ke-109) dan Surat Al-Falaq (ke-113). Meskipun merupakan salah satu surat terpendek, posisi dan maknanya sangatlah agung. Urutan ini telah ditetapkan sejak masa Rasulullah SAW dan dikonsolidasikan oleh para sahabat, menunjukkan konsistensi ajaran Islam dari awal hingga kini.
Gelar "seperpertiga Al-Qur'an" diberikan karena surat ini merangkum tiga prinsip dasar keimanan tauhid yang wajib diketahui seorang Muslim:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
اللَّهُ الصَّمَدُ
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa.
Allah tempat bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
(Dia) tidak beranak dan tiada pula dilahirkan.
Dan seorang pun tidak ada yang menyamai Dia."
Keutamaan surat ini sangat besar, hingga Rasulullah SAW memberikan jaminan pahala yang luar biasa bagi pembacanya. Salah satu hadis yang paling sering dikutip, diriwayatkan oleh Bukhari, menyebutkan bahwa siapa pun yang membaca Surat Al-Ikhlas sebanyak sepuluh kali di siang hari, Allah akan menjadikannya setara dengan membebaskan empat budak dan melindunginya dari kejahatan hingga malam hari.
Lebih dari itu, cinta sejati seorang Muslim kepada Allah akan tercermin dari bacaannya. Dalam sebuah riwayat lain, seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya sangat mencintai Surat Al-Ikhlas." Nabi Muhammad SAW bersabda, "Cintamu kepada surat itu akan memasukkanmu ke surga." Ini menunjukkan bahwa surat ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan manifestasi nyata dari pengakuan keesaan Ilahi dalam hati seorang hamba.
Meskipun surat al ikhlas urutan ke 112 secara penulisan, maknanya adalah fondasi awal dari seluruh ajaran Islam. Peletakan surat-surat pendek di akhir Al-Qur'an seringkali bertujuan agar mudah dihafal dan dibaca dalam shalat sehari-hari. Surat Al-Ikhlas (ke-112) bersama dengan Al-Falaq (ke-113) dan An-Nas (ke-114) membentuk trilogi perlindungan (Al Mu'awwidzatain) yang menjadi benteng spiritual seorang Muslim dari segala keburukan dan tipu daya.
Memahami urutan ini membantu kita mengapresiasi susunan Al-Qur'an. Meskipun Al-Ikhlas berada di penghujung, pesan utamanya—bahwa Allah tunggal, tidak tersentuh oleh kekurangan materi dan tidak bergantung pada siapapun—adalah inti yang harus menghiasi setiap aspek kehidupan seorang Mukmin. Surat ini adalah deklarasi tauhid yang paling ringkas dan padat yang pernah diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan merenungkan ayat-ayatnya, seorang Muslim dipertemukan langsung dengan realitas Sang Pencipta, terlepas dari berbagai mitos atau anggapan sesat yang menyimpang dari jalan lurus.
Oleh karena itu, baik saat sedang bepergian, sebelum tidur, atau sebagai bagian dari wirid setelah shalat fardhu, pengulangan Surat Al-Ikhlas menegaskan kembali komitmen kita pada keesaan Allah, yang merupakan pondasi utama dari seluruh syariat Islam.