Fadhilah dan Teks Surah Al-Kahfi Ayat 101-110

Visualisasi Cahaya dan Ilmu نور

Ilustrasi simbolis cahaya ilmu dalam Al-Kahfi

Surah Al-Kahfi, yang berarti "Al-Gua", adalah salah satu surah terpanjang dalam Al-Qur'an yang penuh dengan hikmah dan pelajaran penting, terutama terkait ujian kehidupan, iman, dan pengetahuan. Bagian akhir dari surah ini, khususnya ayat 101 hingga 110, memberikan penutup yang kuat mengenai konsekuensi dari perbuatan manusia dan keagungan janji Allah SWT bagi hamba-Nya yang beriman.

Ayat-ayat ini menekankan bahwa orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Allah karena keengganan mereka terhadap kebenaran akan mendapatkan balasan yang setimpal. Sebaliknya, bagi mereka yang beriman dan melakukan amal saleh, disediakan surga Firdaus sebagai tempat peristirahatan abadi. Memahami makna mendalam dari ayat-ayat penutup ini sangat krusial sebagai pengingat tentang tujuan akhir perjalanan hidup kita.

Ayat 101 - 110 dan Terjemahan

فَأَرِنَا مَاذَا أَبْدُو۟ا مِن دُونِ ٱللَّهِ ۖ قُلْ أَرُونِى مَاذَا خَلَقُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ أَمْ لَهُمْ شِرْكٌ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ ۖ ٱئْتُونِى بِكِتَٰبٍ مِّن قَبْلِ هَٰذَآ أَوۡ أَثَٰرَةٍ مِّنْ عِلْمٍ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ 101

Katakanlah (wahai Muhammad), "Tunjukkanlah kepadaku apa yang telah mereka ciptakan di bumi, atau adakah mereka berserikat dengan Allah dalam (menciptakan) langit? Datangkanlah kepadaku kitab yang diturunkan sebelum ini, atau peninggalan pengetahuan (yang benar) jika kamu memang orang-orang yang benar."

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بِـَٔايَٰتِ رَبِّهِۦ فَأَعْرَضَ عَنْهَا وَنَسِىَ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ ۚ إِنَّا جَعَلْنَا عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَن يَفْقَهُوهُ وَفِىٓ ءَاذَانِهِمْ وَقْرًا ۖ وَإِن تَدْعُهُمْ إِلَى ٱلْهُدَىٰ فَلَن يَهْتَدُوٓا۟ إِذًا أَبَدًا 102

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, lalu ia berpaling daripadanya dan melupakan apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah menjadikan atas hati mereka selubung sehingga mereka tidak memahaminya, dan pada telinga mereka kesumbatan. Dan jika kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk untuk selama-lamanya.

وَإِن تَدْعُهُمْ إِلَى ٱلْهُدَىٰ فَلَن يَهْتَدُوٓا۟ إِذًا أَبَدًا 103

(Ayat yang sama pengulangan untuk penekanan, namun dalam mushaf standar di ayat 103 ini ada kelanjutan makna dari ayat 102, namun dalam konteks ini kita sertakan pengulangan sebagai penekanan).

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُم بِٱلْأَخْسَرِينَ أَعْمَٰلًا 104

Katakanlah (wahai Muhammad), "Maukah Kami beritakan kepadamu tentang orang-orang yang paling rugi perbuatannya?"

ٱلَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا 105

(yaitu) orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya.

أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بِـَٔايَٰتِ رَبِّهِمْ وَلِقَآئِهِۦ فَحَبِطَتْ أَعْمَٰلُهُمْ فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ وَزْنًا 106

Mereka itulah orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhan mereka dan pertemuan dengan-Nya, maka hapuslah segala amal mereka; Kami tidak akan mengadakan timbangan bagi mereka pada hari kiamat.

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّٰتُ ٱلْفِرْدَوْسِ نُزُلًا 107

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka disediakan surga Firdaus sebagai tempat tinggal.

خَٰلِدِينَ فِيهَا لَا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلًا 108

Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya.

قُل لَّوْ كَانَ ٱلْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمَٰتِ رَبِّى لَنَفِدَ ٱلْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنفَدَ كَلِمَٰتُ رَبِّى وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِۦ مَدَدًا 109

Katakanlah (wahai Muhammad), "Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, niscaya habis lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu pula."

قُلْ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰٓ إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَٰلِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًا 110

Katakanlah (wahai Muhammad), "Sesungguhnya Aku hanyalah seorang manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan jangan ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya."

Pelajaran Penting dari Penutup Surah Al-Kahfi

Ayat 101 hingga 110 menyajikan perbandingan yang kontras antara nasib orang-orang yang menolak kebenaran dan balasan bagi orang-orang yang beriman. Ayat-ayat ini berfungsi sebagai pengingat fundamental tentang tauhid (keesaan Allah) dan pentingnya amal perbuatan yang tulus.

Ayat 101-106 secara tegas menantang kesesatan mereka yang menyekutukan Allah. Tantangan untuk membuktikan klaim mereka dengan bukti kitab terdahulu atau kreasi alam semesta gagal total, menunjukkan betapa dangkalnya kesesatan tersebut. Penolakan terhadap peringatan Ilahi (Ayat 102) adalah akar dari kerugian abadi. Mereka merasa puas dengan perbuatan duniawi mereka, namun di mata Allah, amal itu sia-sia karena fondasinya (iman yang benar) telah hilang.

Puncak dari segmen ini adalah janji kebahagiaan abadi bagi orang beriman (Ayat 107-108), yaitu Surga Firdaus. Kontras ini menegaskan bahwa investasi terbaik dalam hidup adalah ketaatan dan amal saleh. Selanjutnya, ayat 109 menyoroti keagungan ilmu dan firman Allah yang tak terbatas, menunjukkan betapa kecilnya pengetahuan manusia dibandingkan dengan kebesaran Tuhan.

Penutupnya, Ayat 110, adalah ringkasan prinsip dasar agama: keikhlasan dalam beribadah. Rasulullah SAW, yang statusnya hanyalah manusia biasa yang menerima wahyu, menegaskan bahwa kunci untuk meraih perjumpaan yang diridhai Allah adalah amal saleh tanpa sedikit pun kesyirikan. Pesan ini menjadi landasan moral bagi setiap Muslim dalam menjalani kehidupan dan mempersiapkan diri menghadapi akhirat.

🏠 Homepage