Surah Al-Lahab Ayat 1-5

Teks Arab, Transliterasi, dan Terjemahan Lengkap

Api Kehancuran

Teks dan Terjemahan Surah Al-Lahab (1-5)

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ 1
Transliterasi: Tabbat yadaa Abii Lahabinw-wa tabb.
Terjemahan: Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan (dapatlah) ia sendiri.
مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ 2
Transliterasi: Maa aghnaa 'anhu maaluhuu wa maa kasab.
Terjemahan: Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang telah ia usahakan.
سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ 3
Transliterasi: Sayaslaa naaran dhaata lahab.
Terjemahan: Ia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ 4
Transliterasi: Wamraatuhu hammaalatal-hatab.
Terjemahan: Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar,
فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِّن مَّسَدٍ 5
Transliterasi: Fii jiidihaa hablum mim-masad.
Terjemahan: Yang pada lehernya ada tali dari sabut.

Konteks dan Pelajaran dari Surah Al-Lahab

Surah Al-Lahab, yang juga dikenal sebagai Surah Al-Masad (Surah Tali Sabut), merupakan salah satu surah terpendek dalam Al-Qur'an. Surah ini terdiri dari lima ayat pendek yang diturunkan berkenaan dengan salah satu musuh bebuyutan Nabi Muhammad SAW, yaitu Abu Lahab bin Abdul Muthalib, paman kandung beliau sendiri, beserta istrinya, Ummu Jamil. Nama "Al-Lahab" sendiri berarti "Api yang Berkobar", yang menjadi metafora bagi azab yang dijanjikan kepada mereka.

Penurunan surah ini terjadi setelah peristiwa penting di Mekah, yaitu ketika Nabi Muhammad SAW naik ke Bukit Safa dan menyeru kaum Quraisy untuk menerima Islam. Ketika Nabi mengumpulkan mereka dan menyampaikan risalah tauhid, Abu Lahab berdiri dan dengan lantang menolak seruan tersebut, bahkan mendoakan keburukan kepada Nabi. Respons inilah yang memicu turunnya Surah Al-Lahab sebagai teguran keras dan janji balasan ilahi.

Analisis Per Ayat (Ayat 1-5)

Ayat 1: Binasanya Abu Lahab

Ayat pertama, "Tabbat yadaa Abii Lahabinw-wa tabb," mengandung makna yang sangat tegas. Kata "Tabbat" berarti binasa, hancur, atau rugi. Imam Ibnu Katsir menafsirkan ini sebagai doa agar kedua tangan Abu Lahab (yang digunakan untuk menolak dan menghina Nabi) menjadi lumpuh dan binasa, dan dirinya sendiri juga ikut celaka. Ayat ini mengindikasikan bahwa segala upaya Abu Lahab untuk menentang kebenaran akan berakhir dengan kegagalan total dan kehancuran.

Ayat 2: Hartanya Tidak Bermanfaat

Ayat kedua menjelaskan bahwa kekayaan dan usaha keras Abu Lahab tidak akan memberinya perlindungan sedikit pun dari hukuman Allah. Abu Lahab dikenal sebagai salah satu tokoh Quraisy yang kaya raya. Namun, kekayaan di dunia ini bersifat fana dan tidak berarti apa-apa di hadapan siksa akhirat. Kemakmuran duniawi bisa menjadi kesenangan sesaat, tetapi tidak dapat membeli keselamatan spiritual.

Ayat 3: Kepastian Azab Api

Janji azab ditegaskan dalam ayat ketiga: "Ia akan masuk ke dalam api yang bergejolak." Api (Nar) yang dimaksud adalah Jahannam, dan penekanan pada kata "dhatalahab" (bergejolak) menunjukkan betapa dahsyat dan intensnya siksaan yang akan menimpanya. Hal ini merupakan konsekuensi langsung dari penolakannya terhadap ajaran tauhid.

Ayat 4 dan 5: Peran Istri dan Hukuman Khusus

Dua ayat terakhir secara khusus menyinggung istri Abu Lahab, Ummu Jamil, yang juga sangat aktif menyakiti Nabi Muhammad SAW. Ia dikenal suka menyebarkan duri dan kotoran di jalan yang biasa dilalui Nabi.

Allah menyebutnya sebagai "hammaalatal-hatab" (pembawa kayu bakar). Ada dua penafsiran utama mengenai makna ini:

  1. Secara harfiah, ia akan membawa kayu bakar untuk menambah bahan bakar api neraka suaminya di akhirat.
  2. Secara kiasan, ia adalah orang yang menyulut api permusuhan dan fitnah terhadap Nabi Muhammad SAW di dunia.

Ayat kelima melengkapi gambaran ini: "Yang pada lehernya ada tali dari sabut." Sabut adalah serat kasar dari pohon kurma. Kalung tali sabut ini melambangkan kehinaan dan ikatan siksaan yang akan membelenggu lehernya di Neraka, kontras dengan perhiasan mewah yang mungkin ia banggakan di dunia.

Pelajaran Penting untuk Umat Muslim

Surah Al-Lahab memberikan beberapa pelajaran fundamental. Pertama, ia mengajarkan bahwa permusuhan terhadap risalah Allah dan Nabi-Nya akan membawa kerugian abadi, terlepas dari status sosial atau kekayaan seseorang di dunia. Kedua, surah ini menunjukkan bahwa siksaan akan diterima oleh siapa saja yang aktif dalam menyebarkan keburukan dan permusuhan, baik laki-laki maupun perempuan. Ketiga, ia adalah peringatan bahwa tindakan penolakan yang terang-terangan terhadap kebenaran memiliki konsekuensi yang pasti dan keras di hadapan Allah SWT. Surah ini menegaskan prinsip keadilan ilahi bahwa setiap perbuatan akan dibalas sesuai dengan jenisnya.

🏠 Homepage