Ilustrasi visual dari nyala api yang dikaitkan dengan kerugian.
Surah Al-Lahab, juga dikenal sebagai Surah Al-Masad (Surah Sabut), adalah salah satu surah terpendek dalam Al-Qur'an. Meskipun singkat, maknanya sangat padat dan mengandung peringatan keras serta ancaman ilahi yang ditujukan kepada salah satu musuh bebuyutan Nabi Muhammad SAW, yaitu Abu Lahab, beserta istrinya. Mempelajari surah lahab maksud utamanya adalah memahami konsekuensi kekafiran yang ekstrem dan permusuhan terhadap risalah Allah.
Surah ini turun berkenaan dengan peristiwa spesifik ketika Nabi Muhammad SAW mulai menyerukan ajaran Islam secara terbuka di Mekkah. Abu Lahab, yang merupakan paman Nabi Muhammad SAW dari pihak ayah, adalah orang yang paling vokal dan paling keras menentang dakwah keponakannya. Karena kebenciannya yang membabi buta, Allah SWT menurunkan surah ini sebagai respons langsung terhadap penolakannya.
Surah Al-Lahab tidak hanya sekadar mengutuk, tetapi juga meramalkan kehancuran total bagi Abu Lahab dan hartanya. Ini menunjukkan bahwa permusuhan terhadap kebenaran akan berujung pada kerugian di dunia dan akhirat.
Berikut adalah ayat-ayat Surah Al-Lahab (Surah ke-111):
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan dia pun binasa.
Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang telah ia usahakan.
Dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (nyala api).
Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar,
Di lehernya ada tali dari sabut.
Ketika membahas surah lahab maksud, terdapat beberapa poin kunci yang harus dipahami:
Ayat pertama menggunakan kata "tabbat" (binasa) sebanyak dua kali. Pengulangan ini menekankan kepastian kehancuran total. Ini bukan sekadar kerugian kecil, melainkan kebinasaan menyeluruh yang menimpa Abu Lahab dan segala usahanya. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya dampak permusuhan langsung terhadap Rasul Allah.
Abu Lahab dikenal sebagai salah satu tokoh Quraisy yang memiliki kedudukan ekonomi kuat. Namun, ayat kedua menegaskan bahwa seluruh harta kekayaan dan pencapaian dunianya tidak akan mampu menyelamatkannya dari azab Allah. Ini adalah pelajaran universal bahwa kedudukan material tidak berarti apa-apa di hadapan keadilan ilahi.
Frasa "nāran dhāta lahab" (api yang bergejolak/nyala api) adalah inti dari nama surah ini. "Lahab" berarti nyala api yang membara. Azabnya sangat spesifik: ia yang dulu menyalakan api permusuhan di dunia, kini akan merasakan nyala api yang sesungguhnya di akhirat. Ia akan merasakan panasnya api secara langsung.
Istri Abu Lahab, Ummu Jamil, juga disebutkan secara khusus. Ia dikenal sering menaburkan duri dan kotoran di jalan Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, balasannya juga spesifik: ia akan menjadi "hammalatal hatab" (pembawa kayu bakar). Di akhirat, ia akan memanggul kayu bakar, yang ironisnya, kayu bakar tersebut justru digunakan untuk menambah nyala api bagi dirinya sendiri dan suaminya. Tali sabut (masad) di lehernya melambangkan penghinaan dan belenggu azab yang akan dirasakannya.
Memahami surah lahab maksud memberikan beberapa pelajaran fundamental bagi umat Islam:
Oleh karena itu, Surah Al-Lahab berfungsi sebagai pengingat abadi tentang pentingnya menerima petunjuk dan bahaya serius dari penolakan yang keras kepala terhadap syiar tauhid.