Memahami Penutup Surah Al Lahab: Lafal yang Menggema

Al Lahab Kekuatan Api

Ilustrasi visual tentang tema Surah Al Lahab.

Surah Al Lahab, yang juga dikenal sebagai Surah Al-Masad, adalah salah satu surah terpendek dalam Al-Qur'an. Terdiri dari lima ayat pendek, surah ini memberikan peringatan keras dan tegas ditujukan kepada Abu Lahab, paman Nabi Muhammad SAW, dan istrinya. Fokus utama pembahasan surah ini adalah konsekuensi azab yang akan menimpa mereka akibat penolakan dan permusuhan terhadap dakwah Islam. Namun, yang menarik untuk diperhatikan oleh para pembaca dan penelaah Al-Qur'an adalah bagaimana surah ini diakhiri.

Struktur dan Konten Surah Al Lahab

Surah ini secara lugas menceritakan nasib buruk Abu Lahab, yang dijuluki "celaka kedua tangannya" (Yadahu) dan bagaimana usahanya serta harta bendanya tidak akan menyelamatkannya dari siksa api neraka. Setiap ayat membangun narasi ancaman yang semakin kuat. Ayat pertama memperkenalkan tokoh utama dan kutukan yang diterimanya. Ayat-ayat berikutnya menjelaskan status kekayaan dan kesombongan mereka yang pada akhirnya tidak berguna.

Penting untuk menggarisbawahi bahwa Al-Qur'an tersusun sedemikian rupa sehingga setiap penutup surah memiliki resonansi tersendiri. Dalam kasus Al Lahab, surah ini berakhir dengan konfirmasi definitif tentang hukuman abadi yang menanti mereka. Penutup ini bukan sekadar kalimat penutup biasa; ia adalah penutup yang penuh konsekuensi ilahiah.

Fokus Pada Lafal Penutup: "Fīhā Habal"

Pertanyaan mendasar yang sering muncul adalah: Surah Al Lahab diakhiri dengan lafal apa? Ayat terakhir dari Surah Al Lahab (Ayat ke-5) berbunyi:

مُسَدَّدٍ
(Min Abī Lahabin wa Tubba'dā)
(Fiihā Habalum Min Masad)

Secara harfiah, bagian akhir surah ini mengindikasikan bahwa tali yang akan melilit leher mereka di neraka adalah "tali yang terbuat dari sabut" (Habalun Min Masad). Lafal yang menjadi penutup surah ini adalah kalimat penutup yang sangat kuat dan visual. Lafal "Habal" (tali/belenggu) digabungkan dengan "Masad" (serat palem atau sabut) melukiskan gambaran penderitaan fisik yang akan dirasakan oleh Abu Lahab dan istrinya di akhirat.

Signifikansi Lafal "Habalun Min Masad"

Mengapa penekanan diberikan pada jenis tali tersebut? Para mufassir menjelaskan bahwa penggunaan sabut (yang merupakan material yang kasar, mudah putus, namun dalam konteks ini menjadi abadi sebagai belenggu) memiliki beberapa makna simbolis. Pertama, ia merendahkan keangkuhan mereka; orang yang sombong karena harta dunia kini diikat dengan material yang dianggap rendah. Kedua, ini menegaskan bahwa ancaman tersebut adalah nyata, terwujud dalam bentuk fisik berupa belenggu api.

Oleh karena itu, ketika kita meneliti bagaimana Surah Al Lahab diakhiri dengan lafal spesifik ini, kita memahami bahwa surah ini tidak hanya berhenti pada ancaman verbal, tetapi mengakhiri dengan deklarasi tentang jenis siksaan yang akan dialami. Ini memberikan kesimpulan yang definitif dan tidak menyisakan ruang untuk keraguan mengenai nasib orang-orang yang menentang keras risalah kebenaran.

Penutupan surah dengan gambaran konkret mengenai siksaan tersebut berfungsi sebagai pelajaran abadi. Ia mengajarkan kepada setiap pembaca bahwa penolakan terhadap petunjuk Allah akan berujung pada konsekuensi yang spesifik dan keras, sebuah penutup yang tegas dari wahyu ilahi mengenai nasib permusuhan terhadap Nabi.

Kesimpulannya, surah Al Lahab ditutup dengan tegas. Surah Al Lahab diakhiri dengan lafal "Habalun Min Masad," sebuah gambaran penderitaan yang akan menjadi penanda abadi bagi mereka yang menolak kebenaran dengan penuh kesombongan dan kebencian.

Semoga kita senantiasa mengambil pelajaran dari setiap ayat Al-Qur'an.
🏠 Homepage