Surah Al Kahfi, yang berarti 'Gua', merupakan salah satu surah terpanjang dalam Al-Qur'an yang memiliki kedudukan istimewa, terutama bagi umat Islam di Indonesia yang sering merujuk pada pedoman resmi dari Kementerian Agama (Kemenag). Surah ini sarat akan pelajaran moral, spiritual, dan akidah, yang relevan untuk menghadapi tantangan zaman modern. Kemenag RI sering menekankan pentingnya membaca, memahami, dan mengamalkan kisah-kisah di dalamnya, khususnya menjelang hari Jumat.
Kisah-kisah dalam Al Kahfi berfungsi sebagai benteng spiritual terhadap fitnah terbesar yang akan dihadapi manusia, yaitu fitnah duniawi, fitnah agama, dan fitnah kematian. Membaca surah ini pada hari Jumat diyakini memberikan cahaya (nur) yang menerangi perjalanan hidup seorang mukmin.
Terdapat empat kisah utama yang menjadi inti pembelajaran dalam Surah Al Kahfi. Ketika merujuk pada teks atau tafsir yang dikeluarkan oleh lembaga resmi seperti Kemenag, penekanan selalu diletakkan pada hikmah di balik narasi tersebut:
Kisah tentang sekelompok pemuda beriman yang menolak menyembah berhala dan memilih tidur di gua selama ratusan tahun. Pelajaran utamanya adalah keteguhan iman (istiqamah) di tengah tekanan lingkungan yang sesat. Ini mengajarkan bahwa perlindungan sejati hanya datang dari Allah SWT, terlepas dari seberapa kuat musuh yang dihadapi.
Kisah tentang seorang yang kaya raya namun sombong dan mengingkari hari kebangkitan karena terlalu bangga dengan hartanya. Kebunnya hancur akibat bencana alam. Ini adalah peringatan keras tentang bahaya kesombongan (ujub) dan ketergantungan mutlak pada harta duniawi yang fana.
Perjalanan Nabi Musa bersama hamba Allah yang saleh, Khidr, menunjukkan bahwa ilmu manusia terbatas. Terdapat peristiwa-peristiwa yang tampaknya buruk (seperti merusak perahu atau membunuh anak) yang ternyata mengandung hikmah dan kebaikan di balik layar yang hanya diketahui oleh Allah. Ini mengajarkan kerendahan hati dalam menerima ilmu dan kehendak Ilahi.
Raja besar yang berkeliling dunia dan membangun penghalang antara kaum yang terganggu dengan Ya'juj dan Ma'juj. Kisah ini menegaskan bahwa kekuasaan dan kekuatan yang diberikan Allah harus digunakan untuk tujuan kebaikan, menegakkan keadilan, dan membantu sesama, bukan untuk menindas atau menyombongkan diri.
Berikut adalah penggalan awal dari Surah Al Kahfi, sebagaimana sering dikutip dalam publikasi resmi Kemenag:
Berdasarkan hadis yang sering dirujuk dalam literatur keagamaan Indonesia, keutamaan membaca Surah Al Kahfi pada hari Jumat meliputi: