Kisah Penjaga Ka'bah: Surat Al-Fil Ayat 1-5 dan Artinya

Simbol Gajah (Fīl) Representasi sederhana seekor gajah dengan belalai panjang.

Surat Al-Fil, yang berarti "Gajah," adalah surat ke-105 dalam urutan mushaf Al-Qur'an. Surat ini tergolong Makkiyah, diturunkan sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Meskipun hanya terdiri dari lima ayat pendek, Al-Fil menyimpan sebuah kisah monumental yang menegaskan kekuasaan mutlak Allah SWT dalam melindungi kehormatan rumah-Nya, Ka'bah, dari upaya penghancuran oleh kekuatan besar yang sombong.

Kisah ini merujuk pada peristiwa nyata di mana Abrahah bin Ash-Shabah, seorang raja Yaman yang beragama Nasrani (Kristen) dan merupakan gubernur yang ditunjuk oleh Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia), berniat menghancurkan Ka'bah. Tujuannya adalah mengalihkan pusat ibadah haji dan ziarah bangsa Arab dari Mekkah ke gereja megah yang ia bangun di Shan'a, Yaman, yang ia sebut Al-Qullais. Untuk melaksanakan niatnya yang arogan tersebut, Abrahah mengerahkan pasukan besar yang dilengkapi dengan kendaraan perang canggih pada masanya, termasuk beberapa ekor gajah. Namun, rencana mereka dihentikan oleh intervensi ilahi yang luar biasa.

Teks, Transliterasi, dan Terjemahan Surat Al-Fil (1-5)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Bismillaahir Rahmaanir Rahiim.
(Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.)
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ
Alam tara kayfa fa'ala rabbuka bi ash-haabil fiil?
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?
أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ
Alam yaj'al kaidahum fii tadliil?
Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?
وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ
Wa arsala 'alaihim thairan abaabiil,
Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong,
تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ مِّن سِجِّيلٍ
Tarmiihim bi hijaaratim min sijjiil.
Yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang keras (batu yang terbakar).

Penjelasan Mendalam Tentang Kisah Al-Fil

Ayat pertama menegaskan pertanyaan retoris yang berfungsi sebagai pengingat akan kebesaran Allah. Allah bertanya, "Tidakkah kamu perhatikan..." Ini adalah cara Al-Qur'an menarik perhatian pembaca, khususnya kaum Quraisy pada saat itu, terhadap peristiwa yang sangat mereka saksikan dan ingat, meskipun mereka belum sepenuhnya beriman. Peristiwa ini terjadi beberapa waktu sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW, sebuah mukjizat pendahuluan yang menunjukkan bahwa Allah telah melindungi kehormatan Mekkah bahkan sebelum Nabi diutus.

Ayat kedua dan ketiga membahas kegagalan total konspirasi Abrahah. "Tipu daya mereka" (kaidah) adalah rencana jahat untuk meruntuhkan Ka'bah yang merupakan pusat spiritual bangsa Arab. Rencana tersebut Allah jadikan "sia-sia" (tadliil), artinya tujuan utama mereka — mengalihkan ibadah dan menaklukkan Mekkah — sama sekali tidak tercapai. Bahkan, pasukan besar tersebut tercerai-berai dan hancur sebelum sempat mendekati kota suci tersebut.

Puncak dari pertolongan ilahi terdapat pada ayat keempat: pengiriman "burung yang berbondong-bondong" (thairan abaabiil). Tafsir klasik menyebutkan bahwa burung-burung ini adalah sejenis burung kecil yang datang secara massal, bagaikan awan yang menutupi langit. Mereka bukanlah pasukan biasa, melainkan alat kemurkaan Allah.

Ayat kelima menjelaskan senjata pamungkas yang dibawa oleh burung-burung tersebut: "batu (berasal) dari tanah yang keras (batu yang terbakar)" (hijaaratim min sijjiil). Kata sijjiil sering ditafsirkan sebagai batu tanah liat yang dibakar di neraka atau batu yang keras dan panas. Setiap batu kecil yang dilemparkan oleh burung-burung ini mampu menembus dan menghancurkan tubuh pasukan gajah dan tentaranya hingga menjadi seperti daun-daun yang dimakan ulat.

Dampak dari peristiwa ini sangat besar. Pertama, ia mematahkan kekuatan militer Abrahah yang dianggap tak terkalahkan. Kedua, ia semakin menancapkan kedudukan suku Quraisy sebagai penjaga Ka'bah yang dilindungi secara langsung oleh Tuhan semesta alam, menaikkan derajat kehormatan mereka di mata suku-suku Arab lainnya. Kejadian ini menjadi salah satu penanda zaman, dan orang Arab kala itu menyebut tahun terjadinya peristiwa ini sebagai 'Amul Fīl (Tahun Gajah), tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Surat Al-Fil memberikan pelajaran fundamental bahwa kesombongan terhadap kekuasaan Allah pasti akan berujung pada kehancuran. Tidak peduli seberapa besar armada militer atau seberapa kuat rencana yang disusun manusia, jika sudah berhadapan dengan kehendak dan pertolongan Ilahi, segala upaya tersebut akan lenyap tak berbekas. Kisah ini adalah bukti nyata bahwa Allah mampu memenangkan kebenaran dengan cara yang paling tak terduga, bahkan hanya menggunakan burung-burung kecil dan batu-batu kerikil.

🏠 Homepage