Surah Al-Qadr dan Artinya

Lailatul Qadr

Ilustrasi Malam Kemuliaan

Pengantar: Keagungan Malam Seribu Bulan

Surah Al-Qadr (atau Surah Inna Anzalnahu) adalah salah satu surah terpendek dalam Al-Qur'an, namun memiliki kedalaman makna yang luar biasa. Surah ini terdiri dari lima ayat pendek yang secara eksplisit menjelaskan tentang Lailatul Qadr, Malam Kemuliaan.

Lailatul Qadr adalah malam istimewa yang terjadi di bulan Ramadan, di mana Al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Keutamaan malam ini sangat tinggi, bahkan lebih baik daripada seribu bulan jika diisi dengan ibadah dan ketaatan. Banyak umat Muslim berusaha keras mencari malam ini, yang diyakini jatuh pada sepuluh malam terakhir Ramadan, terutama pada malam-malam ganjil.

Memahami arti dan pesan dari Surah Al-Qadr membantu seorang Muslim untuk meningkatkan semangatnya dalam beribadah, terutama saat memasuki periode sepuluh hari terakhir Ramadan. Malam ini adalah momen untuk memohon ampunan, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan mengharapkan limpahan rahmat yang tak terhingga.

Teks dan Terjemahan Lengkap Surah Al-Qadr

Berikut adalah teks Arab, transliterasi Latin, serta terjemahan dari Surah Al-Qadr (Surah ke-97):

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ Innaa anzalnaahu fii lailatil-qadr (1) Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada Malam Lailatul Qadr.
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ Wamaa adraaka maa lailatul-qadr (2) Dan tahukah kamu apakah Malam Lailatul Qadr itu?
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ Lailatul-qadru khairum min alfi syahr (3) Malam Lailatul Qadr itu lebih baik daripada seribu bulan.
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ Tanazzalul-malaa’ikatu warruhu fiihaa bi’idzni Rabbihim min kulli amr (4) Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya membawa segala urusan.
سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ Salaamun hiya hattaa mathla’il-fajr (5) Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.

Penjelasan Mendalam Ayat Per Ayat

Ayat 1: Penegasan Waktu Penurunan Al-Qur'an

Ayat pertama langsung menegaskan peristiwa agung: penurunan Al-Qur'an. Ini menggarisbawahi status istimewa malam ini, karena merupakan malam di mana kitab suci umat Islam mulai diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini adalah titik balik sejarah spiritual manusia.

Ayat 2: Pertanyaan Retoris untuk Menarik Perhatian

Allah SWT menggunakan metode retoris ("Dan tahukah kamu?") untuk membangun rasa ingin tahu dan menunjukkan betapa dahsyatnya kedudukan malam tersebut. Ini memaksa pembaca untuk merenungkan dan menghargai apa yang akan dijelaskan selanjutnya.

Ayat 3: Keunggulan Mutlak Seribu Bulan

Inilah inti dari keagungan Lailatul Qadr. "Lebih baik daripada seribu bulan" berarti ibadah yang dilakukan pada malam ini memberikan pahala yang melebihi ibadah rutin selama kurang lebih 83 tahun. Konteksnya adalah amal saleh, doa, istighfar, dan tadarus Al-Qur'an.

Ayat 4: Turunnya Malaikat dan Ruhul Qudus

Pada malam ini, bukan hanya rahmat ilahi yang turun, tetapi juga para malaikat secara kolektif—dipimpin oleh Ruhul Qudus (Malaikat Jibril). Mereka turun dengan membawa ketenangan (sakinah) dan menetapkan segala ketetapan ilahi untuk tahun yang akan datang. Ayat ini menekankan betapa padatnya suasana malam itu dengan kehadiran makhluk-makhluk surgawi.

Ayat 5: Malam yang Penuh Kesejahteraan

Ayat penutup menegaskan bahwa malam Lailatul Qadr adalah malam yang penuh kedamaian (Salam). Kesejahteraan ini berlaku secara universal; tidak ada kegelisahan, tidak ada kesulitan, melainkan ketenangan hingga fajar menyingsing. Inilah waktu terbaik bagi seorang mukmin untuk merasakan kedekatan spiritual tertinggi dengan Penciptanya.

Hikmah Mencari Lailatul Qadr

Umat Islam dianjurkan untuk mencari Lailatul Qadr di sepuluh malam terakhir Ramadan. Meskipun waktu pastinya dirahasiakan oleh Allah SWT, kerahasiaan ini menyimpan hikmah. Jika waktu pastinya diketahui, dikhawatirkan umat akan beribadah hanya pada malam tersebut. Dengan menyembunyikannya, Allah mendorong umat-Nya untuk beribadah secara maksimal selama sepuluh malam penuh.

Mencari malam ini adalah latihan kesabaran, konsistensi, dan ketulusan dalam beribadah. Lailatul Qadr mengajarkan bahwa nilai sejati sebuah waktu tidak diukur dari durasinya, melainkan dari kualitas amal yang dilakukan di dalamnya. Malam yang singkat namun penuh berkah bisa jauh lebih berarti daripada rentang waktu yang panjang tanpa makna spiritual yang mendalam. Oleh karena itu, penghayatan terhadap Surah Al-Qadr ini menjadi penyemangat abadi untuk selalu mempersiapkan diri menyambut malam-malam terbaik dalam setahun.

🏠 Homepage