Transliterasi: *Tabbat yadaa Abi Lahabinw-watabb.*
Terjemahan: Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar dia sendiri akan binasa.
Surah Al-Masad, yang juga dikenal sebagai Surah Al-Lahab, adalah salah satu surah terpendek dalam Al-Qur'an dan turun di Mekkah. Surah ini memiliki keunikan karena secara eksplisit menyebutkan nama salah satu musuh utama Islam, yaitu Abu Lahab bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad SAW. Ayat pertama, "Tabbat yadaa Abi Lahabinw-watabb," adalah pembuka yang tegas dan penuh peringatan. Kata "Tabbat" (تَبَّتْ) secara harfiah berarti "binasa," "hancur," atau "rugi." Ini adalah doa kecelakaan yang ditujukan langsung kepada Abu Lahab.
Ayat pembuka ini menegaskan kehancuran total atas Abu Lahab, baik secara materi maupun spiritual. Frasa ini bukan sekadar makian biasa, melainkan wahyu ilahi yang menjamin akhir yang buruk bagi mereka yang menolak dan menyakiti Rasulullah SAW. Ayat ini diturunkan setelah serangkaian penghinaan dan fitnah yang dilakukan oleh Abu Lahab terhadap dakwah keponakannya. Ketika Rasulullah SAW mulai berdakwah secara terang-terangan dari Bukit Safa, Abu Lahab adalah orang pertama yang menentang dan meneriakinya dengan kasar.
Mengapa Al-Qur'an secara spesifik menyebut "kedua tangan" Abu Lahab? Dalam banyak tafsir, kedua tangan melambangkan tindakan, usaha, dan segala bentuk pekerjaan yang dilakukan seseorang. Dalam konteks Abu Lahab, kedua tangannya digunakan untuk:
Dengan dinyatakan binasanya kedua tangan tersebut, berarti semua upaya jahat yang dilakukannya akan sia-sia dan tidak membuahkan hasil apa pun selain kerugian besar bagi dirinya sendiri. Ini adalah penolakan mutlak terhadap semua usahanya dalam menghancurkan risalah Islam.
Ayat ini terdiri dari dua ungkapan yang hampir serupa namun memiliki penekanan yang berbeda: "Tabbat yadaa Abi Lahab" (Binasalah kedua tangan Abu Lahab) dan "watabb" (dan dia sendiri pun binasa). Ulama tafsir menjelaskan bahwa penggunaan pengulangan ini (disebut *tawkīd* dalam bahasa Arab) bertujuan untuk memperkuat dan menegaskan ancaman tersebut.
Jika ungkapan pertama fokus pada kegagalan upayanya (tangan), maka ungkapan kedua mengonfirmasi bahwa kehancuran itu akan menimpa diri Abu Lahab secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan keseriusan murka Allah SWT terhadap pembangkangan yang terang-terangan. Kehancuran yang dijanjikan di dunia akan terwujud, dan azab di akhirat akan mengikuti.
Surah Al-Masad ayat 1 memberikan pelajaran penting bagi umat Islam. Pertama, ia menunjukkan bahwa meskipun tantangan dan permusuhan datang dari kerabat terdekat (seperti yang dialami Nabi SAW), pertolongan dan janji Allah pasti akan terwujud. Kedua, surah ini menjadi peringatan keras bahwa permusuhan terhadap kebenaran, terlepas dari status sosial atau kekerabatan, pasti akan berakhir dengan penyesalan. Ayat ini menjadi bukti kenabian, sebab janji kehancuran yang ditujukan kepada Abu Lahab tergenapi ketika ia meninggal dalam keadaan su'ul khatimah (akhir yang buruk), terasing dan sakit menular, setelah sempat enggan didekati oleh keluarganya sendiri karena khawatir tertular penyakit.
Dengan demikian, ayat pertama Surah Al-Masad bukan sekadar catatan sejarah, tetapi sebuah deklarasi ilahi tentang kepastian kemenangan kebenaran atas kebatilan, meskipun kebatilan itu tampak kuat dan memiliki pendukung kuat. Ia menegaskan bahwa kekuatan sejati terletak pada dukungan Ilahi, bukan pada kekuatan duniawi.