Dalam lembaran-lembaran Al-Qur'an, terdapat ayat-ayat yang berfungsi sebagai penyejuk, penguat, dan pembawa harapan, terutama saat kita dihadapkan pada tantangan hidup yang terasa berat. Salah satu surat yang paling sering dirujuk dalam kondisi tersebut adalah Surah Al-Insyirah (Asy-Syarh), yang secara harfiah berarti 'Kelapangan'. Surat ini diturunkan untuk menghibur Nabi Muhammad SAW pada masa-masa awal dakwah yang penuh kesulitan.
Meskipun keseluruhan surah ini sarat makna, dua ayat terakhirnya (Ayat 7 dan 8) seringkali menjadi inti dari penegasan janji ilahi. Ayat-ayat ini mengandung sebuah kaidah universal yang berlaku sepanjang masa: janji bahwa kesulitan akan selalu diikuti oleh kemudahan.
Perhatikanlah struktur bahasa dalam ayat ini. Allah SWT memilih untuk mengulang frasa "Inna ma'al 'usri yusra" (Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan) sebanyak dua kali. Dalam retorika Arab, pengulangan (tautologi) bukanlah sekadar pengisi kalimat, melainkan penekanan yang kuat terhadap makna yang disampaikan. Allah menegaskan janji ini dengan otoritas tertinggi-Nya.
Kata kunci di sini adalah "Ma'a" (bersama). Kata ini tidak berarti kemudahan datang *setelah* kesulitan usai, melainkan kemudahan itu *hadir bersamaan* atau *menyertai* kesulitan itu sendiri. Ini memberikan perspektif baru dalam menghadapi badai kehidupan. Ketika kita sedang berada di tengah kesulitan (al-'usra), kita tidak sendirian; kemudahan (al-yusr) sudah berjalan bersama kita, meskipun mungkin belum terlihat jelas oleh mata kita saat itu.
Para mufassir menjelaskan bahwa kesulitan (al-'usra) disebutkan tanpa awalan alif-lam, yang mengisyaratkan kesulitan yang spesifik dan terperinci yang sedang dihadapi seseorang. Sementara itu, kemudahan (al-yusr) disebutkan dengan awalan alif-lam, menunjukkan bahwa janji kemudahan ini adalah kemudahan yang umum, mutlak, dan pasti datang dari Allah.
Ayat 7 dan 8 Surah Al-Insyirah adalah terapi spiritual yang sangat efektif. Bagi seorang mukmin, ayat ini berfungsi sebagai jangkar keyakinan:
Banyak orang menemukan bahwa ketika mereka memaksimalkan ikhtiar mereka dalam menghadapi tantangan, dan pada saat yang sama memohon pertolongan Allah dengan kesungguhan, mereka akan mendapati pintu kemudahan terbuka—seringkali dari arah yang tidak pernah mereka duga sebelumnya. Ayat ini adalah pengingat konstan bahwa Allah tidak akan membebani seseorang melebihi batas kemampuannya, dan setiap beban pasti memiliki penyeimbangnya.
Surah Al-Insyirah, khususnya ayat 7 dan 8, mengajarkan kita filosofi hidup yang optimis berdasarkan iman. Kesulitan adalah proses pemurnian, dan kemudahan adalah hadiah yang dijanjikan. Oleh karena itu, ketika kita merasa terimpit, marilah kita tarik napas dalam-dalam, buka mushaf, dan resapi makna agung dari janji Allah: "Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." Janji ini adalah penawar paling mujarab bagi jiwa yang sedang gundah gulana.