Peringatan Tentang Kesombongan Ilmu dan Kekuasaan

Ilustrasi Gua dan Cahaya Kebenaran Representasi visual dari cahaya yang menerangi jalan, kontras dengan kegelapan kesombongan. Hikmah

Renungan Mendalam: Surah Al-Kahfi Ayat 51 hingga 60

Sepuluh ayat terakhir dari bagian kedua Surah Al-Kahfi (Ayat 51 hingga 60) adalah penutup yang kuat dan peringatan serius bagi manusia tentang hakikat kekuasaan, kekayaan, dan ilmu pengetahuan di dunia. Ayat-ayat ini membahas konsekuensi dari menganggap remeh pemberian Allah dan pentingnya pengakuan bahwa semua kenikmatan adalah titipan.

Teks ini akan membedah makna inti dari rentetan ayat mulia ini, mengajak pembaca merenungkan di mana posisi kita di hadapan ujian duniawi.

QS. Al-Kahfi: 51-53
مَا أَنْفَقْتُهُ مِنْ نَفَقَةٍ أَوْ نَذَرْتُ مِنْ نَذْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ (51) يَوْمَ تُبْلَى سَرَائِرُهُمْ فَيَرَوْنَ أَنَّهُمْ لَمْ يَكُونُوا لَهُمْ أَنْصَارٌ (52) وَلَوْ أَنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا وَمِثْلَهُ مَعَهُ لَافْتَدَوْا بِهِ مِنْ عَذَابِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَبَدَا لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مَا لَمْ يَكُونُوا يَتَحَقَّقُونَ (53)

Allah Maha Mengetahui segala infak dan nazar yang kalian lakukan, dan bagi orang-orang yang zalim tidak ada penolong. (Ingatlah) pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, lalu mereka (semua makhluk) tampak ke hadapan Allah Yang Maha Esa dan Maha Mengalahkan. Dan engkau akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu saling terikat dengan belenggu. Pakaian mereka terbuat dari api, dan wajah mereka tertutup api. Demikianlah Allah memberi balasan kepada setiap orang atas apa yang telah mereka perbuat. Dan mereka berkata, "Wahai celakalah kami, sekiranya kami dahulu tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun!" (51-53)

Ayat-ayat pembuka di segmen ini menekankan pengawasan ilahi yang total. Tidak ada niat baik sekecil apa pun yang tersembunyi dari pengetahuan Allah. Sebaliknya, ayat 53 memberikan gambaran horor tentang Hari Kiamat. Kekayaan duniawi yang begitu didamba—bahkan jika ia memiliki dua kali lipat dari apa yang ada di bumi—tidak akan berharga untuk menebus siksa. Ini adalah pukulan telak bagi kesombongan duniawi.

QS. Al-Kahfi: 54-57
وَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِي هَذَا الْقُرْآنِ لِلنَّاسِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ وَكَانَ الْإِنْسَانُ أَكْثَرَ شَيْئٍ جَدَلًا (54) وَمَا مَنَعَ النَّاسَ أَنْ يُؤْمِنُوا إِذْ جَاءَهُمُ الْهُدَى وَيَسْتَغْفِرُوا رَبَّهُمْ إِلَّا أَنْ تَأْتِيَهُمْ سُنَّةُ الْأَوَّلِينَ أَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ قُبُلًا (55) وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَيُجَادِلُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِالْبَاطِلِ لِيُدْحِضُوا بِهِ الْحَقَّ وَاتَّخَذُوا آيَاتِي وَمَا أُنْذِرُوا هُزُوًا (56) وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ فَأَعْرَضَ عَنْهَا وَنَسِيَ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ إِنَّا جَعَلْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَنْ لَا يَفْقَهُوهُ وَفِي آذَانِهِمْ وَقْرًا وَإِنْ تَدْعُهُمْ إِلَى الْهُدَى فَلَنْ يَهْتَدُوا إِذًا أَبَدًا (57)

Sungguh, Kami telah mengulang-ulang dalam Al-Qur’an ini bermacam-macam perumpamaan bagi manusia. Namun, manusia adalah makhluk yang paling suka membantah. Apa yang menghalangi manusia beriman ketika petunjuk datang kepada mereka dan mereka memohon ampun kepada Tuhan mereka, melainkan hanya keinginan mereka agar datangnya siksaan kepada mereka seperti yang telah dialami umat-umat terdahulu, atau datangnya azab secara langsung (di hadapan mereka)? Kami tidak mengutus para rasul melainkan sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Orang-orang yang kafir mendebat dengan (menggunakan) kebatilan untuk melenyapkan kebenaran dengannya. Dan mereka menjadikan ayat-ayat Kami dan peringatan yang diberikan kepada mereka sebagai olok-olokan. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, lalu ia berpaling daripadanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sungguh, Kami telah meletakkan penghalang di atas hati mereka sehingga mereka tidak memahaminya, dan (Kami letakkan) sumbatan di telinga mereka. Dan sekalipun engkau menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk untuk selama-lamanya. (54-57)

Ayat 54 menyoroti sifat dasar manusia: banyak berdebat (membantah) meskipun kebenaran telah disajikan berulang kali melalui perumpamaan dalam Al-Qur'an. Penolakan ini bukan karena kurangnya bukti, melainkan karena pilihan hati. Ayat 55 menjelaskan bahwa penolakan iman hanya akan berhenti jika mereka melihat azab secara langsung. Para Nabi diutus murni sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan, namun perdebatan batil digunakan oleh orang kafir untuk meremehkan wahyu (Ayat 56).

Puncak peringatan ada di ayat 57, menyebutkan bahwa tidak ada yang lebih zalim daripada orang yang berpaling dari peringatan ilahi. Akibatnya, hati mereka terkunci dan pendengaran mereka tersumbat—bukan karena dipaksa, melainkan sebagai konsekuensi logis dari pilihan mereka sendiri untuk menolak cahaya.

QS. Al-Kahfi: 58-60
وَرَبُّكَ الْغَفُورُ ذُو الرَّحْمَةِ لَوْ يُؤَاخِذُهُمْ بِمَا كَسَبُوا لَعَجَّلَ لَهُمُ الْعَذَابَ بَلْ لَهُمْ مَوْعِدٌ لَنْ يَجِدُوا مِنْ دُونِهِ مَوْئِلًا (58) وَتِلْكَ الْقُرَى أَهْلَكْنَاهُمْ لَمَّا ظَلَمُوا وَجَعَلْنَا لِمَهْلِكِهِمْ مَوْعِدًا (59) وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِفَتَاهُ لَا أَبْرَحُ حَتَّى أَبْلُغَ مَجْمَعَ الْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِيَ حُقُبًا (60)

Dan Tuhanmu Maha Pengampun, Pemilik Rahmat. Sekiranya Dia menyiksa mereka karena apa yang telah mereka perbuat, pasti Dia akan menyegerakan azab bagi mereka. Tetapi, bagi mereka ada waktu yang dijanjikan (Hari Kiamat), yang mereka tidak akan menemukan tempat perlindungan selain dari sisi-Nya. Dan (ingatlah) negeri-negeri itu telah Kami binasakan ketika mereka telah berbuat zalim, dan Kami telah menetapkan bagi kebinasaan mereka itu suatu waktu tertentu. (58-59) Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada pembantunya, "Aku tidak akan berhenti berjalan sebelum aku sampai ke tempat bertemunya dua lautan, atau aku akan berjalan terus bertahun-tahun." (60)

Ayat 58 adalah pengingat akan rahmat luas Allah. Meskipun Dia berkuasa menyegerakan azab atas pendurhakaan mereka, Dia menunda hukuman tersebut karena sifat-Nya yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Namun, penundaan ini bukan berarti penghapusan pertanggungjawaban; ada janji waktu azab yang pasti (Hari Kiamat) di mana tidak ada tempat berlindung lain. Ayat 59 menguatkan hal ini dengan contoh umat terdahulu yang dibinasakan setelah mereka melampaui batas.

Ayat 60 menutup segmen ini dengan memperkenalkan kisah penting berikutnya: perjalanan Nabi Musa AS bersama Khidir. Musa menyatakan tekadnya yang luar biasa ("Aku tidak akan berhenti berjalan sampai aku mencapai pertemuan dua lautan..."), menunjukkan bahwa pencarian ilmu dan kebenaran yang sejati membutuhkan kegigihan dan pengorbanan yang ekstrem, kontras dengan sikap membantah yang dibahas sebelumnya.

Kesimpulan Peringatan

Sepuluh ayat ini berfungsi sebagai cermin koreksi diri. Pertama, ia mengingatkan bahwa setiap amal perbuatan tercatat. Kedua, ia menunjukkan bahwa kekayaan duniawi tidak berarti di hadapan azab akhirat. Ketiga, penolakan terhadap wahyu adalah bentuk kezaliman terbesar yang menyebabkan pengerasan hati. Keempat, Allah memberi tenggang waktu karena rahmat-Nya, namun janji azab pasti akan berlaku. Oleh karena itu, mengambil pelajaran dari kisah-kisah dalam Surah Al-Kahfi dan mengikuti petunjuk Nabi adalah jalan terbaik untuk menghindari kesombongan dan memperoleh keselamatan hakiki.

🏠 Homepage